Kenali Gejala Covid-19 pada Anak dan Cara Merawatnya di Rumah
Covid-19 makin gawat. Kemunculan rupa-rupa varian corona terbaru bikin tambah worry. Kali ini, yang kena bukan hanya dewasa dan lansia, tetapi juga menyerang anak-anak.
Baca Juga: Sudah Menyebar di Indonesia! Kamu Wajib Tahu Varian Baru Virus Covid-19: Alpha, Beta dan Delta
Banyak Anak Terpapar Corona
Waspada, Covid-19 kini banyak menyerang anak-anak
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, kasus positif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 5.582 kasus per 21 Juni 2021. Dari jumlah tersebut, anak usia 0-5 tahun yang tertular sebanyak 224 kasus.
Sebanyak 655 kasus terjadi pada anak usia 6-18 tahun. Sisanya yang menjadi korban adalah usia 19-59 tahun dan 60 tahun ke atas. Itu baru data di Jakarta. Belum menghitung kasus positif Covid-19 pada anak di provinsi lainnya.
Peningkatan ini terjadi karena kenaikan positif Covid pada klaster keluarga, dan perilaku orang tua yang kurang menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, tertular setelah berkunjung ke negara atau wilayah yang terjangkit Covid.
Kematian Anak RI Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia
Fakta lain yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) lebih mengkhawatirkan. Dikutip dari channel youtube IDAI, tingkat kematian anak Indonesia akibat corona mencapai 3-5%.
Angka ini merupakan yang tertinggi di dunia. Dan separuhnya atau 50% yang meninggal pada anak adalah balita.
IDAI juga menyebut, data konfirmasi kasus positif pada anak usia 0-18 tahun di Tanah Air mencapai 12,5%. Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi tersebut adalah anak-anak.
Ngeri ya, mom. Harus ekstra ketat nih menjaga anak agar terhindar dari infeksi virus corona mengingat belum ada vaksinasi untuk anak-anak umur 0-17 tahun.
Tanda dan Gejala Covid-19 pada Anak
Balita dan anak-anak sangat riskan terserang Covid-19, bahkan kondisinya bisa menjadi parah bila ada penyakit bawaan, di antaranya:
- Jantung
- Diabetes
- Obesitas
- Asma
- Penyakit paru kronis
- Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik
- dan lainnya.
Anak-anak yang terkonfirmasi Covid-19, ada yang tanpa gejala dan dengan gejala. Gejalanya mirip seperti orang dewasa, seperti:
- Batuk
- Pilek
- Demam atau meriang
- Kesulitan bernapas yang ditandai dengan napas cepat dan sesak napas
- Mual atau muntah
- Diare
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Nafsu makan hilang
- Kehilangan rasa dan bau
- Sakit tenggorokan
- Merasa sangat lelah.
Parahnya lagi bisa sampai tangan atau kaki dan kelenjar bengkak. Serta bibir atau wajah membiru.
Baca Juga: Persiapkan Sebelum Terlambat! Ini 10 Rekomendasi Asuransi Kesehatan Terbaik
Cara Merawat Balita dan Anak yang Terjangkit Covid-19
Berikan perhatian dan kasih sayang agar anak tak merasa sendiri saat isolasi mandiri di rumah
Mom, ketika anak ‘divonis’ positif Covid-19 melalui tes swab atau PCR, usahakan untuk tidak panik dan cemas. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Berikut cara merawat balita dan anak yang kena Covid-19:
1. Isolasi mandiri
Bila balita dan anak terserang Covid-19 dengan gejala ringan, sebaiknya melakukan isolasi mandiri di rumah. Mom bisa merawat anak langsung dengan perhatian dan kasih sayang penuh.
2. Tetap patuhi protokol kesehatan
Untuk mengurangi risiko penularan, yang merawat anak cukup satu orang saja. Misalnya mom seorang. Tak perlu seluruh anggota keluarga terlibat meski itu bergantian.
Di samping itu, mom dan anggota keluarga lain pun harus menjalankan protokol kesehatan di rumah. Rajin cuci tangan baik sebelum maupun setelah kontak dengan anak, pakai masker (mom dan anak), dan tidak keluar rumah kalau tidak mendesak atau tidak penting sekali.
Gunakan sarung tangan pula untuk merawat anak, seperti membersihkan tinja, air kencing, dan mengganti popoknya. Buang masker dan sarung tangan dalam wadah tertutup rapat.
3. Gunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah
Alangkah lebih baik jika mom tidur dan menggunakan kamar mandi terpisah dengan anak yang positif corona.
Tetapi bila kamar tidur dan kamar mandi hanya satu, anak masih bayi di bawah dua tahun, atau kondisi lain yang tidak memungkinkan, mom boleh memakainya bersamaan.
Hanya saja harus rutin dibersihkan atau disemprot disinfektan. Sprei, handuk, masker kain dicuci dengan sabun cuci dan air suhu 60-90 derajat celcius.
Juga bersihkan permukaan kamar mandi yang sering dipegang bersama, seperti gagang pintu, keran, flush toilet, gayung, dan lainnya.
Mom dan anggota keluarga lain pun tidak menggunakan alat makan yang sama dengan anak. Setelah anak makan, cuci alat makan dengan sabun dan air hangat.
4. Buka ventilasi atau jendela rumah
Jendela kamar mandi dan kamar tidur yang digunakan bersama, serta ruang di rumah lainnya biarkan terbuka. Tujuannya agar sinar matahari bisa masuk dan terjadi pertukaran udara.
5. Beri makanan bergizi dan vitamin
Beri anak makanan bergizi yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin dalam porsi yang seimbang. Lengkapi pula dengan susu, jus, atau buah-buahan dan perbanyak minum air putih.
Kalau bayi mom masih minum ASI, seringlah menyusui. ASI dapat memberi kecukupan nutrisi yang diperlukan bagi bayi serta mengobati Covid-19.
Sediakan pula obat dan vitamin untuk menaikkan imun tubuh anak. Tetapi ingat ya mom, harus sesuai dengan anjuran dokter.
Merawat anak yang positif covid-19 tidak boleh panik
6. Jemur anak setiap pagi
Perawatan ini bisa jadi alternatif bagi bayi mom yang terjangkit Covid-19. Berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari dipercaya dapat membunuh virus corona. Waktu berjemur yang baik dan aman adalah jam 7 sampai 9 pagi.
7. Hibur anak dengan kegiatan positif
Dalam masa-masa seperti ini, anak harus tetap bahagia. Tugas mom adalah menghibur anak dengan kegiatan positif.
Contohnya membacakan buku cerita, solat dan mengaji bersama, bermain atau menonton TV, dan lainnya. Asal mom tahu, bahagia itu dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak melawan virus lho.
8. Intens berkomunikasi dengan anak
Bila mom dan anak menggunakan ruangan terpisah, selalu komunikasi dengannya. Apakah itu lewat telepon atau video call. Ini supaya anak tidak merasa sendirian dan menganggap bahwa mom selalu ada untuknya.
9. Konsultasi ke dokter
Jika masih ragu atau belum tahu langkah-langkah isolasi mandiri yang benar, mom dapat berkonsultasi dengan dokter. Sambil menjalankannya, mom bisa mengabari dokter tentang perkembangan buah hati selama isolasi mandiri.
10. Bawa ke rumah sakit jika kondisi memburuk
Gejala Covid-19 pada anak mom semakin parah? Demam tak kunjung turun sampai suhu mencapai 38 derajat celcius atau lebih meski sudah diberi paracetamol atau obat penurun panas, lemas atau tidur terus, napas cepat, sesak, kejang, membiru, sampai tak bisa minum, segera bawa ke rumah sakit
11. Lakukan tes PCR setelah isolasi mandiri selesai
Untuk isolasi mandiri membutuhkan waktu:
- Pasien tanpa gejala = minimal 10 hari setelah swab pertama dengan hasil positif Covid-19
- Pasien dengan gejala ringan dan sedang = minimal 10 hari sejak muncul gejala + 3 hari bebas gejala terhitung sejak gejala pertama kali muncul
- Pasien dengan gejala berat: minimal 10 hari + 3 hari tanpa gejala dan 1 kali hasil negatif pada tes PCR.
Beda lagi kalau anak mom merasakan gejala Covid-19 lebih dari 10 hari. Aturannya:
- Gejala selama 14 hari, isolasi selama 14 hari + 4 hari tanpa gejala = 17 hari terhitung sejak gejala pertama muncul
- Gejala selama 30 hari, isolasi 30 hari + 3 hari tanpa gejala = 33 hari terhitung sejak gejala pertama muncul.
Kalau sudah melewati masa-masa itu, berarti anak mom sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19, menurut syarat terbaru dari WHO. Jadi, tidak perlu lagi harus tes PCR dua kali berturut-turut dengan hasil negatif seperti aturan sebelumnya.
Sedia Payung Sebelum Hujan
Mendengar anak positif Covid-19 tentu menjadi kabar buruk bagi orang tua. Virus ini dapat menyerang siapapun dan kapan pun tanpa belas ampun.
Oleh karena itu, selalu proteksi dirimu dan keluarga dengan asuransi kesehatan. Tentu saja untuk meminimalisir biaya atas risiko kesehatan di masa yang akan datang.
Baca Juga: Kamu Belum Vaksin Covid-19? Begini Cara Daftarnya di Puskesmas dan Mal