Nikkei 225: Definisi dan Daftar Indeks Nikkei 225
Agar bisa sukses investasi saham kamu juga pintar memilih perusahaan tempat kamu akan membeli saham tersebut. Nah, untuk mendapatkan perusahaan/emiten yang tepat biasanya investor akan mengecek dari indeks saham yang ada di sebuah bursa efek.
Indeks saham adalah pengukuran nilai pada pasar saham. Perhitungan indeks saham dihitung dari pergerakan harga pada saham tertentu yang pada umumnya menggunakan rata-rata tertimbang.
Indeks saham merupakan salah satu indikator penting bagi investor dalam berinvestasi sebab pelemahan atau penguatan pada indeks saham mencerminkan pergerakan pada pasar saham yang akan kamu investasikan.
Dari sekian banyak indeks saham yang ada, indeks saham Nikke 225 merupakan salah satu indeks saham popular yang banyak dikunjungi oleh para investor dan trader saham untuk bisa mendapatkan emiten terbaik untuk membeli saham mereka.
Tapi, apa itu indeks saham Nikkei 225?
Mengenal Nikkei 225, Indeks Saham dari Jepang
Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo (Tokyo Stock Exchange - TSE). Indeks ini adalah harga rata-rata tertimbang (dalam satuan yen), dan komponennya ditinjau ulang setahun sekali. Saat ini Nikkei adalah indeks rata-rata ekuitas Jepang yang paling banyak dikutip, sebagaimana demikian pula dengan Dow Jones Industrial Average di Amerika Serikat.
Nikkei 225 mulai dihitung pada tanggal 7 September 1950, data sebelumnya dihitung mundur sampai ke tanggal 16 Mei 1949.
Nikkei 225 Futures, mulai diperkenalkan di Bursa Singapura (SGX) pada tahun 1986, di Bursa Sekuritas Osaka (Ose) pada tahun 1988, dan di Bursa Perdagangan Chicago (CME) pada tahun 1990, kini telah menjadi sebuah indeks berjangka yang diakui secara internasional.[4]
Indeks rata-rata Nikkei mencapai nilai tinggi sepanjang masa pada 29 Desember 1989, saat ia mencapai nilai tertinggi harian yaitu 38,957.44, sebelum akhirnya indeks tutup pada 38,915.87. Nilai indeks yang tinggi untuk abad ke-21 ialah sedikit di atas 18.300.
Indeks besar lainnya yang diukur di Bursa Saham Tokyo adalah Topix.
Per April 2018, Nikkei 225 terdiri dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang:
- Makanan
- Otomotif
- Tekstil dan apparel
- Instrument presisi
- Pulp dan kertas
- Manufacturing
- Bahan kimia
- Perikanan
- Pertambangan
- Konstruksi
- Farmasi
- Perusahaan dagang
- Ritel
- Minya dan batu bara
- Karet
- Kaca dan keramik
- Baja
- Logam non-besi
- Perbankan
- Sekuritas
- Asuransi
- Jasa keuangan lain-lain
- Mesin
- Kereta api/bis
- Mesin listrik
- Transportasi dara lain-lain
- Transportasi laut
- Transportasi udara
- Pergudangan
- Komunikasi
- Galangan kapal
- Listrik
- Gas
- Jasa
Seperti Namanya, ada total 225 perusahaan yang terdaftar sebagai emiten di indeks saham Nikkei 225.
Baca Juga: Mengenal FTSE, dan Indeks FTSE 100 yang Populer di Antara Investor Indonesia
Fakta Seputar Indeks Saham Nikkei 225 yang Harus Diketahui
Sebagai indeks saham terbesar di Jepang, berikut beberapa fakta menarik seputar Nikkei 225, indeks saham asal Tokyo, Jepang:
- Dikenal sebagai indeks perdagangan paling bergejolak, dengan kecenderungan pergerakan harga yang tajam. Tahun 2013, Nikkei mulai mendekati 10.600, memuncak di angka 15.942 sebelum anjlok hingga 10%, kemudian kembali rebound. Para ahli mengatakan bahwa perdagangan Nikkei adalah untuk para pedagang yang berani dan berpengalaman.
- Perekonomian Jepang adalah berbasis ekspor, terutama ke Amerika Serikat. Hal ini mengikat erat perekonomian kedua negara sehingga Nikkei mengikuti pergerakan pasar dan indeks Amerika Serikat.
- Perdagangan Nikkei membutuhkan kejelian terhadap apa yang dilakukan oleh pasar Amerika Serikat. Jika Dow meningkat, Nikkei biasanya akan mengikuti di hari berikutnya.
- Karena itu, perdagangan di hari yang tepat menjadi sangat penting. Inilah kunci untuk berdagang di jam pertama hari perdagangan Tokyo untuk memanfaatkan tren dari hari sebelumnya. Aturan umum yang baik adalah membeli pada saat Dow naik dan menjual saat Dow turun.
- Nikkei bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa dunia seperti bencana alam, perang, kerusuhan politik, dan berita ekonomi. Adalah penting untuk mengikuti data perekonomian dari AS dan Jepang, termasuk tingkat pengangguran, penciptaan lapangan kerja, tingkat suku bunga, figur PDB, dan tolok ukur ekonomi lainnya.
Baca Juga: Mengenal Nasdaq, Bursa Efek Tertua di Dunia Asal Amerika Serikat
Tips Memilih Emiten yang Tepat untuk Berinvestasi Saham
Dari sekian banyaknya emiten yang terdaftar pada Nikkei 225 jangan sampai kamu asal memilih emiten untuk menginvestasikan uang mu. Tetap harus lakukan research pada masing-masing emiten yang sudah kamu incar untuk menghindari kerugian karena salah pilih emiten.
Berikut tips memilih emiten yang tepat untuk berinvestasi saham:
1. Perhatikan Gerak Harga Sahamnya
Harga saham suatu perusahaan selalu berfluktuasi. Bergerak sewaktu-waktu, bahkan dalam hitungan detik. Semakin banyak permintaan, harga sahamnya bisa kian melambung. Namun, kamu perlu waspada jika peningkatan harganya cukup drastis dan fantastis.
Jika pergerakan saham seperti ini sudah tidak wajar. Sebaiknya kamu hindari. Biasanya saham yang terkena Auto Reject Atas (ARA) atau Auto Reject Atas (ARB) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat cepat berubahnya.
Untuk pemula, sebaiknya hindari saham auto reject. Apalagi sudah masuk daftar UMA (Unusual Market Activity) atau saham yang bergerak di luar kewajaran.
2. Amati Perubahan Volume Perdagangannya
Saham yang harganya meningkat drastis akan diiringi perubahan volume perdagangan yang signifikan pula. Yang harus diwaspadai adalah ketika sahamnya mendadak populer dalam beberapa hari terakhir. Banyak diburu sahamnya, misalnya akibat pompom saham atau sentimen lain.
Jika indikasinya seperti ini, ada kemungkinan kalau saham tersebut sedang dipermainkan investor pemodal besar. Bandar juga bisa. Dari harga yang sebelumnya tinggi, kemudian tiba-tiba anjlok.
3. Laba yang Dicetak Perusahaan
Naik turunnya volume perdagangan suatu saham biasanya akan memengaruhi laba atau keuntungan sebuah perusahaan. Sayangnya, ini tidak terjadi.
Kondisi seperti ini mengindikasikan kalau perusahaan tersebut tidak memiliki fundamental yang bagus. Terutama dilihat dari laporan keuangannya.
4. Lakukan Analisis
Sebelum membeli saham, kamu bisa melakukan dua analisis. Pertama analisis teknikal, kedua analisis fundamental. Analisis fundamental mengacu pada pendekatan kondisi politik, ekonomi, serta tren usaha. Kamu bisa melihatnya melalui laporan keuangan perusahaan atau emiten
Analisis teknikal menggunakan pergerakan pendekatan saham pada rentang waktu tertentu, termasuk harga dan fluktuasi, serta informasi titik tertinggi dan titik terendah saham.
5. Pantau Tren Harga Saham
Dalam hitungan menit, bahkan detik, harga saham bisa berubah. Banyak faktornya, ada eksternal maupun internal. Jadi, rajin-rajinlah mengamati pergerakan dan tren harga saham agar kamu tahu ke mana arahnya.
Luangkan waktu membaca atau menonton berita seputar pasar modal, agar kamu dapat selalu memperoleh informasi terbaru mengenai harga saham dan trennya, serta memaksimalkan keuntungan dari bermain saham.
Mengenal Baik Emiten sebelum Membeli Saham
Salah satu cara sukses untuk sukses cuan investasi saham adalah dengan mengenal dengan baik emiten yang ada. Coba cari dengan jelas info terkait dari perusahaan emiten yang sedang kamu incar, misalnya perusahan tersebut bergerak di sektor ekonomi apa, berpotensi kah, sedang tren atau banyak diminati.
Dengan mengenal secara baik perusahaan emiten, kamu tidak hanya memiliki kesempatan lebih besar dalam meraih keuntungan investasi saham, tapi juga mengurangi risiko kerugian.
Baca Juga: Pengertian IDX High Dividend 20 dan Daftar Sahamnya