Omzet Mencapai Rp1 Triliun, Begini Perjalanan Sukses Hendrik Tio Merintis E-Commerce Elektronik Bhinneka
Hendrik Tio adalah CEO dan Founder dari e-commerce elektronik pertama di Indonesia, Bhinneka. Bhinneka merupakan pionir e-commerce Tanah Air bagi korporasi, UMKM, dan pemerintah yang meraih sukses sejak digagas pada tahun 1993 lalu.
Tak hanya menjadi B2B e-commerce nomor satu di Indonesia. Bermitra dengan Pemerintah, Bhinneka pun menjadi toko online pertama penyedia di e-Katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah).
Bhinneka juga menjadi perusahaan e-commerce pertama yang menggunakan strategi omni channel, meliputi online-to-offline (O2O) lewat dibukanya Bhinneka Store di sejumlah kota. Selain itu, Bhinneka pun merupakan perusahaan e-commerce pertama yang terhubung langsung dengan DJP (Direktorat Jenderal Pajak).
Kini, Bhinneka memiliki lebih dari 760.000 anggota, 50.000 produk, dengan 36 kategori produk yang ditawarkan. Yang lebih mencengangkan, omzetnya mencapai lebih dari Rp1 triliun dengan jumlah pegawai kurang lebih 715 orang.
Baca Juga: Mengintip Kisah Sukses Steven Wongsoredjo dengan Social Commerce Garapannya, Aplikasi Super
Hendrik Tio Bhinneka
Profil Hendrik Tio (Sumber: bumntrack.co.id)
Hendrik Tio telah melalui jatuh bangun dan pasang surut bersama Bhinneka. Awalnya, ia harus mengeluarkan modal sebesar Rp100 juta untuk memulai usaha ini. Bersama sejumlah rekan sejawat dan tim kerjanya, Bhinneka pun mengawali perjuangannya.
Terlahir di masa sulit membuat Bhinneka tumbuh sebagai perusahaan berfondasi solid dan tak tergoyahkan. Di awal perjalanannya pada tahun 1993, Bhinneka ialah distributor mesin cetak format besar. Ketika itu, Bhinneka menghadirkan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO), produk IT, Business Solution, serta Professional Services untuk korporasi, UMKM, serta institusi pemerintah.
Bangkit dan Bertahan Melewati Krisis Moneter
Sampai kemudian, Bhinneka bertahan melalui krisis moneter (krismon) yang terjadi di tahun 1998. Pada tahun 1999, Bhinneka.com sebagai toko IT dalam jaringan pertama di Indonesia diluncurkan. Selang ke tahun 2001, Bhinneka membuka gerai offline pertamanya dan mulai mencanangkan omni channel andalan mereka.
Ibarat membangun ulang usahanya, Hendrik Tio menerapkan model bisnis yang berbeda untuk beradaptasi dengan keadaan. Memasuki tahun 2011, Hendrik Tio kembali meluncurkan Bhinneka Bisnis sebagai platform B2B pertama Indonesia.
Lalu pada tahun 2015, Hendrik Tio bersama Bhinneka membantu Pemerintah RI membangun e-Katalog LKPP. Selanjutnya di tahun 2018, Bhinneka menghadirkan Business Solutions bagi klien korporasi dengan sistem terintegrasi IoT (Internet of Things) dan lainnya.
Adapun di tahun 2019, Bhinneka melakukan perluasan kategori produk non-IT, selain menghadirkan MRO. Pada tahun 2020, Bhinneka menjelma menjadi penyedia layanan Business Super-Ecosystem.
Online Store Pertama yang Terpercaya di Indonesia
Selama ini, Bhinneka telah berjaya sebagai situs e-commerce khusus elektronik. Bhinneka menyediakan beragam gadget, komputer, laptop, serta bermacam aksesoris lengkap.
Beraneka macam produk original disediakan, mulai kebutuhan bisnis-profesional di kantor dan tempat usaha, bahkan hingga peralatan dapur dan rumah tangga pun tersedia. Berbagai keperluan hobi, perawatan tubuh, dan tentunya perangkat elektronik, IT, dan telekomunikasi pun dapat ditemukan di Bhinneka. Semua itu disediakan oleh lebih dari 9.000 supplier.
Selain itu, Bhinneka pun merupakan pemasar resmi untuk produk Apple (Apple Authorized Reseller/AAR). Omzet Bhinneka terus meningkat dari target ratusan miliar hingga akhirnya tembus Rp1 triliun.
Dalam perjalanannya yang panjang, Bhinneka selalu menyelenggarakan berbagai promo menarik bagi para penggunanya. Produk-produk yang tersedia pun bisa didapatkan dengan harga bersaing, bebas ongkos kirim ke mana saja (syarat ketentuan berlaku), dan lainnya.
Dan kini, pelanggan juga bisa menikmati opsi cicilan 0%, baik yang tanpa kartu kredit/konvensional maupun dengan menggunakan credit card.
Strategi Omni Channel dan Buka Gerai Offline
Melalui slogan terbarunya, #AsliBikinTenang, Bhinneka menghadirkan pengalaman belanja online secara lengkap, terpercaya, dan andal bagi para pelanggan. Ini berarti Bhinneka senantiasa mengutamakan mutu terbaik di setiap produk serta pelayanannya.
Tak hanya itu saja yang ditawarkannya, Bhinneka juga melayani pembelian secara offline dengan sejumlah gerai di beberapa kota. Seperti diketahui, Bhinneka menggunakan taktik omni channel.
Dalam marketing, strategi ini menjadi model bisnis lintas channel yang mengutamakan pengalaman belanja para pelanggannya. Pelanggan bisa shopping melalui berbagai channel yang tersedia, baik offline maupun online.
Di Jakarta sendiri, gerai offline Bhinneka terdapat di Gunung Sahari, Mangga Dua Mall, serta Mall Ambasador.
Baca Juga: Cerita Haryanto Tanjo yang Sukses Ciptakan Aplikasi Moka
Menyediakan Gerai Service Center Demi Kepuasan Pelanggan
Penghasilan Bhinneka didapatkan kebanyakan dari segmen Business to Business (B2B) sekira 70%. Sedangkan sisanya didapatkan melalui jalur ritel. Bhinneka mengklaim telah mempunyai lebih dari 26 ribu konsumen B2B.
Dan demi after sales berkualitas tinggi, Bhinneka pun melengkapi diri dengan Service Center resmi untuk beragam merek dan produk. Di antaranya mencakup Lenovo, Acer, HP, HTC dan Asus.
Bertransformasi Jadi Business Super-Ecosystem
Sejak 2019 lalu, Bhinneka telah bertransformasi menjadi Business Super-Ecosystem. Perubahan ini membuat Bhinneka menghadirkan layanan sektor jasa pertama dan paling lengkap untuk memenuhi kebutuhan bisnis Tanah Air, seperti UMKM hingga Enterprises.
Ekosistem ini diketahui menghubungkan pelaku bisnis secara komprehensif (business enabler). Sehingga pelanggan yang terdiri dari UKM, UMKM, dan enterprises dapat terhubung dengan penyedia jasa, penghasil barang, fintech, layanan logistik, dll.
Business enabler dari Bhinneka mempertemukan para pelaku usaha melalui platform end-to-end eProcurement. Dengan begitu, pengguna pun akan mendapatkan pengalaman #BelanjaBisnisJadiPraktis, demikian seperti tagline populer dari Bhinneka.
Alhasil, layanan bisnis yang tersedia pun dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal. Di antaranya yaitu konsultasi dan pelayanan pajak sedari awal usaha, perluasan branding serta exposure, mendapatkan market insight melalui riset pasar, hingga meningkatkan taktik bisnis dari segi marketing.
Kantongi Segudang Penghargaan dan Sertifikasi
Bhinneka sejauh ini telah berhasil mengantongi segudang penghargaan. Deretan apresiasi yang terbaru itu di antaranya yaitu Best Brand Award (2018-2019) dari CMO Asia.
Bhinneka juga meraih Dukungan Keterbukaan Data Marketplace dari Kemkominfo 2018, Leading B2B IT e-commerce player dari Dailysocial.id & Jakpat Survey 2018, serta TUV Rheinland Certified.
Pada tahun 2017, 2018, dan 2019, Ditjen Pajak memberikan penghargaan yang disebut Kontribusi terhadap Penerimaan Negara WP VIP-1-Ditjen Pajak. Selain itu, Bhinneka juga mengantongi ISO 27001:2013 Information Security Management System for Customer Data Management within CRM System in B2G on PT Bhinneka Mentari Dimensi (2020).
Persiapkan Bhinneka untuk Jadi Unicorn dan IPO
Dalam beberapa tahun ke depan, Hendrik menargetkan Bhinneka untuk melakukan penjualan perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Rupanya, Hendrik Tio bersama tim tak hanya sedang mempersiapkan agar tembus IPO, tapi juga untuk menjadi Unicorn sejak tahun 2019 lalu.
Namun menurutnya, kedua persiapan tersebut perlu dilakukan sematang mungkin. Dan untuk mewujudkan dua target itu merupakan proses dan perjalanan tersendiri.
Terlebih, Hendrik pun masih menunggu timing yang tepat untuk go public. Strategi tersebut dilakukannya agar value yang didapatkan pun bisa optimal.
Yang penting, seperti diungkapkan Hendrik, perusahaannya akan terus menerus bertumbuh dan berkelanjutan. Hingga kini, Bhinneka masih terus berkolaborasi dengan banyak pihak untuk membangun ekosistem dan market bersama-sama. Di antaranya seperti Koinworks, Lazada, Universitas Komputer Indonesia, dan masih banyak lagi.
Bermitra Resmi dengan Berbagai Brand Kenamaan
Terhitung sudah 27 tahun Bhinneka menjajal industri ekonomi digital. Sebagai pemain lama, Bhinneka terus bertumbuh menjadi platform yang mempertemukan dan membuka beragam peluang bisnis bagi banyak pihak.
Selama kiprahnya, Bhinneka di bawah pimpinan Hendrik Tio telah menjadi reseller resmi dari berbagai brand kenamaan. Di samping menjadi reseller resmi Apple, Bhinneka juga menjadi partner dan reseller resmi dari sejumlah brand tersohor lainnya. Di antaranya, Microsoft, Adobe, IBM, HP, Roland DG, TP-Link, dan HP. Bhinneka juga resmi bermitra dan menjadi reseller bersertifikasi dari Fujitsu, WinRAR, Intel, Lenovo, dan masih banyak lagi.
Inovasi Berkelanjutan untuk Tetap Bertahan
Hendrik Tio Bhinneka (Sumber: sg.wantedly.com)
Disebutkan Hendrik, salah satu kiatnya untuk mempertahankan kesuksesan dan terus berjalan adalah inovasi yang berkelanjutan. Menurutnya, inovasi harus terus dilakukan secara berkelanjutan mengingat kemajuan teknologi cenderung pesat; dunia maya pun cepat berubah.
Inovasi dapat membuat pelanggan tetap setia walaupun kompetitor lain sudah banyak bermunculan. Inovasi berarti bersedia melakukan sejumlah perubahan dan penyesuaian yang diperlukan agar tetap kompeten, outstanding, excellent, dan relevan.
Contoh kecilnya, seperti pada tema desainnya. Bhinneka diketahui sudah lebih dari belasan kali mengganti desain dengan beragam tema, termasuk “Faces of Indonesia”. Bhinneka mengangkat kekayaan budaya Topeng Nusantara dan kebhinnekaan Indonesia.
Selain itu, perubahan dan penyesuaian inovatif lainnya terus Hendrik Tio lakukan. Termasuk model bisnis, strategi marketing, hingga varian produk serta berbagai sistem yang dijalankan Bhinneka sejak 1993-2023.
Baca Juga: Kembangkan Rice Bowl Mangkokku, Begini Cerita Randy Kartadinata Sukses Berbisnis Foodtech