9 Tips Jitu Lulus Medical Check Up
Tes kesehatan atau medical check up menjadi salah satu tes yang agak menakutkan dalam proses rekrutmen kerja. Jika kandidat terbukti mengidap penyakit yang berbahaya, ia bisa gagal. Usaha dan jerih payah selama ini menjadi sia-sia.
Kenapa harus medical check up?
Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Melalui pemeriksaan ini, diharapkan gangguan kesehatan tertentu bisa terdeteksi sejak dini.
Tujuan medical check up adalah:
- Mengetahui gangguan kesehatan yang mungkin diderita pasien agar dapat tertangani lebih awal
- Mendeteksi penyakit yang tidak disertai gejala
- Menilai risiko penyakit yang mungkin bisa muncul di kemudian hari
- Mendorong pasien untuk beralih ke gaya hidup sehat
- Memastikan kondisi kesehatan pasien sebelum menjalani pengobatan tertentu
Sebelum menjalani medical check up, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Pasien disarankan untuk membawa hasil pemeriksaan medis, misalnya foto Rontgen.
Proses Medical Check Up
Bentuk-bentuk tes dalam medical check up cukup beragam. Tes yang dilakukan akan disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan pasien. Berikut adalah beberapa tes atau pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam medical check up:
1. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Pada tahap awal medical check up, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gaya hidup, seperti pola makan, intensitas olahraga, serta kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
2. Pemeriksaan Tanda Vital
Tanda-tanda vital yang diperiksa dalam medical check up di antaranya:
- Frekuensi denyut jantung
Denyut jantung normal adalah 60–100 kali per menit. - Frekuensi pernapasan
Pernapasan normal berkisar antara 12–20 kali per menit. - Suhu tubuh
Suhu tubuh normal rata-rata berkisar antara 36–37 derajat Celcius. - Tekanan darah
Tekanan darah yang tergolong normal adalah 90/60–120/80 mmHg.
3. Pemeriksaan Fisik
Pada saat pemeriksaan fisik, pasien akan diminta untuk berdiri, duduk, atau berbaring, tergantung pada bagian tubuh yang akan diperiksa.
Pemeriksaan fisik biasanya dimulai dengan mengukur berat dan tinggi badan pasien, untuk mengetahui apakah pasien kekurangan atau kelebihan berat badan. Setelah itu, dokter akan memeriksa seluruh tubuh, mulai dari kepala hingga kaki.
Dalam pemeriksaan menyeluruh, dokter mungkin akan mengawalinya dengan melihat apakah ada kelainan di kulit, rambut, atau kuku, serta menekan atau mengetuk bagian tubuh tertentu. Bila muncul nyeri saat bagian tubuh tertentu ditekan atau diketuk, beri tahu hal tersebut kepada dokter.
Selanjutnya, dokter akan memeriksa mata, hidung, telinga, hingga organ. Dokter akan menggunakan alat bantu yang disebut otoskop untuk memeriksa kondisi telinga dan stetoskop guna mendengar bunyi jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.
Pada pemeriksaan kekuatan otot, diperlukan kerja sama dari pasien untuk melakukan gerakan tertentu sesuai arahan dokter. Bila kurang mengerti dengan arahan yang diberikan, jangan ragu untuk bertanya.
Kondisi kelamin juga akan diperiksa dalam pemeriksaan fisik. Pada laki-laki, penis dan testis akan diperiksa untuk mendeteksi infeksi, peradangan, atau perubahan ukuran. Sementara untuk memeriksa prostat, dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur guna mendeteksi ada tidaknya pembesaran ukuran kelenjar prostat.
Pada wanita, organ panggul yang meliputi vagina, vulva, serviks, ovarium, dan rahim, akan diperiksa untuk mendeteksi infeksi menular seksual atau gangguan kesehatan lain.
Sementara itu, untuk mendeteksi tumor atau kanker payudara, dokter akan melihat dan menekan area payudara. Dokter juga bisa memeriksa kondisi kelenjar getah bening dengan meraba area lipatan, seperti ketiak atau lipat paha, untuk mengetahui tanda-tanda benjolan pada area tersebut.
4. Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan di atas, beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini juga dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosis:
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, atau tinja, untuk melihat jumlah sel darah, kadar kolesterol, gula darah, atau zat kimia yang menjadi penanda fungsi organ. Pengambilan sampel tersebut juga dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan pada urine dan tinja. - Pemindaian
Pemindaian, seperti USG dan foto Rontgen, digunakan untuk melihat kondisi organ dalam agar lebih jelas. Organ yang dapat diperiksa antara lain paru-paru, hati, pankreas, ginjal, limpa, kandung kemih, prostat, dan rahim. Pada wanita, mammografi atau USG payudara dilakukan untuk mendeteksi tumor payudara. - Pemeriksaan rekam jantung
Rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG) bertujuan untuk merekam aktivitas listrik jantung dengan menempelkan elektroda di kulit dada, lengan, dan tungkai. Pemeriksaan EKG dapat dilakukan dalam posisi berbaring atau saat melakukan aktivitas, seperti berlari di atas mesin treadmill. - Pap smear
Bagi wanita usia 21 tahun ke atas dan sudah pernah berhubungan seksual, pap smear disarankan untuk dilakukan setiap 3 tahun guna mendeteksi kanker serviks sejak dini. Setelah usia 30 tahun, pap smear cukup dilakukan setiap 5 tahun, lalu setelah usia 65 tahun, pap smear tidak perlu dilakukan bila tidak menimbulkan keluhan.
Tips Jitu Lulus Medical Check Up
Meski sedikit merepotkan dan sepertinya tidak adil karena hasil medical check up bisa mempengaruhi keputusan proses rekrutmen kerja. Namun, pemberlakuan tes kesehatan sebenarnya menguntungkan kedua belah pihak, yaitu karyawan dan perusahaan. Dengan tes ini, karyawan menjadi aware terhadap kondisi kesehatannya.
Apakah kamu akan mengikuti tes kesehatan dalam waktu dekat? Berikut tips jitu supaya lulus.
1. Hentikan Merokok
Bagi perokok, hentikan kebiasaan buruk ini untuk sementara waktu. Ya, setidaknya 1-2 bulan sebelum medical check up untuk memastikan kondisi paru-paru minim bercak hitam bekas nikotin.
Bagi yang tidak merokok, hindari perokok aktif karena asap rokok yang terhirup dapat menimbulkan bercak hitam juga. Jangan karena kenikmatan semata, nilai tes malah berkurang.
2. Perbanyak Istirahat
Agar tekanan darah tetap normal, sebaiknya tidur yang cukup beberapa hari sebelum hari-H medical check up. Istirahat membantu mengurangi ketegangan, sehingga sel saraf menjadi rileks. Selain itu, hormon stres ikut berkurang.
Bagi penderita insomnia, cobalah atur jam tidur lebih cepat dari sebelumnya. Paksa agar matamu tertutup, jadi tubuh perlahan-lahan terlelap.
3. Jaga Stamina Tubuh
Berolahraga sebelum medical check up tidak hanya membuat tubuh bugar, tapi juga melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh. Olahraga yang sederhana saja, seperti jalan, lari, atau bersepeda di sekitar kompleks.
Hindari olahraga berat, ya! Selain menguras tenaga, olahraga berat dapat meningkatkan tekanan darah yang otomatis mempengaruhi hasil tes kesehatanmu nanti.
Baca Juga: Kenali Manfaat Hingga Resiko Kelebihan Mengonsumsi Vitamin A Bagi Tubuh
4. Perbanyak konsumsi sayur dan buah
Gorengan memang enak, tapi untuk sementara dijauhkan dulu karena minyaknya meningkatkan kolesterol. Ganti gorengan kesukaanmu dengan sayur dan buah-buaha, yang tentu lebih sehat bagi tubuh.
Kandungan serat di dalamnya dapat memperlancar sistem pencernaan, meningkatkan metabolisme di dalam tubuh. Jadi, hasil kesehatan baik-baik saja. Kamu bisa lulus dan pastinya bebas khawatir terhadap kondisi kesehatan.
5. Penuhi Kebutuhan Air Putih
Tubuh membutuhkan 8-12 gelas atau 2 liter air putih setiap hari untuk membantu menjaga metabolisme tubuh. Begitu pula dengan racun yang ada di dalam tubuh, perlahan-lahan akan dikeluarkan sewaktu buang air kecil.
Bagi yang malas minum, coba untuk tingkatkan intensitas minum di pagi, siang, maupun malam hari. Isilah botol air minum sampai penuh, lalu letakkan di dekatmu agar kamu tak lupa minum. Karena terkadang, rasa malas itu muncul karena jarak antara botol minum dan kamu terlalu jauh.
6. Hindari Konsumsi Obat-obatan
Setidaknya sebelum 3 hari menjalani medical check up, hindari konsumsi segala macam obat-obatan karena ada efek sampingnya bagi tubuh. Hal ini akan mempengaruhi hasil tes darah, meskipun sebenarnya peredaran darah lancar dan tidak ada gejala tekanan darah rendah.
Lain halnya jika ada penyakit yang harus disembuhkan dalam waktu dekat, mengonsumsi obat-obatan sangatlah wajar. Namun, akan lebih baik jika kamu melakukan reschedule tes kesehatan. Estimasi waktu pemulihan yang dibutuhkan, sehingga tes dapat segera dilakukan.
Baca Juga: Ini Persiapan untuk kamu yang akan Jalani Medical Check Up
7. Hidup Bebas Kafein
Memang, hidup tanpa segelas kopi dalam sehari bisa membuat mood menjadi jelek. Tapi karena tes kesehatan ini menentukan perjalanan karirmu, berkorbanlah sedikit saja. Siapa tahu rezekimu ada di perusahaan tersebut.
Tak perlu lama-lama, 2-3 hari tanpa kafein sudah cukup. Setelah medical check up selesai dan lulus, kamu boleh konsumsi kafein secukupnya. Sebab, konsumsi berlebih justru membahayakan kesehatan.
8. Puasa
Jika tes kesehatan yang dilakukan berupa tes kadar gula dalam darah, sebaiknya berpuasalah setidaknya 12 jam sebelum tes dilakukan. Tujuannya untuk menormalkan kadar gula darah di dalam tubuh, jadi hasilnya tidak melebihi batas yang diperbolehkan.
Makanan, terutama yang bercita rasa manis dapat meningkatkan kadar gula. Bagi kamu yang terbiasa makan nasi di pagi hari, hal ini tentu cukup berisiko.
9. Medical Check up di Pagi Hari
Selain karena masih bugar karena tidur yang cukup, kadar gula dalam darah berpeluang normal karena makanan yang masuk ke dalam tubuh belum terlalu banyak.
Jika jadwalnya siang, lakukan delapan tips di atas untuk memastikan tubuhmu dalam keadaan sehat. Jadi, kamu bisa lulus tes.
Optimalkan Kesehatanmu sebelum Mengikuti Tes
Medical check up bisa dikatakan sebuah tes yang sederhana, tapi agak menegangkan karena besar pengaruhnya terhadap kelulusan tes secara keseluruhan.
Sebelum mengikuti tes, coba optimalkan dulu kondisi kesehatan dengan olahraga teratur, tidur yang cukup, memperhatikan pola makan, dan lain-lain agar hasil tesnya maksimal.
Dengan demikian, usaha dan semua hal yang kamu korbankan selama proses rekrutmen mendatangkan hasil sesuai harapan.
Baca Juga: Calon Pengantin, Ini 7 Tes Kesehatan yang Penting Dilakukan Sebelum Menikah