Cegah Infeksi Virus Korona, Inilah Kegunaan Face Shield menurut Dunia Medis
Ancaman virus korona di dalam negeri seakan tidak menunjukkan titik terang dari pandemi tersebut. Bahkan, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan, penambahan kasus positif COVID-19 per harinya sudah menyentuh angka ribuan setiap harinya. Hal ini tentu perlu menjadi bahan evaluasi oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencari cara agar bisa menekan angka penyebarannya.
Sejak pertama kali diumumkan di Indonesia pada awal bulan Maret lalu, sebenarnya pemerintah dan masyarakat sudah mencanangkan kampanye untuk menghindari penyebaran virus korona. Mulai dengan menjaga jarak, menghindari berkerumun, membawa hand sanitizer, serta selalu memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Kampanye tersebut bahkan sudah menjadi gaya hidup atau kebiasaan baru yang diharapkan selalu dilakukan oleh masyarakat saat ini.
Namun, pernahkan Anda melihat sebagian orang menjaga diri mereka dari potensi penyebaran virus Korona dengan menggunakan pelindung wajah? Ya, face shield atau pelindung muka akhir-akhir ini mulai populer dilakukan oleh sebagian masyarakat. Tujuannya tentu adalah untuk memperkecil risiko ancaman terinfeksi virus corona.
Lantas, seperti apa sih face shield itu dan gunanya dalam menghambat proses penularan virus corona? Juga, adakah keuntungan dan kekurangan yang didapatkan oleh pemakai pelindung muka tersebut ketika beraktivitas sehari-hari? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.
Face Shield Sebagai Alat Pelindung Diri
Penggunaan face shield sebenarnya bukanlah hal yang baru di dunia medis. Pasalnya, face shield merupakan alat pelindung diri atau APD standar yang biasa dikenakan oleh tenaga medis ketika sedang melakukan operasi kepada pasien ataupun ketika melakukan tes swab. Akan tetapi, di masa pandemi ini, penggunaan face shield menjadi lebih populer karena dianggap mampu menekan risiko terinfeksi virus Korona ketika sedang beraktivitas.
Face shield memiliki bentuk berupa penutup pada bagian wajah. Sesuai namanya, face shield terlihat seperti sebuah perisai dari bahan plastik transparan yang bertugas untuk mencegah sesuai menyentuh area wajah dan masuk ke mata. Karena alasan itulah mengapa dewasa ini face shield kian banyak digunakan oleh masyarakat guna meminimalisir risiko terinfeksi penyakit COVID-19.
Sama halnya dengan tenaga medis, penggunaan face shield juga dapat memberikan perlindungan tambahan bagi masyarakat. Terutama dengan masih adanya ancaman virus korona yang kasusnya kian melonjak setiap harinya di Indonesia, masyarakat sebaiknya meningkatkan perlindungan diri mereka dari virus Korona. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan masker dan juga face shield sekaligus ketika beraktivitas di luar rumah sebagai bagian dari penerapan new normal.
Baca Juga: Rapid Test: 15 Menit Deteksi Virus Corona? Ketahui 7 Fakta Penting Ini
Manfaat Face Shield
-
Melindungi Pemakainya hingga 96%
Berdasarkan studi simulasi batuk yang dilakukan di tahun 2014, pemakaian perisai wajah diketahui mampu melindungi pemakainya dari ancaman virus hingga 96 persen. Studi simulasi tersebut dilakukan melalui pemakaian face shield dalam jarak sekitar setengah meter di dekat orang yang sedang batuk.
Mengacu pada penelitian tersebut, pemakaian face shield di masa pandemi ini memang layaknya penting untuk dipraktikkan oleh masyarakat. Penularan penyakit COVID-19 yang terjadi akibat terkena droplet yang berisi virus saat penderitanya batuk, berbicara, maupun bersin dapat ditangkal dengan perisai tersebut.
-
Lebih Praktis
Selain itu, jika dibandingkan dengan masker, penggunaan face shield dirasa lebih praktis dan lebih minim celah dalam kesalahan pemakaian. Selain itu, proses sterilisasi perisai wajah juga jauh lebih ketimbang masker. Perisai wajah dapat didesinfeksi setiap waktu dan di mana saja.
Bahan face shield yang terbuat dari plastik transparan juga banyak dianggap ramah bagi penyandang disabilitas bisu dan tuli. Sebab, dengan menggunakan APD tersebut, penyandang bisu dan tuli tetap bisa berkomunikasi dengan lancar sekaligus mendapatkan manfaatnya untuk terhindar dari infeksi virus Korona.
-
Komunikasi Lebih Lancar dan Tidak Perlu Berdekatan
Keunggulan lainnya adalah dari hal komunikasi. Perisai wajah dirasa dapat menunjang jarak yang aman sehingga membuat orang mampu berkomunikasi tanpa harus berdekatan dan meningkatkan risiko terkena virus Korona.
Kekurangan dari Penggunaan Face Shield
Di tengah pandemi virus korona ini, pemakaian face shield memang dapat memberikan banyak manfaat agar tidak terinfeksi penyakit COVID-19. Kendati demikian, ada beberapa kekurangan atau kelemahan ketika seseorang hanya menggunakan face shield sebagai upaya preventif terinfeksi virus Korona.
Perisai wajah memang mampu melindungi bagian wajah dari virus. Namun, virus masih dapat menembus face shield karena pada bagian bawah dan samping APD tersebut memiliki celah. Selain itu, masih belum ada studi khusus yang dapat membuktikan bahwa pemakaian perisai wajah dapat secara maksimal melindungi seseorang dari paparan virus korona.
Untuk menanggulangi kekurangan face shield ini, pemakainya disarankan tetap menggunakan masker yang menjadi kampanye pemerintah untuk menekan angka penyebaran virus Korona. Pasalnya, masker mampu memblokir droplet atau cipratan cairan saluran pernapasan dari penderita COVID-19.
Ketika batuk, bersin, berbicara, maupun bernapas, droplet dari seseorang yang memakai masker tidak akan menyebar dan berisiko menularkan virus korona ke orang lain. Perihal face shield yang masih terbuka di bagian bawah dan sampingnya, masker dapat memberikan perlindungan pada bagian tersebut, terutama untuk area mulut dan juga hidung.
Kekurangan masker yang tidak mampu melindungi bagian mata juga dapat ditutupi dengan pemakaian face shield. Dalam kata lain, pemakaian masker dan juga face shield masing-masing memberikan manfaat untuk menutupi kekurangan yang dimiliki oleh APD yang lainnya. Jadi, agar proteksi diri Anda dari virus Korona semakin maksimal, usahakan untuk menggunakan, tidak hanya masker, namun juga face shield sebagai proteksi tambahan.
Baca Juga: Begini Dampak Virus Corona ke Ekonomi RI, Ngeri-ngeri Sedap
Lebih Baik Memakai Masker atau Face Shield?
Sudah sebaiknya masker dan face shield digunakan secara bersamaan agar mengecilkan risiko terpapar virus korona. Namun, bagaimana jika Anda diharuskan untuk memilih memakai masker atau face shield saja? Jawabannya ternyata sudah dijelaskan oleh sejumlah ahli di bidang medis dunia.
Menurut seorang dokter spesialis penanganan infeksi di St. Joseph Hospital di Amerika Serikat, seseorang disarankan untuk menggunakan masker ketika akan beraktivitas di luar ruangan. Pemakaian masker dirasa lebih efektif menangkal risiko dari penyebaran virus korona.
Terutama bagi Anda yang merasa mengidap penyakit COVID-19 tapi tidak mengalami gejalanya, pemakaian masker adalah hal yang wajib dilakukan agar pandemi ini tidak berlarut-larut. Nah, bagaimana dengan penggunaan face shield?
Perisai wajah sendiri merupakan APD yang lebih dibutuhkan oleh tenaga kesehatan yang seringkali berhadapan langsung dengan pasien COVID-19. Seorang tenaga kesehatan diwajibkan untuk menggunakan APD lengkap ketika sedang bertugas, hal ini termasuk pemakaian masker dan juga face shield secara bersamaan.
Sedangkan untuk masyarakat umum yang pada dasarnya tidak berkontak langsung dengan pasien yang terbukti positif virus korona, pemakaian perisai wajah bisa dilakukan, bisa tidak. Karena memang risiko terinfeksi virus Korona lebih kecil ketimbang tenaga kesehatan, pemakaian masker dianggap sudah cukup bagi masyarakat awam.
Namun, perlu diingat tentang protokol pencegahan penyebaran virus Korona yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu menjaga jarak dan menghindari kerumunan orang dalam jumlah banyak. Jika semua anjuran yang disarankan pemerintah dilakukan oleh masyarakat secara disiplin, dapat dipastikan jika angka penularan virus Korona dapat bergerak menurun.
Gunakan Face Shield untuk Meningkatkan Perlindungan dari Masker
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika pemakaian face shield hanyalah sebagai perlindungan ekstra bagi seseorang yang sudah menggunakan masker. APD perisai wajah tersebut juga tidak seharusnya dimanfaatkan sebagai pengganti masker karena tidak dapat mencegah risiko infeksi virus Korona secara maksimal.
Perlu diingat pula jika tenaga medis lebih membutuhkan face shield ketimbang masyarakat biasa. Jadi, tetap prioritaskan penggunaan APD tersebut pada tenaga medis dan kurangi melakukan aktivitas di luar agar pandemi ini dapat berakhir dengan lebih cepat.
Baca Juga: Rapid Test dan Swab Test untuk Diagnosa Virus Corona, Apa Sih Perbedaannya?