Counter Cyclical Stock, Saham yang Kinerjanya Positif saat Ekonomi Menurun
Kebanyakan orang memahami saham sebagai instrumen investasi yang kinerjanya menyesuaikan kondisi ekonomi secara umum. Maksudnya, ketika tren ekonomi mengalami kenaikan, kinerja saham juga akan ikut meningkat dan mampu memberi imbal hasil menarik bagi investor.
Tapi, tahukah kamu jika ternyata ada jenis saham yang kinerjanya membaik saat kondisi ekonomi merosot? Jenis saham ini dikenal sebagai counter cyclical stock. Dengan karakteristiknya yang unik tersebut, saham jenis ini bisa menjadi pilihan menarik bagi investor ketika kondisi ekonomi sedang anjlok.
Namun, sebelum memilihnya, kamu perlu memahami berbagai hal penting seputar counter cyclical stock ini agar bisa mengoptimalkan potensinya. Nah, untuk panduan lengkapnya, simak penjelasan tentang pengertian counter cyclical stock, ciri, risiko, hingga contohnya berikut ini.
Apa Itu Counter Cyclical Stock?
Secara umum, counter cyclical stock adalah istilah untuk saham perusahaan sebuah industri yang performa keuangannya berkebalikan dengan kondisi ekonomi. Maksudnya, saat tren ekonomi mengalami penurunan, kinerja saham jenis ini malah berpeluang meningkat, begitu pun sebaliknya.
Dengan karakteristiknya tersebut, dapat dipahami jika counter cyclical stock adalah tipe saham yang malah bisa dijadikan pilihan ideal bagi investor saat terjadi resesi atau masalah ekonomi makro. Jenis saham ini juga merupakan kebalikan dengan tipe saham cyclical stock yang kinerjanya menyesuaikan tren atau kondisi ekonomi.
Ciri Counter Cyclical Stock
Sebagai kategori saham yang kinerjanya malah membaik saat kondisi ekonomi memburuk, counter cyclical stock memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang mudah dicermati investor, antara lain:
1. Kinerjanya Berkebalikan dengan Tren Ekonomi
Telah dijelaskan sebelumnya jika kinerja dari counter cyclical stock berlawanan arah dengan tren atau kondisi ekonomi. Saat ekonomi berkembang dan mengalami ekspansi, umumnya saham jenis ini malah mengalami penurunan kinerja atau underperformed.
Sebaliknya, saat kondisi ekonomi mengalami pelemahan atau bahkan resesi, kinerja counter cyclical stock malah merekah dan melambung tinggi. Karakteristiknya inilah yang membuat jenis saham ini kerap dijadikan pilihan oleh investor di kondisi ekonomi yang memburuk.
2. Volatilitasnya Cenderung Lebih Rendah
Ciri yang kedua, counter cyclical stock cenderung memiliki tingkat volatilitas yang rendah. Dalam kata lain, fluktuasi harga dari saham jenis ini terbilang stabil. Hal ini membuat saham ini terbilang berisiko rendah, meski potensi imbal hasil yang diberikan juga tak semenarik jenis saham lain.
Risiko Investasi pada Counter Cyclical Stock
Dengan karakteristiknya yang unik tersebut, counter cyclical stock mempunyai risiko khusus yang perlu dipahami oleh investor, antara lain:
Perusahaan dengan saham jenis ini berisiko mengalami kesulitan dalam menjalani bisnis saat ekonomi mengalami ekspansi besar-besaran dan bisa berlangsung dalam waktu yang lama.
Cenderung rentan terhadap risiko kebangkrutan jika pertumbuhan ekonomi cukup kuat dan terjadi dalam jangka panjang.
Investor counter cyclical stock perlu bersikap aktif dalam menganalisis pasar dan menerka kondisinya di masa depan, khususnya dalam memperkirakan kapan pasar akan kembali bangkit setelah mengalami penurunan.
Contoh Perusahaan dengan Counter Cyclical Stock
Pada dasarnya, tidak mudah untuk menemukan perusahaan ataupun emiten yang memiliki saham dengan jenis counter cyclical stock. Alasannya karena model bisnis yang kinerjanya berkebalikan dengan kondisi ekonomi sangat jarang sekali ada. Di samping itu, bisnis jenis ini juga sulit bertahan dalam jangka panjang karena geliat ekonomi yang cenderung bisa distabilkan kembali saat mengalami masalah.
Meski begitu, bukan berarti tak ada perusahaan yang memiliki saham jenis counter cyclical stock. Salah satunya adalah agensi atau perusahaan yang bergerak di bidang outplacement. Fokus bisnis dari agensi outplacement adalah memberi dukungan kepada karyawan atau pekerja yang terkena dampak lay off alias pemberhentian kerja.
Agensi tersebut berperan untuk mencarikan pekerjaan baru bagi karyawan yang mengalami putus hubungan kerja. Jenis perusahaan ini dapat lebih sukses ketika ekonomi mengalami resesi karena banyak orang mengalami lay off dan perlu mencari pekerjaan baru. Tapi, saat kondisi ekonomi kembali membaik, fungsi dari perusahaan outplacement pasti akan menurun dan mempengaruhi kinerja sahamnya.
Tentunya, berinvestasi di saham counter cyclical stock bisa menjadi pilihan bijak ketika ingin menghindari dampak buruk dari depresiasi ekonomi. Walaupun begitu, tetap sadari akan potensi pembalikan tren ekonomi yang mulai menguat karena saham jenis ini pasti akan mulai melemah dan menurunkan nilainya.
Maksimalkan Potensi Counter Cyclical Stock dengan Pahami Tren Pasar
Memiliki kinerja yang berkebalikan dengan tren atau kondisi pasar, counter cyclical stock bisa menjadi pilihan investasi menarik bagi investor saat terjadi resesi atau penurunan makroekonomi. Tapi, berinvestasi di jenis saham ini juga memiliki risiko tersendiri yang bisa memicu kerugian bagi investor. Jadi, pastikan untuk memahami tren pasar dan potensi pertumbuhannya di masa depan agar bisa memaksimalkan potensi counter cyclical stock.