Jadi Orang Terkaya Paling Muda di Dunia, Miliarder Mark Zuckerberg Pilih Gaya Hidup Sederhana
Mark Elliot Zuckerberg, pria sederhana kelahiran Mei 1984 dikenal dunia sebagai Founder dan CEO Facebook. Putra kedua dari Edward dan Karen Zuckerberg ini berasal dari Dobbs Ferry, Westchester Country, New York. Ayahnya berprofesi sebagai dokter gigi, sedangkan ibunya seorang psikolog.
Mark sukses besar setelah Facebook menjadi favorit masyarakat seantero dunia. Bahkan kini namanya berjaya dan masuk dalam daftar 10 orang paling kaya di dunia. Kendati demikian, Mark Zuckerberg lebih memilih gaya hidup sederhana.
Membuat Plug-In untuk Winamp
View this post on Instagram
Sejak kecil, Mark sudah menunjukkan passion besar di bidang teknologi dan komputerisasi. Ayahnya memfasilitasi Mark dengan membelikan komputer di umur Mark yang kedelapan.
Saat masih duduk di bangku SMP, Mark sudah mampu unjuk gigi dengan membuat plug-in untuk Winamp MP3 Player. Prestasi ini dicapainya bersama salah satu rekan yang bernama D’Angelo.
Plug-In ini merupakan program yang dapat berinteraksi dengan sejumlah aplikasi host. Salah satunya seperti email atau seperti web browser yang digunakan internet user.
Kolaborasi Mark dan D’Angelo ini membuahkan alat yang mampu menghimpun lagu favorit orang dari berbagai genre musik. Kemudian daftar putar musiknya dapat dibuat sesuai dengan selera pendengarnya.
Baca Juga: Quotes Sukses Bos Besar Facebook, Mark Zuckerberg
Dikeluarkan dari Harvard Demi Sempurnakan Facebook
View this post on Instagram
Cikal bakal penciptaan Facebook tak lepas dari masa kuliah Mark di kampus bergengsi, Harvard University. Demi penyempurnaan Facebook, bahkan belakangan Mark rela kena drop out dari universitas ternama itu.
Awalnya, Mark terinspirasi dari buku tahunan yang memampangkan foto beserta identitas mahasiswa dan mahasiswi yang lulus. Sebagai mahasiswa baru yang hendak memperbanyak kenalan, ia ingin membuat versi online dari face book tersebut untuk mempermudah rencananya.
Sayangnya, pengajuan rencana ini tak disambut oleh para petinggi kampus. Meski tak mendapat respon positif, Mark tetap melanjutkan misinya. Ia bersiteguh hal itu bisa dicapainya.
Ia lantas membuat situs bernama Course Match, hingga kemudian berujung pada pembuatan Facemash. Kemudian ia menyempurnakan situs tersebut menjadi jejaring sosial Facebook.
Facebook pun berkembang pesat. Dari yang tadinya merupakan alat komunikasi sosial intern mahasiswa Harvard, jejaring sosial ini menjadi sarana komunikasi untuk keluarga, rekan kerja, hingga teman lama dan pergaulan sosial lainnya.
Harus diakui, popularitas Facebook telah melampaui berbagai media sosial pendahulunya termasuk MySpace. Ini terbukti dari begitu banyaknya pengguna internet yang mendaftar setiap waktu.
Kini, setidaknya ada lebih dari 100 aplikasi baru yang digabungkan ke Facebook per harinya. Setiap hari, lebih dari 90 persen pengguna Facebook ikut menggunakan aplikasi-aplikasi tambahan tersebut.
Dahsyatnya Pendapatan dari Facebook
View this post on Instagram
Facebook terus bertumbuh dan semakin berjaya sejak belasan tahun lalu. Di sepanjang perkembangannya, Facebook juga telah melakukan sejumlah integrasi dan akuisisi besar-besaran.
Yang paling dikenal dan berdampak ialah aplikasi WhatsApp di tahun 2014 dan Instagram sejak 2012 lalu. Penggabungan ini tentu membuat Facebook semakin digdaya dan menghasilkan banyak income.
Faktanya, jejaring sosial Facebook merupakan mesin uang yang sanggup menghasilkan hingga lebih dari Rp 20 miliar per jam. Dengan kata lain, setiap jam Mark dan Facebook dapat meraup hingga 1,6 Dollar AS.
Artinya, setiap menitnya, Mark menghasilkan rata-rata pendapatan dan gaji para karyawan Amerika Serikat dalam satu tahun. Fakta ini didapatkan dari data Biro Statistik Ketenagakerjaan AS.
Namun sejak terjadinya Cambridge Analytica Scandal dua tahun lalu, Facebook jadi tak begitu bersinar lagi. Kasus data pengguna yang bocor membuat publik hilang kepercayaan terhadap jejaring sosial favorit masyarakat segala lapisan ini.
Menyukai Gaya Hidup Sederhana
View this post on Instagram
Sudah bukan rahasia lagi jika Mark Zuckerberg tidak terlalu berselera menikmati kemewahan. Hal ini tercermin dari gaya hidupnya yang cenderung bersahaja dan biasa saja. Dalam hal memilih pakaian dan kendaraan, Mark tampak sangat praktis, minimalis, dan merakyat.
Alih-alih banyak bergaya dengan barang high-end branded, Mark lebih memilih pakaian yang nyaman dan casual. Bahkan seringkali dijumpai, Mark hampir selalu mengenakan kaos warna favoritnya, misty gray.
Mark kerap memadupadankan kaos dengan celana jeans hingga sepatu kets. Ia berpendapat, ada banyak hal penting dan produktif yang bisa dilakukannya dan ia tak akan membuang waktunya hanya untuk memikirkan gaya pakaian.
Kendati sudah hidup tajir melintir sejak berusia 30 tahun, namun prinsip Mark tetap sama dalam menyikapi keuangan. Prinsipnya ialah mengutamakan kenyamanan daripada kemewahan. Baginya, yang membuat nyaman ialah suatu kemewahan, sedangkan kemewahan belum tentu membawa kenyamanan.
Hal ini juga tercermin darinya memilih kendaraan. Walau sudah sukses dan banyak uang, Mark tampak masih setia membawa kendaraannya yang sudah tak bisa dibilang muda. Baginya, selama masih nyaman dan aman untuk digunakan, penampilan yang usang bukanlah suatu masalah.
Baca Juga: Sukses Berkat Coding, CEO CoderBunnyz Samaira Mehta Berbagi Resep Sukses
Tidak Boros dan Menyusun Prioritas Utama
View this post on Instagram
Tak seperti orang kebanyakan, Mark tak mempunyai televisi di rumahnya. Ia juga memilih untuk tinggal di rumah yang sederhana bersama istri dan anak mereka.
Padahal dengan kekayaan berlimpah yang dimilikinya, bahkan sebuah pulau pun bisa dibelinya. Namun pada dasarnya, Mark memilih untuk menyusun prioritas utama dan tak boros dalam keuangan.
Tak terlena pada kekayaan dan kemewahan, Mark memilih untuk berfokus pada kecintaannya terhadap pekerjaan. Bagi Mark, lebih penting untuk mencintai pekerjaannya ketimbang mencintai harta benda dan kekayaan yang ia punya.
Cermat Mengelola Keuangan
View this post on Instagram
Tak dapat terelakkan, Mark ialah sosok cerdas yang sanggup menghasilkan banyak uang. Namun tak hanya itu saja, rupanya ia juga cermat dalam mengelola pengeluaran dan keuangannya secara keseluruhan.
Pendapat Mark, adalah penting untuk tidak membuang uang bagi hal yang tak berguna. Lagi-lagi, prinsipnya ini tampak jelas saat ia melepas masa lajangnya beberapa tahun lalu. Alih-alih dirayakan dengan serba mewah dan extravagant, Mark justru malah berhemat.
Meski begitu, Mark mengakui bahwa berhemat bukan berarti ia hidup serba kekurangan. Sebaliknya, ia meminimalisir apa yang diinginkannya dan mewujudkan hal tersebut.
Mark menikahi istrinya, Priscilla Chan, dalam sebuah resepsi kecil yang private. Resepsi tersebut dihelat di halaman rumah keduanya yang bertempat di Palo Alto. Seremoni tersebut hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat mereka yang jumlahnya kurang dari 100 orang tamu.
Uniknya lagi, saat honeymoon bisa saja Mark membawa Priscilla ke pulau terpencil yang sudah disewanya. Namun tak seperti kisah film Twilight, Mark dan Priscilla pergi ke tempat yang umumnya dikunjungi orang kebanyakan.
Bahkan, paparazzi mendapati mereka menyantap makanannya dengan casual dan biasa saja di McDonald’s di negara Italia saat honeymoon tersebut.
Jadi Orang Terkaya Paling Muda di Dunia
View this post on Instagram
Sebagai pengusaha internet dan ahli pemrograman komputer yang sukses besar, Mark telah mengantongi kurang lebih 60 miliar Dollar AS, atau sekitar Rp 800 triliun per tahun 2020. Angka kekayaan bersihnya memang ikut menurun seiring terjadinya wabah pandemi yang tengah memukul bumi saat ini.
Secara keseluruhan, penghasilan Mark sempat naik turun sejak dua tahun lalu. Pasalnya per tahun 2018, kekayaan Mark pernah menembus angka Rp 1.148 triliun. Meski begitu, hingga kini namanya masih bertengger dalam daftar sepuluh orang terkaya di dunia, bersama Bill Gates (Microsoft), Warren Buffett (Berkshire Hathaway), dan Jeff Bezos (Amazon).
Mark juga menjadi orang terkaya di dunia yang usianya paling muda menurut Forbes. Arus income paling kencang tak lain ia dapatkan dari Facebook yang sudah eksis berdiri sejak tahun 2003.
Sukses Seperti Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg bersama istrinya telah mendonasikan sebagian harta kekayaan mereka kepada yayasan yang bernama Giving Pledge. Bahkan ia sempat menyatakan hendak mengamalkan 99% kekayaannya.
Mark dan Priscilla kemudian membentuk Chan-Zuckerberg Initiative (CZI) yang difokuskan untuk mendukung kemajuan potensi manusia. Memberikan impact besar bagi kemanusiaan, CZI diketahui ikut membantu penelitian virus dan wabah pandemi yang sedang menyerang dunia saat ini.
Pada akhirnya, semua orang sukses pasti ingin berguna dan bermanfaat baik bagi sesama manusia. Yuk kita tiru teladan baiknya.
Baca Juga: Yuk, Kepoin Uang Libra Facebook yang Diluncurkan Awal 2020