Ketahui Prosedur hingga Biaya Operasi Kista Bartholin
Kista atau abses bartholin tercatat sebagai kondisi yang cukup umum terjadi. Kebanyakan yang mengidap kista ini adalah wanita yang aktif secara seksual, yakni antara umur 20 hingga 30 tahun.
Kista ini akan muncul apabila saluran Bartholin terjadi penyumbatan dan cairan menumpuk di dalam kelenjar Bartholin. Kista Bartholin umumnya berukuran kecil dan tidak menimbulkan rasa sakit sehingga banyak wanita yang mengidap kista ini tidak menyadarinya. Sebab, kelenjar ini tidak dapat dilihat atau diraba.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai prosedur pelaksanaan operasi kista Bartholin, komplikasi dan perawatan pascaoperasi, serta biaya operasinya.
Baca juga: Ketahui Rincian Biaya Operasi Miom Terbaru Sebelum Melakukan Operasi
Apa itu Kista Bartholin?
Operasi Kista Bartholin
Kista Bartholin adalah pembengkakan yang berisi cairan yang terjadi akibat tersumbatnya kelenjar Bartholin. Kelenjar tersebut terletak di kedua sisi bibir vagina atau labia yang berukuran sebesar kacang dan menghasilkan cairan yang berguna untuk mencegah iritasi akibat gesekan saat berhubungan seksual. Cairan tersebut dilepaskan melalui saluran Bartholin.
Adapun banyak ditemui kasus bahwa kista ini dapat sembuh dengan sendirinya, tanpa adanya pengobatan atau terapi apa pun. Meski demikian, jangan anggap remeh kista ini dan memilih tidak mengobatinya sama sekali. Karena jika cairan di dalam kista Bartholin sudah terinfeksi, maka dapat terjadi abses atau penumpukan nanah. Hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada daerah sekitar vagina wanita, vulva membengkak, kesulitan berjalan, kedinginan, serta demam. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara untuk mengobati kista ini.
Cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah untuk mengobati kista Bartholin, yaitu mandi dengan air hangat selama lima hari. Adapun kista ini dapat diobati dengan prosedur drainase, minum antibiotik, serta prosedur operasi sederhana untuk membuat saluran Bartholin tetap terbuka. Operasi tersebut dilakukan bila seseorang mengalami gejala-gejala yang berbahaya akibat kista ini serta ketika seseorang tidak berhasil saat melakukan pengobatan sederhana. Oleh karena itu, dokter barulah akan menyarankan untuk melakukan pembedahan dengan mengangkat kelenjar bartholin.
Prosedur Pelaksanaan Operasi Kista Bartholin
Seseorang yang mengalami gejala kista yang serius dapat menjalani prosedur pembedahan untuk menghilangkan kista serta mencegah agar kista tidak tumbuh kembali. Gejala serius pada kista ini dapat ditandai dengan timbulnya nyeri pada saat beraktivitas normal, contohnya adalah ketika sedang berjalan, duduk, serta saat berhubungan seksual. Sementara itu, bila seseorang tidak merasakan gejala apapun dari kista ini maka ia tidak perlu melakukan pengobatan.
Pada prosedur pembedahan, sebelum memulai operasi biasanya dokter akan terlebih dahulu mengambil sampel cairan dari lubang vagina untuk dianalisis. Tidak jarang dokter akan menyarankan untuk memotong kista bila ditemukannya abses atau benjolan pada kista. Pemotongan kista Bartholin dapat dilakukan dengan dua teknik bedah utama, yaitu memasukkan kateter balon atau melalui marsupialisasi.
-
Teknik Kateter Balon
Pada teknik ini, cairan atau nanah pada kista Bartholin akan dikeluarkan. Prosedurnya yaitu pertama-tama pasien akan diberikan bius lokal maupun bius total tergantung pertimbangan dari dokter. Kemudian, dokter akan membuat sayatan kecil pada benjolan untuk mengeluarkan cairan tersebut lalu memasukkan kateter dengan balon tiup di ujungnya.
Balon tersebut kemudian diisi dengan larutan bernama saline untuk menjaga agar kateter tidak lepas. Kateter tersebut akan diletakkan di bekas kista selama 2--6 minggu atau hingga menunggu luka pulih. Proses tersebut akan menimbulkan sel baru di sekitar kateter yang dinamakan sebagai proses epitelisasi. Terakhir, balon akan dikempeskan dan kateter akan diambil.
-
Marsupialisasi
Prosedur pada teknik marsupialisasi adalah salah satu metode operasi yang disarankan bagi pasien kista Bartholin yang sering kambuh. Cara kerja teknik ini yaitu dengan mengeluarkan cairan atau nanah dengan cara mengiris kista, lalu dokter akan menjahit ujung kulit sekitarnya dan membentuk kantong kecil seperti hewan marsupialia agar kista tetap terbuka untuk mencegah penyumbatan dan terbentuknya kista baru. Prosedur ini dapat dikombinasikan dengan pemasangan kateter.
Komplikasi dan Risiko Operasi Kista Bartholin
Komplikasi pasca operasi kista Bartholin adalah kemungkinan kambuhnya kista kembali akibat infeksi. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam cairan kista yang menyebabkan penumpukan nanah sehingga dapat menimbulkan benjolan. Selain itu, beberapa risiko lainnya yang dapat dialami pasien pasca operasi Kista Bartholin adalah sebagai berikut ini.
- Bengkak pada labia atau bibir vagina.
- Nyeri di sekitar tempat memasukkan kateter pada saat proses epitelisasi.
- Pendarahan.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Infeksi.
- Kambuhnya kista kembali.
Akan tetapi, kamu tidak perlu khawatir bila mengalami komplikasi yang telah disebutkan di atas. Segera konsultasikan kepada dokter bila komplikasi tersebut tidak kunjung mereda bahkan semakin memburuk. Dokter akan memberikan resep antibiotik spektrum luas untuk mengatasi infeksi yang menyebabkan penumpukan nanah dan mencegah memburuknya efek samping pasca operasi Kista Bartholin.
Biaya Operasi Kista Bartholin
Biaya operasi kista Bartholin membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, biaya operasi kista Bartholin dapat berbeda-beda tergantung pada pihak rumah sakit serta kondisi pasien.
Artinya, biaya operasi kista Bartholin akan dilihat oleh dokter sesuai dengan tingkat kesulitan, risiko saat operasi dan pascaoperasi, serta metode operasi yang digunakan. Pada umumnya, di beberapa rumah sakit, operasi kista Bartholin dapat berkisar di harga Rp1.000.000 hingga mencapai Rp20.000.000 sampai Rp60.000.000. Harga tersebut diperuntukkan untuk pasien umum, baik di rumah sakit swasta maupun umum.
Sementara itu, bagi pengguna BPJS, biaya operasi kista Bartholin tidak dikenakan biaya atau gratis. Biaya yang ditanggung oleh pemerintah tersebut mencakup biaya pemeriksaan, obat-obatan, hingga rawat inap saat menjalankan operasi.
Adapun jika ingin menggunakan BPJS, kamu harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk bisa melakukan operasi secara gratis. Tentang informasi dan persyaratan lebih lengkapnya, kamu bisa menanyakan kepada pihak rumah sakit atau kepada pihak BPJS secara langsung.
Berikut ini adalah rincian biaya operasi mata juling di beberapa rumah sakit di Indonesia.
Rumah Sakit | Biaya |
Mitra Keluarga Kemayoran | Rp2.800.000 (2,8 juta rupiah) |
Mayapada Hospital Jakarta Selatan | Rp12.500.000 (12,5 juta rupiah) |
Mayapada Hospital Kuningan | Rp9.000.000 (9 juta rupiah) |
Mitra Keluarga Surabaya | Rp1.200.000 (1,2 juta rupiah) |
Rumah Sakit Balimed Denpasar, Bali | Rp4.200.000 (4,2 juta rupiah) |
Rumah Sakit Imanuel Way Halim, Lampung | Rp1.100.000 (1,1 juta rupiah) |
RS Happy Land Medical Center, Yogyakarta | Rp1.000.000 (1 juta rupiah) |
Mayapada Hospital Tangerang | Rp10.600.000 (10,6 juta rupiah) |
RS Kasih Ibu Denpasar | Rp3.300.000 (3,3 juta rupiah) |
RS Budi Asih Cikarang | Rp5.500.000 (5,5 juta rupiah) |
Ketahui Prosedur hingga Biaya Operasi Kista Bartholin
Seringkali kista ini berukuran kecil sehingga tidak menimbulkan sakit. Akan tetapi, bila dibiarkan terus menerus, kista ini dapat terinfeksi dan menyebabkan penumpukan nanah. Sebenarnya, tidak ada cara khusus untuk dapat mencegah terjadinya kista ini, tetapi dengan menggunakan kondom saat melakukan aktivitas seksual dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya infeksi pada kista Bartholin.
Selain itu, penting untuk seseorang terutama bagi wanita untuk selalu melakukan pencegahan dini dengan rutin menjaga kebersihan organ kewanitaan. Dengan demikian, kamu akan terhindar dari timbulnya risiko kista Bartholin.
Adapun operasi kista Bartholin akan dilakukan bila cara sederhana yang digunakan tidak efektif untuk menghilangkan kista. Operasi kista Bartholin dapat dijalani baik di rumah sakit umum maupun swasta. Selalu ikuti arahan dokter baik sebelum menjalani operasi maupun pascaoperasi agar proses penyembuhan pada kista Bartholin dapat berjalan dengan baik.