Sebelum Hamil, Ini 6 Tes Kesehatan untuk Calon Ibu
Setelah menikah, kebahagiaan akan semakin lengkap dengan hadirnya si buah hati. Selain menjalani proses biologis, ada baiknya kamu juga melakukan tes kesehatan terlebih dahulu. Cek kesehatan sebelum hamil ini dilakukan untuk deteksi dini, apakah ada kelainan atau juga masalah kesehatan yang dapat menimbulkan risiko baik bagi ibu, bayi, dan juga proses kehamilannya.
Apa saja tes kesehatan yang perlu dilalui oleh calon ibu sebelum kehamilan? Berikut ulasannya.
1. Tes Darah
Tes darah
Salah satu pemeriksaan darah yang perlu dilakukan adalah, cek golongan darah dan rhesus. Karena, tes ini sangat berkaitan dengan kehamilan. Pengecekan rhesus sangat penting, untuk menghindari penyakit pada bayi. Seperti bayi dengan sakit kuning, juga anemia.
Selain untuk mama, tentunya papa juga perlu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan ini. Salah satu proses pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah, tes darah perifer lengkap (DPL).
Pemeriksaan DPL mencakupi cek Hb, hematokrit, leukosit, trombis, eritrosit, juga laju endap darah atau LED. Pengecekan ini dilakukan agar kamu dan pasangan dapat mengetahui kondisi kadar kolesterol. Sehingga, terhindar dari risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
2. Pap Smear
Pemeriksaan pap smear tentunya bukanlah sesuatu yang baru didengar. Tes ini memang sangat disarankan bagi perempuan dewasa. Karena, pap smear dapat mendeteksi keberadaan virus Human Papilloma Virus.
Biasa disingkat dengan HPV, virus ini merupakan penyebab kanker serviks. Selain sebagai pendeteksi HPV, pap smear juga dapat menemukan kelainan baik pada vagina maupun rahim, sehingga kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat untuk menjalankan proses kehamilan.
Baca Juga: Hai Bumil, Jangan Percaya Lagi dengan 8 Mitos Kehamilan Ini
3. Fungsi Tiroid
Gangguan tiroid adalah salah satu gangguan kesehatan yang dapat sangat berpengaruh bagi perempuan hamil. Karena, efeknya dapat mempengaruhi janin. Hipotiroidisme merupakan suatu kondisi di mana tubuh kamu tidak memiliki hormon tiroid yang cukup.
Hipotiroidisme akan mengakibatkan janin dalam kandungan tumbuh tidak normal. Itulah mengapa, gangguan pada fungsi tiroid dapat mengakibatkan bayi lahir prematur, juga mempengaruhi perkembangan otak janin. Dan yang paling berbahaya adalah, bisa mengakibatkan keguguran.
Penyakit tiroid ini juga menjadi salah satu penyebab mama menjadi sulit hamil. Tes ini sangat dianjurkan bagi para calon ibu. Terutama, untuk mereka yang sebelumnya pernah mengalami gangguan tiroid.
4. Tes Glukosa dengan HbA1c
Tes glukosa
Diabetes merupakan penyakit yang membahayakan bagi calon ibu. Terutama, bagi mereka para penderita diabetes yang kurang terkontrol. Karena, penyakit ini memiliki risiko tinggi untuk menimbulkan gangguan pertumbuhan pada janin, selama proses kehamilan.
Wanita dengan kadar gula yang tak terkontrol dapat mengalami keguguran, atau juga persalinan prematur. Pemeriksaan yang dianjurkan pun bukan hanya gula darah puasa saja. Kamu juga perlu melakukan pemeriksaan HbA1c.
Pemeriksaan HbA1c dinilai lebih akurat dalam mendeteksi tingkat glukosa dalam tubuh. Tes ini berfungsi untuk memeriksa kadar gula darah seseorang selama tiga bulan terakhir. Sehingga, dapat diketahui apakah terdapat kelainan atau tidak.
Pengecekan kadar gula sangat disarankan bagi para pasien diabetes. Juga, untuk wanita dengan berat badan berlebih. Beberapa risiko yang timbul dari calon ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol adalah, kelahiran bayi dengan gula darah rendah, dan bayi lahir mati atau yang biasa disebut stillbirth.
Baca Juga: Hai Calon Ibu dan Ayah, Yuk Pahami tentang Kehamilan Sejak Dini!
5. Analisa Gen
Tujuan dari analisa gen ini adalah, penyakit genetik. Karena, mungkin saja sebagian orang memiliki sebuah penyakit genetik. Tentunya, hal ini bisa saja terjadi tanpa disadari orang tersebut. Oleh karena itulah, diperlukan sebuah tes darah khusus.
Tes ini untuk menganalisa, apakah ada ‘bakat’ kelainan genetik yang kamu miliki ataupun pasangan. Beberapa penyakit genetik tersebut yaitu, talasemia dan down syndrome. Hal ini diperlukan agar dapat mengetahui apakah kamu dan pasangan sama-sama membawa gen resesif.
Jika begitu, janin kemungkinan mewarisi dua gen tersebut. Hal ini bisa menimbulkan masalah tertentu. Namun jika dapat dideteksi lebih awal, terutama sebelum terjadinya kehamilan, risiko penyakit genetik dapat dikurangi.
6. Ginekologi
Ginekologi
Atau tepatnya, screening ginekologi. Pemeriksaan ini perlu dilakukan. Karena, kesehatan organ intim wanita sudah seharusnya mendapatkan perhatian lebih. Fungsi dari pemeriksaan ini adalah, mendeteksi kemungkinan adanya kista, tumor jinak, uterine fibroid, atau penyakit radang panggul pada calon ibu.
Selain itu, metoda screening ini juga dapat melakukan deteksi terhadap polycystic ovarian syndrome (PCOS). PCOS adalah, sebuah gangguan hormonal yang menyebabkan pembesaran ovarium dengan kista kecil di tepi luar.
Lakukan Demi Buah Hati
Menjadi seorang ibu tidak sembarang. Demi melahirkan anak yang sehat dengan perkembangan yang baik tentunya, kamu perlu menyiapkan segala sesuatunya sebelum hamil. Selain mental, kesehatan si ibu juga penting diperhatikan agar janin yang dikandungnya juga sehat. Maka dari itu, lakukan berbagai tes kesehatan yang diperlukan. Pakai asuransi kesehatan terbaik agar selama persiapan kehamilan hingga persalinan, kamu dan anak mendapatkan pelayanan rumah sakit yang tepat dan kondisi keuangan tetap aman.
Baca Juga: Bumil Perlu Jaga Kehamilan Trimester Pertama dengan 6 Cara Ini