Lock Up Saham – Arti, Contoh, dan Dampaknya ke Investor
Pernah dengar kebijakan lock up saham IPO (Innitial Public Offering)? Lock up saham artinya terkunci. Merupakan periode atau jangka waktu di mana saham tidak dapat dialihkan ke orang lain.
Dalam istilah pasar modal, lock up saham adalah pemegang saham tidak boleh menjual saham dalam kurun waktu tertentu. Lock up saham ini bisa dilakukan secara sukarela maupun wajib atau berdasarkan perjanjian.
Contoh lock up saham Bukalapak secara sukarela selama 8 bulan. Selain itu, pemegang saham BBHI alias Allo Bank wajib menggembok atau lock up saham selama 3 tahun.
Berikut penjelasan mengenai lock up saham seperti dirangkum Cermati.com dari Investopedia.
Baca Juga: Right Issue – Arti, Contoh, dan Cara Membeli Saham Right Issue
Pengertian Lock Up Saham
Lock up saham
Lock up saham adalah periode penguncian di mana investor atau pemegang saham dilarang menjual saham tertentu. Lock up saham berguna untuk pengelola investasi atau sekuritas dan perusahaan yang IPO atau go public.
Lock up saham digunakan untuk menjaga likuiditas dan stabilitas pasar. Bagi perusahaan sekuritas, periode lock up saham membantu menjaga stabilitas dan likuiditas portofolio.
Sementara lock up saham bagi perusahaan IPO bertujuan untuk mempertahankan uang tunai demi pertumbuhan yang berkelanjutan. Di samping itu, menunjukkan bahwa kepemimpinan perusahaan tetap utuh dan model bisnis tetap pada pijakan yang kokoh.
Lock Up Saham IPO
Kebijakan lock up saham banyak dipakai pada saham-saham IPO. Artinya, pemegang saham utama tidak boleh menjual saham mereka selama periode waktu yang telah ditentukan setelah perusahaan IPO.
Saham IPO biasanya ‘digembok’ dalam waktu 90-180 hari (3-6 bulan), hingga 1 tahun. Umumnya, berlaku untuk pemegang saham utama, seperti pendiri perusahaan, pemilik, manajer, karyawan perusahaan, serta investor besar atau pemodal ventura. Setelah masa lock up saham berakhir, saham IPO dapat diperjualbelikan.
Baca Juga: Cut Loss Saham - Arti, Contoh, dan Cara Menentukannya
Tujuan Lock Up Saham
Lock up period adalah
Tujuan lock up saham IPO adalah untuk mencegah banjirnya pasar dengan saham tambahan untuk dijual, sehingga dapat menekan harga saham. Alasannya, pemegang saham pengendali atau pemegang saham besar bila langsung menjual saham IPO akibat tidak ada kebijakan lock up saham, dapat menimbulkan koreksi harga saham.
Jika hal ini terjadi, akan merugikan seluruh pemegang saham. Biasanya setelah akhir periode lock up saham, harga saham akan mengalami penurunan permanen sekitar 1-3%. Tergantung pada fundamental perusahaan.
Investor dapat melihat ini dalam dua sudut pandang. Jika terjadi penurunan harga saham paska lock up saham, bisa menjadi peluang untuk membeli saham di harga yang tertekan sementara.
Di sisi lain, bisa menjadi pertanda bahwa harga saham IPO terlalu mahal. Kemungkinan dimulainya penurunan harga saham jangka panjang.
Lock up saham yang bersifat wajib pasti ada perjanjian. Artinya, pemodal ventura, para eksekutif maupun orang dalam perusahaan harus menandatangani perjanjian lock up saham guna mencegah tekanan jual berlebihan dalam beberapa bulan pertama perdagangan setelah IPO.
Semua pemegang saham yang berasal dari orang dalam perusahaan akan diberi jangka waktu yang sama untuk lock up saham. Namun ada juga yang berbeda. Rincian perjanjian lock up saham selalu dicantumkan dalam dokumen prospektus perusahaan.
Manfaat Lock Up Saham
Manfaat lock up saham IPO, antara lain:
- Memungkinkan saham IPO menjadi stabil tanpa tekanan jual tambahan dari pemegang saham utama
- Menjaga harga saham dan melindungi investor ritel
- Memungkinkan pasar untuk menentukan harga saham sesuai dengan penawaran dan permintaan alami
- Peningkatan likuiditas seiring berjalannya waktu karena ada penetapan rentang perdagangan.
Lock Up Saham Berakhir
Saat menjelang berakhirnya periode lock up saham, trader sering mengantisipasi penurunan harga karena saham yang beredar di pasar semakin banyak. Antisipasi tersebut dapat berakibat meningkatnya permintaan jangka pendek karena trader melakukan short selling saham sampai lock up saham benar-benar berakhir.
Short selling adalah transaksi penjualan saham yang dilakukan trader atau investor meski tidak memiliki saham tersebut.
Baca Juga: Mengapa Saham Bisa Kena Suspensi BEI?
Contoh Lock Up Saham
Contoh lock up saham
Contoh lock up saham Bukalapak:
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan saham perdana sebanyak 103,06 miliar pada 6 Agustus 2021. Sebanyak 77,29 miliar adalah saham pendiri dan 25,76 miliar saham dilepas ke publik.
Harga saham BUKA saat IPO Rp 850 dengan nilai nominal Rp 50 per saham. BUKA berhasil meraup dana Rp 21,90 triliun. Bukalapak memberlakukan kebijakan lock up saham selama 3 bulan bagi saham IPO yang dialokasikan untuk karyawan sebanyak 14,02 miliar saham.
Untuk pemegang saham yang mendapatkan saham dengan harga pelaksanaan di bawah harga penawaran umum perdana wajib lock up saham 6 bulan. Sementara lock up period Bukalapak bagi pemegang saham besar secara sukarela hingga periode 8 bulan.
Saat ini, harga saham BUKA Rp 358 per lembar pada pembukaan perdagangan saham (2/3). Sudah longsor 57,8% dari harga penawaran umum.
Contoh lock up saham lain:
PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) milik konglomerat Chairul Tanjung membuat perjanjian lock up saham selama 3 tahun sejak tanggal pencatatan saham. Larangan menjual saham ini berlaku untuk strategic partners dari internal CT Corp dan partner eksternal, yaitu Salim Group, Bukalapak, anak usaha Grab, Carro, dan Growtheum Capital Partners.
Teliti Periode Lock Up Saham Sebelum Beli Saham IPO
Periode lock up saham sangat penting bagi investor atau trader untuk ditelisik dalam prospektus perusahaan. Jika ingin membeli saham IPO, sebaiknya menunggu hingga periode lock up saham berakhir.
Karena saham baru bisa terus naik atau malah turun ketika orang dalam menjual saham mereka di akhir periode lock up saham. Kamu dapat membeli saham perusahaan yang baru go public tersebut dengan harga diskon.
Menunggu periode lock up saham berakhir juga dapat memberimu lebih banyak waktu mempertimbangkan kinerja saham atau perusahaan. Jika harga saham jatuh, mungkin lebih baik kamu membeli saham lain atau investasi pada instrumen lain.
Namun jika saham terlihat bagus sampai akhir masa lock up saham, kemungkinan saham perusahaan tersebut dapat menjadi pilihan investasi yang oke.
Baca Juga: Spekulasi, Spekulasi Saham, atau Investasi