Atasi Beragam Gejala Alergi dengan Cetirizine dan Pahami Dosis serta Cara Aman Pemakaiannya
Tidak semua orang diberkati dengan kondisi kesehatan yang baik dan tidak mudah merasakan alergi. Beberapa orang lainnya justru mudah terkena gejala alergi, seperti bersin-bersin, mata berair, gatal, hingga muncul ruam di kulit saat bersentuhan dengan benda yang menjadi allergen. Saat mengalami gejala alergi tersebut, tentu harus segera diobati agar tidak semakin parah reaksinya.
Salah satu obat yang dapat mengatasi gejala alergi tersebut adalah cetirizine. Cetirizine memiliki khasiat untuk menekan kerja histamin, senyawa yang diproduksi tubuh saat terpapar allergen. Senyawa histamin itulah yang menyebabkan gejala alergi muncul pada penderitanya.
Memiliki kandungan HCI atau cetirizine hydrochloride yang aktif, obat ini bisa ditemui dalam beragam bentuk atau kemasan. Umumnya, cetirizine dikemas dalam bentuk tablet ukuran 10 mg, sirup ukuran 5 mg, ataupun drop. Obat untuk mengatasi gejala alergi ini juga jarang menimbulkan efek samping yang bisa membahayakan kesehatan penggunanya.
Akan tetapi, meski cenderung aman untuk dikonsumsi, cetirizine tergolong sebagai obat yang memerlukan resep dokter untuk bisa membelinya. Pasalnya, dengan penggunaan yang sembarangan, cetirizine dapat menimbulkan overdosis dan berisiko fatal. Untuk itu, sebelum mengonsumsi cetirizine, simak informasi tentang obat tersebut dan cara penggunaannya berikut ini.
Baca Juga: Amoxicillin, Obat Jenis Antibiotik untuk Mengatasi Berbagai Penyakit Akibat Infeksi Bakteri
Deskripsi Obat Cetirizine
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cetirizine adalah obat yang berguna untuk mengatasi gejala alergi, seperti pilek, gatal, hidung tersumbat, hingga ruam pada kulit. Reaksi alergi yang bisa disembuhkan adalah reaksi dari alergi rhinitis akibat allergen seperti bulu hewan, serbuk sari, hingga debu.
Cetirizine tergolong sebagai obat antialergi atau antihistamine. Termasuk sebagai kategori obat resep, penggunaan cetirizine harus disertai oleh resep dokter dan dilarang dikonsumsi tanpa mendapat pengawasan dari dokter. Jadi, saat akan membelinya pun biasanya akan dimintai resep dari dokter terlebih dahulu.
Meski begitu, cetirizine boleh dikonsumsi baik untuk orang dewasa maupun anak-anak usia di atas 2 tahun. Yang pasti, perlu diingat jika penggunaannya harus sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter.
Untuk penggunaan pada ibu hamil atau menyusui, cetirizine diketahui tidak memberikan reaksi pada janin dalam kandungan. Akan tetapi, kandungan dari obat tersebut dapat terserap dalam ASI dan dapat ikut dikonsumsi oleh bayi yang disusui. Oleh sebab itu, jika sedang berada pada masa menyusui, hindari mengonsumsi obat ini tanpa mendapat pendampingan dari dokter.
Untuk kemasannya, cetirizine biasa dijual dalam bentuk tablet, sirup, kapsul, dan juga drop. Setiap bentuk obat tersebut tentu memiliki, khasiat, cara pakai dan dosis yang cenderung berbeda.
Hal yang Harus Diperhatikan sebelum Menggunakan Cetirizine
Sebelum mengonsumsi obat ini untuk mengatasi gejala alergi, ada baiknya untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan. Dengan begitu, pasien dapat mengetahui apakah obat jenis antihistamin tersebut aman untuk digunakan atau tidak sesuai dengan kondisi kesehatan yang dimiliki.
Yang pertama, ibu hamil, menyusui, maupun yang berencana mendapatkan keturunan disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi cetirizine. Hal yang sama juga perlu dilakukan untuk penggunaan bagi anak-anak.
Hal ini bertujuan agar dokter dapat menyarankan apakah obat tersebut aman untuk dikonsumsi selama pada masa tersebut dan berapakah dosis amannya. Dengan begitu, cetirizine tidak akan menimbulkan efek samping yang dapat mengganggu tumbuh kembang janin pada ibu hamil atau bayi yang sedang menyusui, maupun pada anak-anak.
Bagi pasien yang mengalami kesulitan buang air kecil karena menderita pembesaran prostat, hendaknya memberitahukan penyakit tersebut kepada dokter terlebih dahulu. Hal tersebut juga perlu dilakukan bagi pasien yang menderita masalah kesehatan pada ginjal, hati, dan juga diabetes.
Agar meminimalisir risiko terjadinya interaksi berbahaya dengan obat lain, beritahu dokter tentang obat yang saat ini sedang dikonsumsi, baik itu obat kimia maupun obat herbal. Sampaikan pula jenis suplemen, vitamin, dan konsumsi lainnya yang tergolong sebagai obat-obatan agar dapat diketahui apakah kandungannya dapat bereaksi dengan cetirizine atau tidak.
Patuhi pula dosis serta aturan pakai yang telah diberikan oleh dokter tanpa menambah atau menguranginya sedikitpun. Frekuensi mengonsumsi cetirizine juga harus tepat waktu dan dilakukan secara rutin. Dengan begitu, khasiat dari penggunaan obat tersebut bisa didapatkan dengan optimal.
Jika gejala alergi tidak kunjung sembuh meski sudah mengonsumsi obat ini selama lebih dari 3 hari, maka ada baiknya untuk menghubungi dokter. Dengan begitu, dokter dapat melakukan penanganan medis yang lebih tepat kepada pasien dan mengetahui apakah masih perlu mengonsumsi obat tersebut lebih lanjut atau tidak.
Dosis Aman Pemakaian Cetirizine
Dosis pemakaian cetirizine ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, tingkat kesehatan, serta reaksi tubuh dari pasien. Jadi, setiap pasien yang mengonsumsi obat tersebut memiliki takaran yang berbeda.
-
Dewasa dan Anak-Anak (di atas 6 tahun)
Namun, secara umum, untuk pengguna dewasa serta anak-anak di atas usia 6 tahun, dosis pemakaian cetirizine berkisar antara 5 sampai 10 mg per harinya.
-
Anak-Anak dengan Usia 2-6 Tahun
Sedangkan untuk anak-anak antara usia 2 sampai 6 tahun, dosis pemakaian cetirizine adalah 2,5 mg per hari. Dosis tersebut dapat ditingkatkan maksimal hingga 5 mg tergantung atas anjuran dokter dan reaksi tubuh pasien tersebut.
Sebelum mengonsumsinya, pastikan untuk membaca keterangan yang tertulis pada kemasan. Penggunaan obat tersebut dapat dilakukan sebelum maupun sesudah makan. Namun, lebih baik meminta anjuran dokter mengenai cara mengonsumsi obat tersebut dengan benar.
Agar takaran pada cetirizine bentuk sirup akurat, hanya gunakan sendok takar yang terdapat pada kemasan. Jangan gunakan sendok makan atau sendok lain karena takarannya akan menjadi tidak sama. Dengan begitu, risiko overdosis atau obat tidak berkhasiat karena kurang takaran lebih kecil terjadi.
Baca Juga: Obat Paracetamol, Berikut Cara Pakai, Dosis dan Efek Sampingnya
Interaksi yang Bisa Ditimbulkan Saat Mengonsumsi Cetirizine Bersamaan dengan Obat Jenis Lain
Sama halnya dengan kebanyakan obat jenis lainnya, kandungan dalam cetirizine juga dapat menyebabkan interaksi saat dikonsumsi bersamaan dengan obat lainnya. Meski tidak menyebabkan masalah kesehatan yang berarti, interaksi antara cetirizine dengan obat lainnya dapat menurunkan khasiat yang diberikan oleh obat tersebut.
Sebagai contoh, saat dikonsumsi dengan obat asma seperti teofilin, efektivitas dari khasiat cetirizine akan menurun. Dalam kata lain, pasien hanya akan mendapatkan efek samping dari penggunaan obat tersebut tanpa mengatasi penyakit yang diderita secara optimal.
Cetirizine juga dapat berinteraksi dengan:
- Alkohol.
- Alprazolam.
- Duloxetine.
- Zolpidem.
- Lorazepam.
Efek Samping Cetirizine
Secara umum, efek samping cetirizine adalah:
- Rasa kantuk.
- Lemas disertai lelah.
- Pusing kepala.
- Mual dan juga muntah.
- Mulut kering.
- Sakit tenggorokan.
- Diare.
- Sakit perut.
Efek samping yang muncul tersebut adalah gejala yang biasa terjadi pada pengguna cetirizine. Saat mengalami efek samping tersebut, pasien tidak perlu menemui dokter kecuali jika gejalanya tidak kunjung hilang atau sembuh.
Namun, saat efek samping yang muncul setelah mengonsumsi cetirizine adalah kesulitan BAK dan juga tubuh lemas, maka hendaknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Hal yang sama juga perlu dilakukan jika pasien mengalami tanda alergi obat, seperti terjadinya pembekakan di wajah, tenggorokan, lidah, dan sulit bernapas.
Pentingnya Melakukan Konsultasi dengan Dokter Sebelum Mengonsumsi Cetirizine
Sebenarnya, berkonsultasi dengan dokter perlu dilakukan saat pasien akan mengonsumsi obat baru jenis apapun. Hal tersebut bertujuan agar diketahui apakah kandungan dalam obat tersebut tidak membahayakan kondisi kesehatan dan reaksi dari obat yang dikonsumsi pasien selama ini.
Oleh karena itu, sebelum mulai mengonsumsi obat ini, disarankan untuk meminta nasehat pada dokter terlebih dahulu.
Baca Juga: Punya Alergi Parah? Kenali Makanan yang Dapat Menyembuhkan dan Memperparah Alergi