Spekulasi, Spekulasi Saham, atau Investasi
Spekulasi adalah tindakan melakukan transaksi keuangan berdasarkan tebak-tebakan atau untung-untungan. Pelaku spekulasi disebut spekulan.
Orang yang melakukan spekulasi fokus pada fluktuasi atau perubahan haga untuk mendapat keuntungan di atas rata-rata. Risiko investasinya sangat tinggi, karena hanya didasarkan pada rumor atau berita yang belum tentu kebenarannya.
Dengan begitu, risiko kegagalannya pun sangat besar. Inilah mengapa spekulasi sering disamakan dengan judi.
Sebab, penuh ketidakpastian karena hanya mengandalkan keberuntungan nasib. Hal ini dapat menimbulkan risiko besar dan bahkan merugikan orang lain.
Baca Juga: Cara Membuat Trading Plan Saham yang Mudah
Contoh Spekulasi
Contoh Spekulasi
Contoh perdagangan spekulasi, adalah perusahaan tambang emas yang dikabarkan telah menemukan ‘ladang’ emas baru. Tanpa pernyataan resmi dari perusahaan, seorang investor yang fokus pada investasi jangka panjang tidak akan membeli saham perusahaan tersebut.
Namun bagi spekulan langsung spekulasi. Mereka menduga perusahaan tersebut akan menggali tambang emas, sehingga akan mengerek kinerja, laba, maupun harga saham perusahaan. Dari asumsi inilah, spekulan akan membeli sahamnya.
Atau contoh spekulasi lain, yaitu membeli mata uang asing dengan maksud untuk dijual lagi pada harga yang lebih tinggi sebagai bentuk ‘perlawanan’ pembeli mata uang asing yang tujuannya untuk membayar impor maupun investasi asing.
Spekulasi Saham
Spekulasi Saham
Spekulasi dapat terjadi pada investasi saham, investasi forex, investasi obligasi, maupun investasi properti. Dalam investasi saham, spekulasi dari para spekulan seringkali terjadi.
Spekulasi saham adalah saham yang digunakan trader untuk melakukan spekulasi. Fundamental saham ataupun model bisnis yang berkelanjutan tidak dianggap penting.
Mereka membeli suatu saham karena tertarik dengan volatilitasnya yang lebih tinggi dan harga murah dibanding saham unggulan. Asumsi spekulan bisa menghasilkan keuntungan lebih besar atau dapat rezeki nomplok, meski risikonya juga tinggi.
Seringkali spekulasi saham terjadi pada saham-saham sektor pertambangan, energi, teknologi, dan bioteknologi, terutama perusahaan yang belum atau baru berkembang.
Meski begitu, saham blue chip atau perusahaan yang sudah mapan pun bisa saja dirundung spekulasi ketika sedang dalam kondisi sulit atau prospek masa depan memburuk dengan cepat.
Baca Juga: Saham Blue Chip: Pengertian, Ciri-ciri, dan Daftarnya
Perbedaan Spekulasi dan Investasi
Perbedaan Spekulasi dan Investasi
Spekulasi dan investasi jelas berbeda. Spekulasi adalah kegiatan mempertaruhkan uang dengan perkiraan asumsi. Tanpa mempertimbangkan kondisi riil yang sebenarnya sedang terjadi.
Investasi adalah kegiatan penanaman modal pada suatu instrumen dengan tetap memperhitungkan risiko dan bertujuan memperoleh keuntungan. Investasi menggunakan logika, terutama melakukan analisis sebelum mengambil keputusan.
Seperti investasi saham. Memerlukan analisis fundamental dan analisis teknikal, sehingga risiko dapat diminimalisir dan keuntungan yang dihasilkan maksimal.
Investasi dapat dilakukan pada instrumen saham, obligasi, reksadana, emas, deposito, peer to peer lending, dan lainnya. Investor berharap dapat mengantongi keuntungan dalam bentuk pembayaran bunga atau kupon, capital gain, dividen secara berkala.
Investasi biasanya bersifat jangka panjang. Setidaknya tercatat memiliki aset selama satu tahun.
Keterangan |
Spekulasi |
Investasi |
Cara mendapatkan keuntungan |
Dari perubahan harga atas kekuatan permintaan dan penawaran |
Dari naik turunnya nilai aset di pasar akibat faktor eksternal dan internal, seperti perubahan politik, kondisi ekonomi, aksi korporasi, inflasi, dan lainnya |
Cara mengambil keputusan |
Melihat perkiraan fluktuasi pasar yang tidak pasti, hanya mengandalkan segelintir informasi dan cenderung mengabaikan aturan analisis |
Menggunakan analisis menyeluruh, seperti analisis fundamental dan teknikal, serta melakukan riset terlebih dahulu
|
Jangka waktu perdagangan atau investasi |
Cenderung orientasinya jangka pendek untuk memperoleh keuntungan sangat tinggi |
Cenderung berorientasi jangka panjang dengan keuntungan berkelanjutan |
Cara menempatkan modalnya |
Lebih tertarik mempertaruhkan uangnya pada sesuatu yang dianggap mendulang keuntungan besar, seperti saham gorengan, valas, kripto, pasar komoditas |
Tertarik investasi pada instrumen yang pasti-pasti, seperti saham blue chip, yang punya fundamental kuat, reksadana, deposito, dan lainnya |
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini dan Jenis Saham Lainnya
Tips Menghindari Spekulasi dalam Investasi
Tips menghindari spekulasi dalam investasi
Spekulasi akan selalu membayangi langkahmu dalam investasi. Namun, kamu bisa menghindarinya dengan cara berikut ini:
1. Buat perencanaan investasi dengan cermat, termasuk menghitung segala risiko yang kemungkinan akan terjadi. Menentukan target pembelian dan penjualan sebelum trading, sehingga begitu muncul spekulasi, kamu tidak ikut-ikutan
2. Terus belajar mengasah pengetahuan dan wawasan tentang instrumen investasi yang kamu pilih, memperdalam ilmu analisis supaya terhindar dari spekulasi.
Kamu Ingin Jadi Spekulan atau Investor?
Menjadi spekulan dengan senjata spekulasi atau investor adalah sebuah pilihan. Kamu ingin yang mana?
Yang pasti spekulasi sama dengan gharar. Gambling sehingga ini dilarang dalam ajaran Islam. Terlepas dari itu, perilaku spekulasi sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Yuk, jadilah investor cerdas agar dapat investasi dengan cara baik dan benar tanpa spekulasi.
Baca Juga: Saham Telekomunikasi Indonesia, Ini Daftar dan Harganya