Sebabkan Investor Kehilangan Saham di Portofolionya, Ini Pengertian Forced Sell dan Pemicunya

Investasi sudah sejak lama dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan kekayaan oleh banyak orang. Dengan menyimpan aset dalam bentuk investasi, nilainya kemungkinan akan terus bertambah seiring waktu. Tingkat pengembalian yang dijanjikan pun beragam, tergantung dari jenis instrumen investasi yang dipilih investor.

Akan tetapi, ketika berinvestasi, pernahkah kamu mengalami kehilangan aset atau saham pada portofolio secara tiba-tiba tanpa pertanda yang jelas? Situasi di mana investor kehilangan saham pada portofolionya secara mendadak dan tidak disadari hanya bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu lupa melakukan pembelian, atau memanfaatkan fasilitas margin hingga terkena yang namanya forced sell. 

Tentunya, hal ini bisa membuat investor awam panik karena merasa kehilangan asetnya secara misterius. Padahal, forced sell adalah tindakan yang pasti memiliki penyebab dan tidak akan terjadi tanpa alasan yang jelas. 

Nah, agar memahami lebih lanjut tentang apa itu forced sell dan aturan terkait dilakukannya tindakan tersebut, simak penjelasan berikut ini. 

Tentang Istilah Forced Sell

Seperti arti secara harfiahnya, istilah forced sell memiliki arti sebagai aktivitas jual paksa terhadap saham atau efek oleh sekuritas terhadap nasabahnya. Langkah ini tentu hanya akan dilakukan ketika terjadi suatu hal atau kondisi tertentu yang menyalahi atau tak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Terdapat sejumlah kondisi yang mampu membuat saham nasabah atau pengguna investasi online mengalami forced sell atau jual paksa oleh pihak sekuritas. Tentunya, terkait aturan atau ketentuan dilakukannya forced sell ini berbeda-beda tergantung dari kebijakan dari setiap layanan sekuritas atau investasi online. 

Ketika mengalami forced sell atau penjualan paksa terhadap saham yang terdapat di portofolio investasinya, investor akan melihat jika nilai sahamnya berkurang secara mendadak dan tiba-tiba. Biasanya, pengurangan nilai investasi tersebut juga terjadi tanpa disadari oleh investor dan kerap membuatnya bingung. 

Karenanya, memahami tentang apa itu forced sell ini penting untuk dilakukan oleh setiap investor, khususnya yang berinvestasi di platform investasi online. Dengan begitu, ketika ternyata nilai investasi di portofolionya menurun tiba-tiba, mereka bisa mengetahui tentang penyebabnya, mencari tahu solusi, serta tidak langsung beranggapan jika asetnya dicuri. 

Baca Juga:  Investasi Saham Aktif vs Saham Pasif, Ini Bedanya

Mengenal Fasilitas Auto Order di Platform Investasi Online

Perlu dipahami jika kebanyakan platform investasi online menawarkan fitur yang disebut Auto Order. Dengan fitur ini, pengguna bisa secara otomatis melakukan pesanan pembelian atau penjualan sesuai dengan keinginannya ketika nilai saham mencapai angka tertentu. Jadi, ketika nilai saham yang diincar investor mencapai angka tersebut, order penjualan atau pembelian akan segera dilakukan secara otomatis. 

Sehingga, fitur ini mampu memudahkan investor untuk melakukan aktivitas investasi dengan lebih optimal meskipun tengah sibuk sekalipun. Kalau ada peluang investasi yang menjanjikan, kamu bisa memanfaatkan fitur Auto Order ini agar tak melewatkan kesempatan tersebut. 

Namun, apabila tak merasa menggunakan fitur Auto Order penjualan tapi mendadak saham menghilang dan berkurang sendiri pada portofolio, coba ingat kembali apakah kamu pernah menggunakan fitur margin pada platform investasi online. Apabila iya, ingat juga apakah pernah mengabaikan notifikasi atau pesan dari platform investasi tersebut agar segera membayar transaksi margin dan melunasinya. 

Pasalnya, apabila pembayaran tersebut tak pernah kamu lakukan, bukan tidak mungkin situasi forced sell akan terjadi. Dalam kata lain, bukan nilai modal yang diambil tanpa sebab, tapi hal tersebut terjadi karena kendala terkait fitur Auto Order ini. 

Selain itu, terkait forced sell, kamu juga perlu memahami mengenai fasilitas margin atau pinjaman pada sekuritas padamu untuk bisa membeli saham melebihi jumlah dari buying power. Selayaknya penjelasan tentang Auto Order sebelumnya, ketika pinjaman atau margin dari sekuritas tersebut tak dilunasi, kamu akan mengalami yang namanya forced sell dan membuat nilai modal investasi tiba-tiba berkurang.  

Baca Juga: Koreksi Saham: Kenali Tandanya dan Tips Investasi saat Saham Terkoreksi

Ketentuan Terkait Dilakukannya Forced Sell

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa ketentuan yang menyebabkan terjadinya forced sell, antara lain:

1. Transaksi Margin Tak Dibayarkan Lagi

Saat berencana melakukan pembelian saham lebih dari nilai Buying Power atau kemampuan bayar, maka kamu dapat memanfaatkan fitur margin yang secara online dilakukan di salah satu platform investasi. Margin memiliki arti pinjaman modal dari sekuritas guna memberi pembiayaan belanja saham melampaui kemampuan bayar investor. 

Teknik investasi ini memang kerap dilakukan oleh investor agar bisa memetik peluang keuntungan yang lebih maksimal ketika berinvestasi. Akan tetapi, jika margin investasi atau trading tersebut tak kunjung dilunasi hingga mencapai masa jatuh temponya, pihak platform investasi mempunyai hak penuh menjual atau melepas paksa saham tersebut. 

Sebagai informasi tambahan, di setiap platform investasi online pasti memiliki tingkat bunga margin yang berbeda sesuai dengan kebijakan masing-masing penyedia layanan. Biasanya, nilai margin trading pada layanan investasi digital ini berkisar antara 14 persen sampai 18 persen per tahun. 

Tentunya, untuk bisa mendapatkan keuntungan dan manfaat yang optimal, kamu perlu membandingkan beragam sekuritas dan tingkat bunga margin yang ditawarkannya. Tentunya, upayakan untuk memilih layanan yang menawarkan tingkat bunga margin investasi atau trading yang paling rendah. 

Tidak hanya itu, cek pula ketentuan dan persyaratan menggunakan fitur tersebut, serta pastikan jika seluruh prosesnya mudah dan simpel. Umumnya, pilih layanan investasi digital yang menawarkan proses pengajuan margin trading ini sepenuhnya secara online agar serba praktis dan simpel diajukan. 

Ketika mampu mengajukan layanan margin trading dengan tingkat bunga bersahabat dan bisa dilakukan dengan mudah, sudah pasti kamu bisa memanfaatkannya saat investasi. Jadi, peluang untuk mendapatkan keuntungan investasi yang optimal dan maksimal bisa lebih mungkin terjadi. 

2. Rasio Margin Milik Investor Lebih dari 60 Persen

Jika rasio margin milik investor ketika transaksi meningkat hingga ke angka 80 persen, artinya kondisi forced sell bakal dilakukan oleh penyedia layanan investasi online terhadap sebagian saham yang terdapat pada rekening efek margin dari nasabah. Hal tersebut dilakukan guna menjaga nilai rasio margin milik investor agar selalu kurang dari ataupun setara 60 persen pada pasar negosiasi atau reguler. 

Apabila rasio margin investor lebih tinggi dari 60 persen, seluruh aktivitas transaksi pembelian saham akan ditangguhkan sementara atau suspend buy. Tapi, jika ternyata hasil dari penjualan paksa atau forced sell masih tak cukup menutup utang atau pembiayaan rekening efek dari margin investor, artinya nasabah secara otomatis memberi kuasa pada pihak layanan investasi digital untuk melepas saham yang terdapat pada rekening saham pasar reguler serta memindahkannya pada rekening efek dari margin investor. 

Lalu, jika langkah tersebut masih belum cukup untuk menutup margin, investor memiliki kewajiban membayar kekurangan pada platform investasi paling lambat 3 hari bursa pasca tanggal penjualan. nasabah bakal mendapatkan informasi terkait hasil dari penjualan saham ini paling lambat di hari bursa selanjutnya. 

3. Nilai dari Rasio Haircut Jaminan

Platform investasi digital juga menentukan nilai dari rasio haircut jaminan dengan menyesuaikan aturan KPEI serta pertimbangan lain yang dapat berubah seiring waktu. Haircut sendiri merupakan selisih nilai pasar dengan nilai yang bisa diakui sebagai agunan dengan bentuk persentase. 

Oleh karena itu, saham yang bernilai 400 juta pada portofolio yang memiliki haircut 40 persen bakal diakui sebagai agunan sejumlah 240 juta. Dalam kata lain, jaminan dari margin trading ini diajukan melalui nilai saldo dari Reksa Dana maupun nilai dari saham margin pada portofolio nasabah. 

Melalui jaminan tersebut nasabah bisa mendapat margin kemampuan beli sampai maksimal dua kali lipat total jaminan, dan dipotong nilai dari haircut saham di mana nilainya ditentukan oleh pihak platform investasi online. Penentuan nilai tersebut tentu tetap menyesuaikan petunjuk dari KPEI atau Kliring Penjaminan Efek Indonesia. 

Jangan Langsung Gegabah dan Panik saat Nilai Portofolio Saham Mendadak Berkurang

Dalam situasi tertentu, kamu mungkin merasa jika nilai saham pada portofolio berkurang tanpa pertanda. Bukan karena dicuri, tapi hal tersebut bisa terjadi karena forced sell yang dipicu beberapa hal dan aktivitas investasi yang telah kamu lakukan sebelumnya. Jadi, jangan langsung gegabah dan panik ketika nilai portofolio saham di platform investasi legal mendadak berkurang karena hal tersebut pasti terjadi karena alasan yang jelas. 

Baca Juga:  Perdagangan Saham Ditangguhkan, Ini Maksud dari Istilah Suspend pada Dunia Investasi Saham Beserta Dampaknya