Obat Gangguan Kecemasan, Kejang, dan Penenang Sebelum Operasi, Ini Deskripsi, Manfaat, dan Efek Samping Lorazepam
Sebagian orang mungkin bisa dengan mudahnya menghadapi suatu hal atau melakukan aktivitas tertentu tanpa dilanda rasa khawatir atau cemas. Namun, bagi sebagian orang lainnya, perasaan cemas dan gelisah begitu mudah datang, bahkan saat menghadapi hal yang sebenarnya wajar sekalipun. Hal ini umumnya terjadi pada orang yang memiliki gangguan kecemasan.
Untuk mengatasi hal tersebut, tidak jarang orang dengan masalah kecemasan disarankan untuk mengkonsumsi obat tertentu, salah satu contohnya adalah lorazepam. Pada dasarnya, obat ini berguna untuk mengatasi kejang atau gangguan kecemasan yang terjadi pada seseorang. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk menangani rasa cemas atau gelisah saat akan melakukan tindakan operasi maupun insomnia yang berkaitan dengan masalah kecemasan.
Masuk dalam kategori obat resep, penggunaan lorazepam ini tentu wajib disesuaikan dengan anjuran dokter agar tak berisiko memicu efek samping tertentu. Nah, agar lebih memahami bagaimana cara tepat menggunakan obat ini, simak penjelasan mengenai deskripsi obat, manfaat, dosis, cara penggunaan, hingga efek samping lorazepam berikut ini.
Deskripsi Obat Lorazepam
Lorazepam merupakan jenis obat yang memiliki manfaat meredakan kejang atau menangani gangguan kecemasan. Penggunaan obat tersebut juga bisa dilakukan untuk menangani rasa cemas atau gelisah pada pasien yang akan melakukan tindakan operasi, maupun penderita insomnia yang berhubungan dengan masalah kecemasan.
Obat yang tergolong dalam kategori obat antikonsulvan berjenis benzodiazepine ini merupakan obat resep yang mana penggunaannya wajib disertai dengan anjuran dan saran dokter. Terkait cara kerjanya sendiri, penggunaan obat ini mampu mempengaruhi senyawa kimia dalam otak bernama neurotransmitter. Pengaruh dari obat ini terhadap unsur kimia pada otak tersebut mampu membuat penggunanya merasakan efek yang menenangkan.
Lorazepam boleh dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak dengan usia di atas 5 tahun. Namun, bagi ibu hamil, penggunaan obat ini tidak seharusnya dilakukan karena beberapa alasan.
Yang pertama, obat ini termasuk ke dalam kategori D yang berarti terdapat bukti yang meyakinkan terkait risiko efek samping yang mungkin terjadi pada janin akibat penggunaan obat ini. Kedua, obat ini hanya boleh digunakan apabila manfaat yang diberikan jauh lebih besar ketimbang risikonya, seperti untuk menangani kondisi yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, bagi ibu hamil, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.
Di samping itu, penggunaan obat ini juga bisa membuat kandungannya terserap dalam ASI dan diminum oleh bayi. Jika kamu tengah menyusui, selalu konsultasi dengan dokter terlebih dahulu terkait keamanan penggunaan obat ini bagi ibu maupun bayi.
Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk obat, seperti, obat suntik dan tablet. Beberapa contoh merek dagang dari obat lorazepam ini, antara lain, Lorazepam, Loxipaz, Ativan, Renaquil, dan Merlopam.
Baca Juga: Bantu Redakan Nyeri Pasca Operasi, Ini Deskripsi Obat, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Tramadol
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Akan Menggunakan Lorazepam
Sebagai obat resep, penggunaan lorazepam harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dulu dan mengikuti anjuran pemakaian yang diberikan. Selain itu, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain:
|
Aturan Pakai dan Dosis Lorazepam
Dosis penggunaan lorazepam tidak sama antar pasien tergantung dari kondisi kesehatannya. Namun, secara umum, berikut adalah dosis penggunaan lorazepam yang biasa diberikan dokter berdasarkan kondisi atau masalah kesehatan yang ditangani.
Untuk Gangguan Kecemasan |
Untuk Persiapan Operasi |
Untuk Insomnia Akibat Gangguan Kecemasan |
Pada orang dewasa, dosis penggunaan obat ini adalah: 1 sampai 4 miligram per hari yang dibagi ke dalam beberapa waktu minum, dan dikonsumsi 2 sampai 4 minggu. Sementara untuk lansia, dosis penggunaan obat ini harus ditentukan oleh dokter menyesuaikan kondisi kesehatannya. |
Pada orang dewasa, dosis penggunaan obat ini adalah:
Untuk anak umur 5 sampai 13 tahun, dosisnya adalah 0,5 sampai 2,5 miligram per kgBB dan diberikan tak kurang dari sejam menjelang operasi. Sementara untuk lansia, dosisnya ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien. |
Untuk orang dewasa, dosis penggunaan obat ini adalah: 1 sampai 2 miligram sekali sehari menjelang tidur. Sementara untuk lansia, dosis akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Khusus penanganan kejang yang tak kunjung berhenti atau status epileptikus, obat ini akan diberikan melalui suntikan via pembuluh darah vena atau intravena. Pemberian lorazepam jenis suntik harus dilakukan oleh dokter maupun petugas medis dengan pengawasan dokter. |
Cara Tepat Menggunakan Lorazepam
Gunakan obat ini sesuai petunjuk dokter dan informasi pemakaian yang tertera di kemasan. Jangan pernah menambah dosis penggunaan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu. Penggunaan lorazepam bisa memicu gejala ketergantungan dan putus obat, sehingga biasanya diberikan dengan dosis paling rendah serta durasi paling singkat.
Minum obat ini secara utuh menggunakan air putih, baik setelah atau sebelum makan. Gunakan obat ini di jam yang sama tiap harinya guna memaksimalkan manfaatnya. Jika terlupa, segera konsumsi obat ini apabila waktu minum selanjutnya masih lama, dan abaikan apabila waktu minum selanjutnya sudah dekat tanpa menggandakan dosis.
Baca Juga: Bantu Obati Herpes Simpleks, Ini Deskripsi Obat, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Methisoprinol
Interaksi Lorazepam saat Digunakan Bersama Obat Lain
Saat digunakan dengan obat lain, lorazepam bisa memicu beberapa interaksi antar obat. Berikut adalah beberapa contohnya.
- Meningkatkan risiko efek samping saat digunakan dengan propoxyphene atau clozapine.
- Peningkatan efek sedasi serta risiko gangguan pada sistem pernapasan, koma, hingga kematian saat digunakan dengan obat dari golongan opioid, seperti, oxycodone, morfin, fentanil, atau tramadol.
- Meningkatkan risiko hipotensi, kantuk, denyut jantung lemah, serta pusing saat digunakan dengan olanzapine.
- Peningkatan risiko denyut jantung lambat atau bradikardi saat digunakan dengan droperidol.
- Peningkatan kadar lorazepam saat digunakan bersama natrium divalproex.
Efek Samping Lorazepam
Selain interaksi antar obat di atas, penggunaan lorazepam juga bisa memicu beberapa efek samping, seperti:
- Kantuk
- Pusing
- Sakit kepala
- Kehilangan koordinasi
- Mual
- Mulut kering
- Penglihatan buram
- Hilangnya gairah seksual
- Nafsu makan menghilang
- Konstipasi
Segera periksakan diri ke dokter apabila efek samping di atas tak kunjung sembuh atau semakin parah. Lakukan hal serupa jika muncul gejala alergi obat maupun efek samping serius, seperti, halusinasi, depresi, sulit berbicara, berjalan, atau berkeringat, tremor, sakit kuning, kejang, maupun sakit tenggorokan dan demam pasca menggunakan obat ini.
Gunakan Lorazepam dengan Tepat agar Manfaat yang Didapat Optimal
Lorazepam adalah jenis obat yang bermanfaat untuk meredakan kejang dan menangani gangguan kecemasan. Obat ini hanya boleh digunakan sesuai anjuran dokter untuk orang dewasa serta anak usia 5 tahun ke atas. Asalkan memperhatikan peringatan penggunaannya, obat ini bisa menjadi solusi mengatasi masalah kecemasan dan tak akan berisiko menyebabkan efek samping tertentu yang membahayakan.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Povidone Iodine, Obat untuk Cegah Infeksi pada Luka Kulit