Gagal Ginjal Kronis: Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengobatinya
Gagal ginjal kronis atau yang dalam bahasa Inggris disebut Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di dunia. Bahkan di Indonesia, penyakit ini masuk ke dalam 10 besar penyebab kematian.
Gagal ginjal kronis sendiri menjadi salah satu penyakit yang menghabiskan biaya mahal untuk perawatannya. Sebab, ketika seseorang sudah menderita penyakit gagal ginjal kronis, perawatan yang dilakukan akan berlangsung secara rutin seumur hidup. Tidak hanya soal biaya, penyakit gagal ginjal kronis juga sangat berdampak pada kualitas hidup seseorang.
Lalu, seperti apa karakteristik hingga penyebab gagal ginjal kronis? Simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: Mengenal Fomepizole, Obat Gagal Ginjal Akut Akibat Keracunan Etilen Glikol
Pengertian Gagal Ginjal Kronis
Pengertian Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis dan akut sama-sama disebabkan oleh kerusakan ginjal yang mengganggu fungsinya. Perbedaannya adalah lama waktu kerusakan itu terjadi, di mana gagal ginjal kronis berlangsung dalam kurun waktu yang lebih lama. Selain itu, kerusakan ginjal pada pasien CKD biasanya bersifat permanen.
Ginjal sendiri memiliki peranan penting untuk tubuh. Ini berguna untuk menjaga keseimbangan air, mengatur sel darah merah, menjaga kesehatan tulang, dan menyaring serta membersihkan limbah hasil metabolisme dari tubuh.
Ketika organ ini mengalami kerusakan, sampah di dalam tubuh jadi tidak bisa dikeluarkan sehingga mengalami penumpukan. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh juga terganggu. Akibatnya, tubuh mengalami berbagai masalah kesehatan.
Jika kerusakan tidak ditangani dengan tepat, fungsi ginjal akan terus mengalami penurunan. Jika fungsinya sudah sangat rendah, CKD menjadi penyakit yang dapat mengancam nyawa. Terapi dialisis atau cuci darah menjadi salah satu perawatan yang perlu dilakukan.
Penyebab Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis sering kali terjadi pada seseorang yang sudah memiliki riwayat penyakit tertentu. Ketika penyakit itu tidak dirawat dengan baik, salah satu dampak buruk yang dialami tubuh adalah terjadinya kerusakan pada ginjal.
Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya CKD adalah:
- Asam urat.
- Lupus nefritis.
- Penyakit pembuluh darah ginjal.
- Gagal ginjal akut yang tak sembuh.
- Masalah saluran kemih yang tidak mendapatkan terapi.
- Adanya kista pada ginjal.
- Peradangan pada beberapa bagian di ginjal.
- Hipertensi.
- Diabetes.
Meskipun ada begitu banyak penyebab seseorang mengalami CKD, tetapi menurut survei yang dilakukan dokter menemukan bahwa hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol menjadi penyebab paling banyak di Indonesia.
Selain itu, beberapa kondisi juga membuat seseorang jadi lebih rentan mengalami CKD. Misalnya saja pada orang dengan usia lanjut, punya riwayat keluarga gagal ginjal, memiliki kecacatan struktur ginjal, merokok, kelebihan berat badan, mengalami penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
Gejala Gagal Ginjal Kronis
Gejala penyakit ini sebenarnya sudah mulai dirasakan sejak awal ginjal mengalami kerusakan. Tetapi biasanya, banyak yang tidak menyadari jika itu merupakan tanda seseorang mulai mengalami CKD. Gejala biasanya baru akan nampak jelas ketika fungsi ginjal tinggal sedikit.
Beberapa gejala atau ciri-ciri gagal ginjal kronis adalah:
- Buang air kecil semakin jarang dan sedikit.
- Air seni berbusa atau terdapat darah.
- Kulit terasa gatal dan kering dalam waktu lama.
- Mudah lelah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Muntah dan mual.
- Hipertensi yang tidak terkendali.
Selain itu, terjadi penumpukan cairan di sejumlah tempat. Jika terjadi pada paru-paru menyebabkan napas sesak, jika di jantung membuat nyeri dada. Penumpukan ini juga bisa terjadi pada anggota gerak seperti tangan dan kaki, hingga wajah.
Baca Juga: Hentikan! 10 Kebiasaan Ini Merusak Ginjal, Lho!
Komplikasi Gagal Ginjal Kronis
Kerusakan ginjal yang terjadi pada gagal ginjal kronis bisa menyebabkan berbagai komplikasi masalah kesehatan.
Karena ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik, tubuh jadi bisa mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia. Selain itu, saraf pusat juga bisa rusak sehingga terjadi kejang. Rongga tubuh juga bisa mengalami kelebihan cairan sehingga terjadi asites atau edema. CKD juga bisa menyebabkan masalah pada pembuluh darah dan jantung serta gangguan keseimbangan elektrolit seperti kadar kalium yang tinggi atau fosfor yang menumpuk.
Pengobatan dan Perawatan Gagal Ginjal Kronis
Mengingat ada begitu banyak komplikasi yang bisa terjadi ketika seseorang mengalami CKD, penanganan yang cepat dan tepat harus segera dilakukan.
Hal pertama yang perlu kamu lakukan saat mengalami gejala penyakit ini adalah menemui dokter. Dokter akan memeriksa dan memastikan apakah gejala yang kamu alami mengarah pada CKD atau bukan. Jika memang benar, dokter akan segera memaparkan sejumlah rencana pengobatan. Terapi ini dilakukan untuk memperlambat kerusakan ginjal, mencegah komplikasi, dan meringankan gejala.
CKD umumnya tidak dapat benar-benar disembuhkan. Pemberian perawatan ini pun disesuaikan dengan tingkat kerusakan ginjal. Jika sudah parah, dokter akan memberikan perawatan CKD level terakhir.
Penyebab paling umum dari CKD adalah diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol. Karena itu, hal pertama yang disarankan oleh dokter untuk dilakukan adalah menjaga kadar gula dan tekanan darah. Meski tidak dapat menyembuhkan, setidaknya terapi ini akan membantu memperlambat kerusakan ginjal.
Tidak hanya itu saja, biasanya dokter juga akan meresepkan beberapa obat untuk dikonsumsi secara rutin dan perawatan lanjutan untuk penderita CKD. Tujuannya masih sama, yakni untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dan menjaga agar tidak terjadi komplikasi.
Pasalnya jika ginjal sampai mengalami kerusakan parah, seseorang harus rutin melakukan cuci darah untuk bisa tetap mendapatkan hidup berkualitas. Bahkan jika sampai benar-benar tidak berfungsi, transplantasi ginjal harus dilakukan.
Obat-Obatan yang Diberikan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
Ada beberapa jenis obat yang diberikan pada pasien gagal ginjal kronis. Beberapa di antaranya adalah obat anemia, kolesterol, hipertensi, obat untuk kesehatan tulang, dan untuk mengatasi bengkak.
Obat-obat ini diberikan untuk membantu memperlambat kerusakan ginjal dengan cara membuat beban kerjanya berkurang. Selain itu, obat juga diberikan untuk membantu mengurangi dampak kerusakan ginjal, seperti anemia, penyakit tulang, hingga mengatasi bengkak akibat penumpukan cairan.
Menjalankan Pola Hidup Sehat
Pada orang yang mengalami gagal ginjal kronis, obat bukan satu-satunya hal penting untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah. Menjalankan pola hidup sehat juga menjadi kunci agar proses kerusakan ginjal jadi melambat.
Untuk tahap ini, biasanya pasien akan didampingi ahli gizi tentang menu diet yang harus dijalani. Perencanaan diet ini diharapkan bisa membantu ginjal bekerja dengan lebih ringan.
Selain itu, pasien juga akan diminta untuk istirahat yang cukup, aktif berolahraga, serta makan makanan dengan gizi seimbang.
Dialisis dan Transplantasi Jadi Terapi Tahap Akhir
Pada orang yang mengalami gagal ginjal kronis stadium akhir dan kerusakan ginjal sudah permanen, dialisis dan transplantasi ginjal menjadi solusi.
Dialisis atau cuci darah merupakan proses membuang limbah sisa metabolisme dan cairan tubuh yang berlebih dengan menggunakan suatu alat. Proses dialisis sendiri ada dua, yakni:
- Hemodialisis, merupakan proses dialisis yang membutuhkan mesin berukuran besar untuk menyaring limbah dan cairan dari darah.
- Dialisis peritoneal, umumnya hanya memakai kateter yang dimasukkan ke perut. Rongga perut kemudian akan diisi dengan larutan dialisis yang membuat cairan dan limbah terserap.
Sementara, jika ginjal sudah benar-benar tidak berfungsi, transplantasi ginjal menjadi solusi terakhir. Transplantasi melibatkan proses operasi besar dengan mengganti ginjal rusak dengan yang baru.
Ginjal baru yang sehat ini umumnya didapat dari pendonor. Namun untuk mendapatkan ginjal ini prosesnya cukup rumit karena memperoleh ginjal yang cocok tidak mudah.
Tetapi meskipun sudah mendapatkan ginjal baru, bukan berarti penyintas gagal ginjal kronis bisa terbebas dari obat. Konsumsi obat harus dilakukan seumur hidup agar organ baru bisa diterima oleh tubuh.
Pola Hidup Sehat Jadi Pendukung Penting Terapi Gagal Ginjal Kronis
Orang yang mengalami gagal ginjal kronis harus segera mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat agar kerusakan ginjal tidak semakin memburuk. Selain terapi obat, pola hidup sehat juga menjadi faktor penting untuk membantu mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah.
Tetapi jika sudah masuk stadium akhir, obat dan pola hidup sehat saja tidak cukup. Perlu dilakukan dialisis secara rutin agar kualitas hidup pasien tetap baik. Namun jika ginjal sudah rusak sangat parah, transplantasi menjadi jalan terakhir untuk menyelamatkan hidup.
Baca Juga: Kenali Gejala Gagal Ginjal Akut dan Penyebabnya, Bisa Fatal Kalau Tidak Segera Ditangani!