Dividen Saham: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan atau emiten kepada pemegang saham. Inilah keuntungan investasi saham selain memperoleh capital gain saat menjual saham.

Dividen dalam investasi saham ada dua macam. Dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai adalah keuntungan berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

Sementara itu, dividen saham adalah keuntungan bagi pemegang saham dalam bentuk saham. Jadi, bukan berupa uang tunai.

Pembayaran dividen menggunakan metode dividen interim dan dividen final. Dividen Interim adalah dividen bersifat sementara yang dinyatakan dan dibayarkan sebelum laba tahunan perusahaan ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pembayaran dividen interim akan dilakukan secara berkala dalam satu tahun. Dividen Final adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham yang sudah diputuskan dan ditetapkan dalam RUPS, dalam satu tahun buku tertentu.

Baca Juga: ROE Saham: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Apa Itu Dividen Saham?

loader
Dividen Saham

Pengertian dividen saham seperti yang sudah disebutkan di atas, yaitu pemegang saham diberikan saham tambahan oleh perusahaan secara gratis, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah.

Biasanya, perusahaan yang menebar dividen saham adalah karena tidak cukup memiliki uang tunai untuk bagi-bagi dividen tunai. Bisa juga untuk mempertahankan pasokan uang tunai yang ada untuk operasional maupun ekspansi bisnis.

Dividen saham dapat meningkatkan jumlah saham beredar. Pembagian dividen saham dan pemecahan saham (stock split) sama-sama dapat menekan harga saham, tetapi tidak akan berpengaruh pada nilai perusahaan.

Saham yang memiliki dividen saham yang tinggi umumnya memiliki beberapa ciri-ciri. Berikut adalah beberapa ciri-ciri saham yang memiliki dividen saham yang tinggi:

  1. Saham Preferen: Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan hak lebih kepada pemiliknya, termasuk hak mendapatkan dividen terlebih dahulu 1. Pemegang saham preferen memiliki prioritas dalam pembagian dividen dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

  2. Saham Blue Chip: Saham blue chip adalah saham dari perusahaan yang memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang stabil, dan cenderung memberikan dividen secara konsisten 2 3. Perusahaan blue chip umumnya memiliki dividen yang tinggi karena mereka memiliki laba yang cukup besar.

  3. Saham Income: Saham income adalah saham yang memiliki keunggulan dalam membayar dividen yang lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya 3. Jenis saham ini lebih cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif atau yang memiliki target pendapatan dividen stabil.

  4. Perusahaan dengan Laba yang Konsisten: Perusahaan yang memiliki laba yang konsisten cenderung memberikan dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya 2. Laba yang stabil menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan dan kemampuan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham.

  5. Dividend Yield yang Tinggi: Saham dengan dividend yield yang tinggi menunjukkan bahwa dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut relatif besar dibandingkan dengan harga sahamnya 4.

  6. Kapitalisasi Pasar yang Besar: Saham dari perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar cenderung memiliki dividen yang lebih besar Kapitalisasi pasar adalah nilai total saham yang beredar dari suatu perusahaan.

Namun perlu dicatat bahwa ciri-ciri ini dapat memberikan indikasi tentang saham yang memiliki dividen saham yang tinggi, tetapi tidak ada jaminan bahwa saham dengan ciri-ciri ini akan selalu memberikan dividen yang tinggi. Keputusan investasi harus didasarkan pada analisis yang komprehensif dan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kinerja perusahaan, tren industri, dan risiko investasi.

Contoh dan Istilah Dividen Saham

Contoh dividen saham yang pernah dilaksanakan pada 2021 dari data KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia):

PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI) mengumumkan rasio dividen saham 5:1. Setiap 5 saham lama akan mendapat 1 saham baru. Harga penutupan saham yang berlaku Rp540 per lembar. Jadi, kalau kamu punya 100 lembar saham CCSI bisa menerima 20 lembar saham tambahan.

Pahami istilah penting ini agar mendapatkan dividen, baik dividen saham maupun dividen tunai.

Istilah dalam Dividen Saham

Keterangan

Cum date

Tanggal terakhir investor dapat membeli saham tertentu untuk mencatatkan diri sebagai investor untuk mendapatkan dividen dari perusahaan tersebut.

Ex date

Tanggal ketika investor sudah tidak mendapatkan hak dividen dari suatu saham yang dibelinya. Jadi, jangan beli saham di hari atau tanggal ex date.

Recording date

Tanggal pencatatan bagi pemilik saham yang berhak mendapatkan dividen.

Payment date

Tanggal pembayaran dividen.

Agar mendapatkan dividen, sebaiknya lakukan pembelian saham paling terakhir saat cum date, dan hold saham minimal sampai dengan ex date.

Keuntungan Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian saham kepada pemegang saham sebagai pengganti dividen tunai. Keuntungan dividen saham bagi investor, yaitu tidak dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) sampai saham yang diberikan dijual pemiliknya.

Berbeda dengan dividen tunai, dividen yang diterima pemegang saham atau dalam hal ini merupakan wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dikenakan PPh Final sebesar 10%.

Dividen tunai tersebut bisa saja bebas dari pajak dengan syarat wajib diinvestasikan kembali ke instrumen investasi sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18 Tahun 2021. Di antaranya ke surat utang pemerintah, surat utang BUMN, obligasi swasta, investasi infrastruktur dan lainnya.

Baca Juga: Investasi Saham: 5 Cara Menghitung Pendapatan Investasi Biar Cuan Maksimal

Cara Menghitung Dividen Saham

loader
Cara menghitung dividen per lembar saham

  1. Cara Menghitung Dividen Saham

    Contoh:

    Emiten ABCD membagikan dividen saham 5%. Maka, akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham sebesar 5%. Setiap kepemilikan 20 saham mendapat 1 saham tambahan.

    Jika punya 1 juta saham ABCD, berarti akan menerima saham tambahan sebanyak 50.000 saham baru. Atau jika mengoleksi 100 saham akan mendapat 5 saham baru.

  2. Cara Menghitung Dividen per Lembar Saham (Dividen Tunai)

    Contoh:

    Kamu memiliki 100 lot atau 10.000 lembar saham BCA. Di tahun berikutnya, perusahaan memutuskan menebar dividen tunai senilai Rp430 per lembar.

    Dividen sebelum pajak = 10.000 lembar x Rp430 = Rp4.300.000

    Dividen setelah pajak = Rp4.300.000 – (Rp4.300.000 x 10%) = Rp3.870.000.

    Dividen tunai yang akan kamu terima atas kepemilikan saham BCA sebesar Rp3.870.000.

Baca Juga: Margin Call Saham dan Forex: Pengertian dan Cara Mencegahnya

Faktor yang Mempengaruhi Dividen

Pembayaran dividen adalah salah satu cara perusahaan untuk membagikan keuntungan kepada pemegang saham. Namun, keputusan mengenai seberapa banyak dividen yang akan dibayarkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kinerja perusahaan, laba bersih, dan kebijakan manajemen. Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi pembayaran dividen.

1. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan indikator utama yang digunakan untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Beberapa aspek kinerja yang berpengaruh antara lain:

  • Profitabilitas: Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari operasi bisnisnya. Semakin tinggi profitabilitas, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen. Rasio seperti Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) sering digunakan untuk mengukur profitabilitas. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung memiliki kebijakan dividen yang lebih baik karena mereka memiliki lebih banyak laba untuk dibagikan kepada pemegang saham12.
  • Pertumbuhan Pendapatan: Pertumbuhan pendapatan yang konsisten menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik dan dapat menghasilkan laba yang cukup untuk dibagikan sebagai dividen. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan pendapatan yang cepat mungkin memilih untuk menahan laba untuk reinvestasi daripada membagikannya sebagai dividen, terutama jika mereka berada dalam fase pertumbuhan3.
  • Stabilitas Keuangan: Perusahaan yang memiliki kestabilan keuangan yang baik cenderung lebih mampu membayar dividen secara konsisten. Hal ini mencakup pengelolaan utang yang baik dan arus kas yang sehat.

2. Laba Bersih

Laba bersih adalah jumlah uang yang tersisa setelah semua biaya dan pajak dibayarkan. Ini adalah faktor paling langsung yang mempengaruhi keputusan pembagian dividen:

  • Rasio Pembayaran Dividen: Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menunjukkan persentase dari laba bersih yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Jika rasio ini tinggi, itu berarti perusahaan membagikan sebagian besar labanya sebagai dividen, sedangkan rasio rendah menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih untuk menahan laba untuk investasi atau pengeluaran lainnya4.
  • Kewajiban Keuangan: Sebelum memutuskan pembayaran dividen, perusahaan harus memastikan bahwa semua kewajiban keuangannya terpenuhi, termasuk pembayaran utang dan biaya operasional. Jika laba bersih cukup tinggi namun kewajiban keuangan juga besar, perusahaan mungkin memilih untuk menahan sebagian dari laba tersebut.

3. Kebijakan Manajemen

Kebijakan manajemen sangat berpengaruh terhadap keputusan pembagian dividen. Beberapa faktor manajerial yang mempengaruhi antara lain:

  • Strategi Pertumbuhan: Manajemen mungkin memutuskan untuk tidak membayar dividen jika mereka melihat peluang investasi yang lebih menguntungkan daripada membagikan laba kepada pemegang saham. Dalam hal ini, laba ditahan akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek baru atau ekspansi bisnis.
  • Preferensi Pemegang Saham: Manajemen juga harus mempertimbangkan preferensi pemegang saham dalam menentukan kebijakan dividen. Beberapa pemegang saham mungkin lebih menyukai pembayaran dividen reguler sebagai sumber pendapatan, sementara yang lain mungkin lebih memilih pertumbuhan nilai saham melalui reinvestasi laba.
  • Kebijakan Dividen Stabil: Banyak perusahaan menerapkan kebijakan dividen stabil di mana mereka berusaha untuk menjaga pembayaran dividen pada tingkat tertentu meskipun laba bervariasi dari tahun ke tahun. Ini membantu menciptakan kepercayaan di kalangan investor dan memberikan sinyal positif tentang kesehatan keuangan perusahaan

20 Dividen Saham Tertinggi

loader
Daftar saham dengan dividen tertinggi

Ingin mendapatkan dividen, baik dividen tunai maupun dividen saham? Ada banyak emiten yang rajin bagi-bagi dividen, bahkan tercatat sebagai saham dividen tinggi.

Incar saham-saham yang masuk dalam Indeks IDX High Dividend 20, yaitu indeks yang mengukur kinerja harga 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividen yield tertinggi. Berikut ini merupakan 20 dividen saham tertinggi pada periode 3 November 2022- 2 Februari 2023 menurut IDX.

No

Kode Saham

Nama Perusahaan

Jenis Rasio

Tingkat Rasio

1

ADMF

Adira Dinamika Multi Finance Tbk.

Rasio Free Float

7,92%

2

ADRO

Adaro Energy Indonesia Tbk.

Rasio Free Float

40,58%

3

ANTM

Aneka Tambang Tbk.

Rasio Free Float

34,83%

4

ASII

Astra International Tbk.

Rasio Free Float

45,08%

5

BBCA

Bank Central Asia Tbk.

Rasio Free Float

42,41%

6

BBNI

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Rasio Free Float

39,95%

7

BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Rasio Free Float

46,78%

8

BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Rasio Free Float

39,96%

9

CPIN

Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

Rasio Free Float

40,12%

10

HEXA

Hexindo Adiperkasa Tbk.

Rasio Free Float

20,44%

11

HMSP

H.M. Sampoerna Tbk.

Rasio Free Float

7,44%

12

INDF

Indofood Sukses Makmur Tbk.

Rasio Free Float

49,57%

13

ITMG

Indo Tambangraya Megah Tbk.

Rasio Free Float

34,74%

14

KLBF

Kalbe Farma Tbk.

Rasio Free Float

41,06%

15

MPMX

Mitra Pinasthika Mustika Tbk.

Rasio Free Float

32,58%

16

PTBA

Bukit Asam Tbk.

Rasio Free Float

33,43%

17

TLKM

Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Rasio Free Float

47,85%

18

TOWR

Sarana Menara Nusantara Tbk.

Rasio Free Float

41,96%

19

UNTR

United Tractors Tbk.

Rasio Free Float

38,74%

20

UNVR

Unilever Indonesia Tbk.

Rasio Free Float

14.44%

Selalu Analisis Laporan Keuangan Sebelum Membeli Saham

Perusahaan yang bagus adalah yang membayar dividen 30-40% atau lebih, dari laba bersih perusahaan dalam setahun. Data pembayaran atau pembagian dividen ada yang tersaji di laporan keuangan, kadang juga tidak.

Investor dapat mencari informasi tersebut di internet. Lihat total dividen yang dibagikan. Bukan melihat dividen tunai interim saja.

Data dividen ini sangat penting. Sebab, perusahaan bisa saja menuliskan laba bersih sekian rupiah, tetapi kalau tidak bayar dividen, perolehan laba tersebut dapat diragukan kebenarannya.

Bila pembayaran dividen kurang dari 30-40%, terlalu kecil. Investor berhak lebih dari itu. Namun, kalau lebih dari angka di atas, bisa juga menunjukkan perusahaan tersebut sudah mature alias tidak bisa bertumbuh lagi.

Jadi, cari perusahaan yang membayarkan dividen tidak terlalu besar, dan tidak kecil juga.

Baca Juga: Saham Nyangkut: Penyebab dan Cara Mengatasinya