Model Transaksi Investasi Langsung Antar 2 Pihak, Ini Panduan Seputar Over the Counter Market
Di dunia investasi, ada beragam jenis market yang bisa digunakan para pelaku pasar modal menyesuaikan kebutuhan dan aktivitas transaksi yang ingin dilakukan. Di antara sederet jenis market tersebut, over the counter market atau OTC market menjadi salah satu yang tak boleh dilewatkan para pemain modal.
Secara umum, OTC market adalah jenis pasar terdesentralisasi di mana partisipan di dalamnya saling memperdagangkan saham, komoditas, mata uang, dan instrumen investasi lain secara langsung antara 2 pihak. Aktivitas transaksi tersebut dilakukan tanpa menggunakan jasa broker atau bursa pusat, dan umumnya berlangsung secara digital atau elektronik.
Dengan metode yang berbeda dengan sistem pasar lelang pada umumnya, penting bagi investor untuk mempelajari tentang apa itu over the counter market. Nah, tanpa panjang lebar lagi, berikut terangkum penjelasan tentang over the counter market, cara kerja, risiko, dan contohnya.
Pengertian Over the Counter Market
OTC atau over the counter market adalah pasar terdesentralisasi di mana pelaku pasar di dalamnya memperdagangkan saham, komoditas, mata uang, dan beragam jenis instrumen investasi lainnya. Tapi, berbeda dengan jenis pasar lain, aktivitas transaksi di jenis pasar ini dilakukan secara langsung antara 2 pihak dan tak membutuhkan peran broker atau bursa.
Di samping itu, over the counter market umumnya tak memiliki lokasi kantor fisik, melainkan aktivitas perdagangannya dilakukan melalui platform elektronik atau digital. Dengan sistemnya tersebut, OTC market memiliki perbedaan yang mudah dicermati dibanding sistem pasar lelang.
Bagaimana Cara Kerja Over the Counter Market?
Secara umum, over the counter market digunakan untuk memperdagangkan obligasi, mata uang, derivatif, dan structured product. Namun, ada kalanya pula jenis pasar ini digunakan untuk memperdagangkan ekuitas, misalnya, OTCQX, OTC Pink, dan OTCQB marketplace di broker dealer Amerika Serikat.
Di samping itu, cara kerja dari over the counter market adalah dealer berperan sebagai pembuat pasar dengan memberikan harga untuk membeli atau menjual sekuritas, mata uang, maupun produk finansial lain. Perdagangan bisa dieksekusi antara 2 partisipan di pasar OTC tanpa ada pihak lain yang mengetahui harga transaksi yang disetujui.
Pada dasarnya, over the counter market cenderung lebih tidak transparan dibanding bursa dan memiliki lebih sedikit aturan atau regulasi. Karena hal tersebut, likuiditas di pasar OTC bisa bersifat lebih premium alias terbatas.
Risiko Over the Counter Market
Dengan cara kerjanya yang berbeda dibanding pasar lelang, ada beberapa risiko over the counter market yang perlu dipahami para investor di dalamnya, antara lain:
Batasan Likuiditas |
Terkadang, sekuritas yang diperdagangkan pada over the counter market tak cukup memiliki pembeli atau penjual. Alhasil, harga dari sekuritas bisa bervariasi tergantung dari market marker yang memperdagangkannya. Di samping itu, ada pula risiko masalah serius yang terjadi jika ada pembeli yang memiliki posisi penting pada saham yang ditransaksikan di pasar OTC, di mana mereka bisa memutuskan untuk menjualnya di waktu tertentu di masa depan. Batasan likuiditas ini kerap menjadi penyebab sulitnya menjual aset di jenis pasar ini, termasuk perubahan harga yang bisa saja terjadi tanpa penyebab yang jelas ataupun wajar. |
Risiko Counterparty | Meski umumnya over the counter market berfungsi dengan normal, tapi transaksi di jenis pasar tersebut memiliki risiko counterparty risks. Risiko ini terjadi jika salah satu pihak pada sebuah transaksi tidak melanjutkannya atau tak melakukan pembayaran atas perdagangan yang dilakukannya sesuai kontrak. |
Transparansi Tak Terjamin | Selain itu, risiko lain dari pasar OTC adalah kurangnya transparansi yang membuat aktivitas di jenis pasar ini perlu dilakukan dengan pertimbangan matang dan berdasarkan keputusan yang bijak. |
Contoh Transaksi di Over the Counter Market
Untuk lebih memahami tentang pasar OTC, kamu bisa mencermati contoh aktivitas transaksi atau perdagangan di dalamnya berikut ini.
Seorang manajer portofolio memiliki sekitar 100 ribu lembar saham yang diperdagangkan pada over the counter market. Pihaknya memutuskan jika sudah tiba waktunya untuk menjual sekuritas tersebut dan mengarahkan trader untuk menemukan pasar agar bisa melakukan transaksi.
Setelah menghubungi 3 market maker, trader memiliki kabar buruk di mana saham yang dimiliki tersebut tak pernah ditransaksikan selama 30 hari ke belakang. Perdagangan terakhir pun berada di harga 15 USD, dengan harga permintaan saat ini 9 USD dan harga penawaran 27 USD. Juga, hanya ada 1,500 saham untuk dibeli, dan 7,500 saham untuk dijual.
Mengetahui hal tersebut, manajer portofolio perlu memutuskan untuk tetap mencoba menjual saham tersebut dan mencari pembeli di harga yang lebih rendah. Pilihan lainnya adalah menempatkan limit order pada penjualan saham yang terakhir dan mengadu nasib agar tak merugi.
Cermati Cara Kerjanya agar Tak Keliru Melangkah di Over the Counter Market
Itulah penjelasan tentang over the counter market sebagai jenis pasar terdesentralisasi di mana partisipan di dalamnya bisa bertransaksi secara langsung antara 2 pihak. Dengan cara kerjanya yang unik, transaksi di pasar OTC memiliki risiko tersendiri yang perlu diantisipasi dengan strategi yang tepat. Jadi, cermati dulu cara kerjanya agar tak keliru melangkah saat bertransaksi di jenis pasar ini.