Buta Warna: Penyebab, Jenis, hingga Gejalanya
Mata merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk melihat. Berkat mata, manusia bisa memperoleh berbagai informasi dari dunia luar. Ketika terjadi gangguan pada mata, sering kali berdampak pada kualitas hidup seseorang.
Salah satu masalah yang cukup umum dialami adalah buta warna. Buta warna merupakan suatu kelainan, di mana mata tidak dapat melihat warna secara normal. Orang yang mengalaminya biasanya tidak bisa mengenali warna tertentu atau bahkan semua warna.
Kondisi ini umumnya dimiliki seseorang sejak lahir (kongenital). Meski begitu, gangguan mata dalam mengenali warna ini juga bisa didapat setelah seseorang lahir.
Lalu, gejala seperti apa yang harus diwaspadai orang tua agar bisa mengetahui sejak dini seandainya buah hati mengalami buta warna? Apakah buta warna bisa diobati? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Baca Juga: Kenali Mata Minus, Penyakit Mata yang Dialami Banyak Orang
Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Penyebab Buta Warna
Buta Warna
Seseorang bisa membedakan berbagai macam warna karena terdapat sel khusus di mata yang mampu memberikan reaksi pada cahaya dan warna. Sel ini tidak hanya untuk mengenali gelap dan terang, tetapi juga mampu untuk mengidentifikasi tiga pigmen warna, yaitu biru, hijau, dan merah. Informasi itu kemudian diteruskan ke otak untuk ditentukan persepsi warna yang didapat.
Pada penderita buta warna, sel tersebut mengalami kerusakan atau fungsinya terganggu. Efeknya tentu saja membuat kemampuan mata untuk membedakan warna-warna jadi hilang. Lalu apa penyebabnya?
-
Kelainan Genetik Sejak Lahir
Penyebab utama terjadinya buta warna adalah kelainan genetik yang diwariskan dari orang tua ke anak. Kelainan ini menempel pada kromosom X, sehingga bisa diturunkan ke semua anaknya, baik laki-laki maupun perempuan.
Sebagai informasi, ada dua jenis kromosom seks pada manusia yakni X dan Y. Laki-laki memiliki susunan kromosom X dan Y, sementara perempuan X dan X.
Jadi, ketika buta warna terjadi pada salah satu orang tua, risiko seorang anak untuk mengalami hal yang sama jadi lebih besar, terutama anak laki-laki karena hanya memiliki satu kromosom X. Sementara untuk anak perempuan, bisa jadi juga mengalami buta warna atau hanya sebagai carrier atau pembawa.
Derajat keparahan dari buta warna ini juga beragam, mulai dari ringan sampai berat. Biasanya, tingkat keparahan ini tidak akan mengalami perubahan sampai akhir hayat.
-
Diperoleh Setelah Lahir
Meskipun umumnya buta warna didapatkan dari keturunan, tetapi beberapa kondisi setelah lahir juga bisa menyebabkan seseorang mengalami kelainan ini. Misalnya saja,
- Cedera mata yang disebabkan oleh benturan atau kecelakaan.
- Mata terpapar zat kimia berbahaya seperti styrene yang digunakan pada industri karet dan plastik atau carbon disulfide di industri rayon.
- Efek samping obat-obatan tertentu, seperti, hydroxychloroquine, sildenafil, phenytoin, ethambutol, serta digoxin.
- Menderita penyakit yang bisa menurunkan kemampuan melihat warna, seperti, leukemia, Parkinson, glaukoma, multiple sclerosis, Alzheimer, degenerasi makula, diabetes, serta anemia sel sabit.
- Ketagihan alkohol.
-
Penambahan Usia
Faktor lain yang juga bisa berperan dalam buta warna adalah usia. Secara alami fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan saat usia bertambah, termasuk juga mata.
Semakin tua seseorang, mata akan mengalami penurunan kemampuan dalam menangkap warna dan cahaya. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang sulit untuk bisa mengenali warna. Jika ditambah dengan katarak, maka kondisi itu akan jadi semakin buruk.
Jenis Buta Warna dan Gejalanya
Ada beberapa jenis buta warna yang bisa dialami oleh seseorang. Masing-masing dari jenis buta warna ini pun memiliki gejala khas yang berbeda-beda. Tetapi ada beberapa gejala umum yang bisa menandakan jika seseorang mengalami buta warna.
Misalnya saja mengalami kesulitan untuk mengenali warna buah yang matang dan mentah, mengenali warna obat, mengenali warna lampu lalu lintas, serta memahami pelajaran yang terkait dengan warna.
Jenis |
Penjelasan |
---|---|
Buta Warna Total |
Saat mendengar namanya tentu kamu sudah bisa membayangkan jika orang yang mengalami kondisi ini benar-benar sulit untuk membedakan warna apa pun. Sebagian di antaranya bahkan hanya bisa melihat warna hitam, abu-abu, dan putih. |
Buta Warna Biru-Kuning |
Berbeda dengan buta warna total, pada kondisi ini orang hanya tidak bisa mengenali warna biru dan kuning. Dalam keadaan ini, warna kuning biasanya akan tampak seperti ungu terang atau abu-abu, kesulitan mengenali mana warna merah muda atau kuning dan merah, serta warna biru jadi tampak kehijauan. |
Buta Warna Merah-Hijau |
Kondisi buta warna sebagian ini juga tidak bisa mengenali warna-warna tertentu. Biasanya, warna hijau jadi tampak seperti krem, merah jadi seperti kuning kecokelatan, merah jadi serupa dengan abu-abu gelap, dan oranye tampak seperti merah. Selain itu, warna kuning jadi tampak kehijauan dan warna hijau dan kuning jadi tampak kemerahan. |
Baca Juga: Ketahui Prosedur hingga Biaya Operasi Mata Juling
Cara Mengetahui Buta Warna
Ketika derajatnya ringan, sebagian orang mungkin tidak sadar jika dirinya mengalami buta warna. Karena itu, jika kamu menemukan gejala buta warna, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan akan dilakukan untuk menentukan apakah memang itu buta warna atau penyakit lain.
Beberapa tes akan dilakukan untuk mengetahui jenis buta warna yang dialami. Salah satu yang paling umum dipakai yakni tes Ishihara. Pada tes buta warna ini, kamu akan diminta untuk membaca huruf atau angka yang ditulis dalam bentuk gambar yang berisi titik-titik berwarna.
Tes lain yang juga digunakan adalah penyusunan warna. Jadi kamu akan diminta untuk menyusun berbagai warna sesuai dengan tingkat kecerahan warna. Beberapa tes lain mungkin juga dilakukan untuk mengetahui penyebab buta warna.
Komplikasi Buta Warna
Pada orang-orang yang mengalami buta warna total, ada beberapa komplikasi yang mungkin dialami. Misalnya saja rabun dekat, mata malas, ketajaman penglihatan menurun, sensitif dengan cahaya terang, serta nistagmus.
Cara Mengatasi Buta Warna
Sejauh ini, masih belum ditemukan cara untuk menyembuhkan buta warna. Tetapi biasanya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang yang mengalami buta warna, seperti:
- Memakai kacamata atau lensa kontak khusus yang bisa membantu mengenali warna tertentu serta menurunkan intensitas cahaya yang bisa mengganggu kemampuan melihat.
- Menggunakan aplikasi untuk mengidentifikasi dan memberitahukan warna pada sebuah objek.
- Menggunakan lampu atau pencahayaan yang terang, baik itu di kantor maupun rumah, agar warna bisa terlihat lebih jelas.
- Mengingat berbagai hal penting terkait warna, contohnya adalah mengingat urutan warna di lampu lalu lintas.
- Dokter mungkin juga akan mengganti jenis obat seandainya penyebab terjadinya buta warna berasal dari suatu penyakit atau dampak pemberian obat.
- Terakhir, mintalah bantuan orang di sekitar untuk membantumu mengenali warna.
Bisakah Buta Warna Dicegah?
Mencegah buta warna mungkin akan sangat sulit dilakukan karena ini merupakan kelainan yang dibawa sejak masih dalam kandungan. Jika ingin memiliki keturunan dengan penglihatan normal atau bebas buta warna, hal yang bisa kamu lakukan adalah melakukan pemeriksaan dan konsultasi sebelum menikah dengan pasangan. Jika keduanya bebas dari buta warna, maka keturunan yang dihasilkan juga tidak akan mengalami buta warna akibat keturunan.
Akan tetapi, risiko mengalami buta warna tetap ada. Karena itu, lakukan pemeriksaan mata dan kesehatan secara rutin, olahraga teratur, makan-makanan dengan gizi seimbang, serta menjalankan pola hidup sehat.
Buta Warna Tidak Bisa Diobati
Hal yang harus dipahami dari kondisi seseorang yang mengalami buta warna, terutama karena keturunan, adalah masih belum ada metode yang bisa menyembuhkan kelainan ini. Tetapi, ada berbagai hal yang bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup orang buta warna. Misalnya saja dengan memanfaatkan teknologi, memakai kacamata khusus yang bisa mengenali warna, serta mengingat aktivitas yang berhubungan dengan warna.
Baca Juga: Ketahui 10 Jenis Operasi Mata dan Biaya Operasi untuk Mata Minus, Silinder, dan Plus