Ramai Diperbincangkan, Apa Sebenarnya Etilen Glikol Itu?
Banyaknya kasus gagal ginjal akut yang dialami ratusan anak Indonesia membuat nama etilen glikol atau ethylene glycol diperbincangkan. Senyawa kimia ini disebut telah mencemari obat sirup hingga menyebabkan terjadinya kasus gagal ginjal di sejumlah negara.
Di Indonesia sendiri, cemaran etilen glikol yang melebihi ambang batas aman ditemukan pada sejumlah obat sirup yang dikonsumsi anak-anak sebelum mereka sakit gagal ginjal akut. Obat-obatan tersebut kemudian ditarik dari peredaran.
Tetapi, apa sebenarnya etilen glikol itu? Apakah zat ini memang diperbolehkan untuk ada di dalam campuran obat dan aman? Seberapa bahaya etilen glikol jika sampai masuk ke dalam tubuh?
Agar tidak penasaran dan termakan hoaks, berikut penjelasan lengkap soal etilen glikol yang dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga: Ini Manfaat Obat Fluoxetine dan Cara Penggunaannya
Mengenal Etilen Glikol
Etilen Glikol
Senyawa ini memiliki karakteristik mempunyai rasa manis, tidak memiliki bau, dan berupa cairan tidak berwarna. Etilen glikol umumnya digunakan dalam dunia industri tekstil atau sebagai bahan pembuatan berbagai produk rumah tangga.
Tetapi selain sebagai bahan baku industri, etilen glikol terkadang juga digunakan oleh perusahaan farmasi nakal sebagai zat pelarut pada obat sediaan sirup. Senyawa ini digunakan untuk menggantikan propilen glikol atau gliserin yang memiliki harga lebih mahal.
Senyawa ini sebenarnya diperbolehkan ada dalam obat, namun dalam jumlah yang sangat terbatas. Berdasarkan aturan yang berlaku, jumlah etilen glikol diizinkan ada dalam kandungan obat dengan batas paling banyak hanya 0,1 persen saja.
Keberadaan etilen glikol dalam obat ini pun karena digunakan sebagai pelarut, melainkan merupakan cemaran atau impurities dari bahan baku farmasi. Pelarut yang umum digunakan dalam pembuatan obat adalah gliserin atau gliserol, sorbitol, polietilen glikol, dan propilen glikol.
Untuk membuat obat sirup, biasanya bahan baku dicampur dengan satu atau dua jenis pelarut tersebut. Kemungkinan, cemaran etilen glikol ini berasal dari keempat senyawa pelarut yang digunakan.
Ada alasan kenapa jumlah cemaran etilen glikol yang diizinkan sangat kecil. Pasalnya, jika senyawa yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dari batas aman, bisa menyebabkan seseorang mengalami keracunan.
Karena bisa menyebabkan keracunan ketika masuk ke dalam tubuh, senyawa ini juga sering disebut sebagai “alkohol beracun”. Senyawa yang memiliki struktur kimia C2H6O2 tersebut juga dinamakan alkohol karena secara struktur kimia mirip dengan etanol yang sering digunakan untuk membuat minuman beralkohol.
Manfaat Utama dari Etilen Glikol
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, etilen glikol memang lebih umum digunakan dalam industri yang menyediakan peralatan rumah tangga hingga. Senyawa ini banyak dipilih untuk industri tersebut dikarenakan bisa didaur ulang, murah, dan lebih hemat energi.
Berikut beberapa manfaat sebenarnya dari etilen glikol.
- Sebagai bahan rem hidrolik.
- Menghilangkan lapisan es pada pesawat, kapal, mobil hingga landasan pacu.
- Campuran cairan pendingin mesin mobil agar suhunya lebih stabil.
- Cairan penahan panas untuk pendingin kompresor gas, pemanas, pendingin udara, hingga area seluncur es.
- Bahan campuran tinta pulpen supaya tidak mengendap dan menguap.
- Bahan fiberglass untuk berbagai produk seperti bola bowling, bak mandi, jet ski, dan lain sebagainya.
- Sebagai bahan pembuat bantal.
- Untuk pelapis karet.
- Sebagai bahan serat poliester untuk pakaian.
- Sebagai bahan resin plastik poly-ethylene terephthalate (PET) untuk membuat tempat minuman jus, soda, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kenali Manfaat Obat Ibuprofen dan Dosis Aman Pemakaiannya
Efek Etilen Glikol Pada Tubuh
Etilen Glikol
Etilen glikol memiliki efek yang sangat buruk jika sampai masuk ke dalam tubuh. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan jika sampai tertelan dan masuk ke perut, senyawa ini akan diserap dalam waktu satu hingga empat jam saja.
Begitu etilen glikol diserap tubuh dalam jumlah banyak, secara kimiawi akan berubah jadi zat beracun dan menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Ketika dimetabolisme oleh tubuh, senyawa ini akan menghasilkan produk sampingan beracun yang dapat membuat terjadinya asidosis metabolik. Ini merupakan proses dimana asam dalam darah mengalami penumpukan.
Ada beberapa tahapan yang terjadi pada tubuh ketika seseorang mengalami keracunan senyawa ini. Pada 30 menit sampai 12 jam setelah terjadi keracunan, terjadi gangguan kesehatan tahap pertama.
Di tahap ini, mulai terjadi gangguan pencernaan dan kemampuan sistem saraf pusat menurun. Sejumlah gejala yang dialami seperti mual dan muntah, rewel, bola mata yang bergerak cepat dan berulang secara tidak sadar, linglung, sakit kepala, hingga gangguan bicara.
Kemudian pada 12 hingga 48 jam berikutnya, racun yang dihasilkan oleh proses metabolisme etilen glikol semakin menumpuk. Saat ini, tanda-tanda asidosis metabolik mulai terlihat. Fungsi ginjal, jantung, paru-paru, hingga otak mulai mengalami gangguan.
Beberapa gejala yang umum dirasakan seperti detak jantung yang meningkat, hipotensi atau hipertensi, kejang, sesak napas, sampai gagal jantung. Gejala awal gagal ginjal akut seperti oliguria (jarang pipis) mungkin juga terlihat.
Selanjutnya, pada 1 hingga 3 hari berikutnya, gejala gagal ginjal akut akan semakin terlihat. Orang akan semakin jarang buang air kecil atau bahkan tidak keluar sama sekali. Di tahap ini terjadi gagal ginjal akut sehingga bahan kimia beracun menumpuk dan aliran darah mengalami ketidakseimbangan kimia.
Etilen glikol bisa meracuni tubuh bukan hanya ketika tertelan saja. Orang yang tidak sengaja bersentuhan atau menghirup senyawa ini juga bisa mengalami keracunan. Ketika jumlah yang terhirup sangat banyak, saluran pernapasan atas dan selaput lendir akan mengalami iritasi hingga batuk yang tidak tertahankan.
Ketika terkena mata, etilen glikol bisa menyebabkan iritasi. Jika terkena dalam bentuk cairan, kelopak mata, kornea, konjungtiva dan iris bisa bengkak hingga mengalami cidera. Sedangkan jika terkena kulit, akan menyebabkan iritasi.
Di Indonesia sendiri, ada ketentuan yang ditetapkan terkait ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran etiken glikol dan dietilen glikol. Dalam sehari, jumlah senyawa ini yang masuk ke dalam tubuh sebesar 0,5 mg/kg berat badan
Diduga Jadi Penyebab Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Indonesia
Kasus gagal ginjal akut yang marak terjadi di Indonesia belakangan ini diduga disebabkan oleh etilen glikol. Penelusuran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan ada cemaran etilen glikol yang melebihi batas aman pada sejumlah merek obat sirup yang beredar di Indonesia.
Berdasarkan hasil temuan itu, beberapa produk obat sirup telah ditarik dari peredaran. Bahkan, sejumlah perusahaan pembuatnya bakal berhadapan dengan hukum karena cemaran di dalam prduknya berkali-kali lipat melebihi ambang batas aman.
BPOM pun telah melarang penggunaan zat pelarut tambahan seperti gliserin/gliserol, sorbitol, polietilen glikol, dan propilen glikol sebagai campuran pada obat sirup. Keempat bahan kimia ini dilarang karena rentan tercemar etilen glikol.
Saat ini, pemerintah hanya mengizinkan obat sirup yang dibuat tanpa pelarut untuk diedarkan ke masyarakat. Kementerian Kesehatan pun sudah mengeluarkan sederet daftar nama obat yang aman digunakan asal sesuai dengan aturan pakai.
Tidak hanya di Indonesia, di Gambia, Afrika Barat, etilen glikol juga dicurigai sebagai penyebab banyaknya anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut. Analisis yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan ada cemaran yang melebihi batas aman dari dietilen glikol dan etilen glikol.
Baca juga: Ambroxol, Obat yang Ampuh Encerkan dan Keluarkan Dahak
Bukan untuk Campuran Makanan atau Obat
Etilen glikol merupakan bahan yang umum digunakan sebagai campuran dalam pembuatan produk rumah tangga. Senyawa ini banyak dipakai karena memiliki sejumlah kelebihan, seperti murah, bisa didaur ulang dan hemat energi.
Meski begitu, etilen glikol bukan sesuatu yang boleh ada di makanan atau obat. Sebab, zat ini sangat beracun jika sampai masuk ke dalam tubuh. Jika ditemukan dalam obat, itu biasanya merupakan cemaran dan kadarnya sangat sedikit.
Ketika jumlah etilen glikol yang masuk ke dalam tubuh melebihi batas aman yang ditetapkan, akan ada banyak gangguan kesehatan yang akan dialami. Beberapa gejala dari keracunan zat ini seperti sakit kepala, diare, muntah, sakit perut, hingga kondisi mental mengalami perubahan.
Jika tidak segera mendapat pertolongan yang memadai, gejala yang dialami akan memburuk. Apalagi, senyawa ini tergolong cepat diserap oleh tubuh, yakni hanya dalam satu sampai empat jam saja.
Ketika seseorang mengalami keracunan etilen glikol, biasanya tenaga kesehatan akan menggunakan fomepizole dan etanol sebagai obatnya. Kedua zat ini bekerja sangat efektif sebagai penangkal racun yang dihasilkan oleh etilen glikol.