Tunda Kehamilan dengan Microgynon, Ini Deskripsi Obat, Dosis, hingga Efek Sampingnya
Salah satu impian kebanyakan orang yang baru menikah tentu saja segera diberikan momongan alias keturunan. Namun, sebagian lainnya mungkin masih harus menunda keinginan tersebut karena beberapa alasan tertentu. Agar lebih praktis, dibanding tidak melakukan hubungan intim, tidak sedikit para pasangan suami istri ini menunda kehamilan dengan cara menggunakan alat kontrasepsi. Salah satunya, dengan menggunakan alat kontrasepsi hormonal bernama microgynon.
Tentunya, sebagai obat resep, penggunaan dari pil KB microgynon ini harus disesuaikan dengan anjuran dokter. Selain itu, kamu juga harus memahami cara pemakaian, manfaat, dosis, hingga efek samping yang mungkin terjadi sebelum menggunakan obat tersebut.
Nah, jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang microgynon, simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Hai Calon Ibu dan Ayah, Yuk Pahami tentang Kehamilan Sejak Dini!
Apa Itu Microgynon?
Pil KB Microgynon
Microgynon adalah jenis alat kontrasepsi hormonal dengan manfaat untuk mencegah atau menunda terjadinya kehamilan. Obat tersebut memiliki kandungan levonorgestrel dan ethinylestradiol yang memiliki peran mirip dengan dua hormon alami di dalam tubuh, yaitu progesteron dan estrogen.
Cara kerja dari microgynon pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mencegah ovum atau sel telur dilepaskan oleh ovarium atau indung telur. Selain itu, penggunaan obat ini juga bisa membuat serviks atau leher rahim mengeluarkan cairan yang lebih kental dan membuat sperma kesulitan untuk menembus hingga masuk sampai ke rahim. Menggunakan obat tersebut juga bisa mencegah terjadinya penebalan pada lapisan di dalam rahim dan membuat sel telur atau ovum yang telah dibuahi tidak bisa bertumbuh.
Pada 1 kotak obat ini ada 1 blister dengan isi 28 pil di mana 21 di antaranya memiliki kandungan bahan aktif serta 7 pil yang kosong sebagai pil tanpa hormon atau placebo. Di dalam 1 pilnya yang aktif mengandung 0,15 miligram levonorgestrel serta 0,03 miligram ethinylestradiol.
Tergolong sebagai obat dari jenis pil KB, obat ini tentu hanya boleh dikonsumsi oleh orang dewasa dan bermanfaat untuk mencegah kehamilan. Tidak hanya itu, beberapa jenis obat atau alat kontrasepsi juga tidak jarang mampu digunakan untuk menangani masalah siklus menstruasi maupun nyeri haid atau dismenore.
Obat ini termasuk ke dalam kategori X yang artinya penggunaan obat ini telah terbukti mampu menyebabkan abnormalitas atau efek samping maupun risiko lainnya pada janin. Jadi, penggunaan obat ini tak boleh dilakukan oleh wanita yang mempunyai kemungkinan sedang hamil sekalipun.
Sementara bagi ibu yang sedang menyusui, penggunaan obat ini diketahui bisa menyebabkan kandungan di dalamnya terserap ASI. Oleh karena itu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat tersebut.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Pil KB Microgynon
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan pil KB microgynon harus disertai dengan resep dokter. Di samping itu, ada sejumlah hal yang penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain:
- Jangan menggunakan obat ini jika memiliki alergi terhadap ethinylestradiol atau levonorgestrel. Informasikan pada dokter terlebih dulu mengenai riwayat alergi yang kamu miliki sebelum menggunakan obat ini.
- Informasikan pada dokter jika pernah atau sedang menderita diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, penyakit jantung, migrain, kanker payudara, penyakit hati, stroke, perdarahan vagina selain dari siklus haid, varises, deep vein thrombosis atau DVT, serangan jantung, maupun masalah pembekuan darah, misalnya hemofilia.
- Informasikan pada dokter jika tengah mengidap kanker hati, obesitas, penyakit kandung empedu, aritmia, atau porfiria.
- Informasikan pada dokter jika merokok maupun baru saja melakukan operasi yang menimbulkan kemampuan gerak menurun.
- Informasikan pada dokter jika sedang hamil, berencana mengambil program kehamilan, atau menyusui karena obat ini tak boleh digunakan oleh orang dalam kondisi tersebut.
- Informasikan pada dokter jika sedang menggunakan jenis obat, produk herbal, atau suplemen tertentu.
- Periksakan diri ke dokter apabila siklus menstruasi tak kunjung muncul meski sudah menggunakan 1 sampai 2 blister obat.
- Selama menggunakan obat ini, hindari terpapar sinar matahari maupun sinar UV terlalu lama guna mencegah timbulnya chloasma atau bercak coklat pada kulit.
- Hindari mengonsumsi minuman alkohol maupun grapefruit selama menggunakan obat ini.
Aturan Pakai dan Dosis Pil KB Microgynon
Aturan pakai dan dosis penggunaan obat ini sebenarnya sangat simpel. Dosis umum dari microgynon adalah sebanyak 1 pil setiap hari selama 28 hari, dengan pil placebo dikonsumsi selama haid.
Harga Pil KB Microgynon
Harga Pil KB Microgynon (Sumber: www.halodoc.com)
Harga pil KB microgynon berada di kisaran 20 ribu Rupiah per kotak. Satu kotak berisi satu blister pil KB microgynon.
Baca Juga: Bantu Cegah Kehamilan, Ini Manfaat, Kelebihan, dan Harga Pil KB
Cara Tepat Menggunakan Pil KB Microgynon
Selalu ikuti saran dokter serta baca aturan penggunaan yang tertera pada kemasan saat akan menggunakan microgynon. Obat ini boleh dikonsumsi sebelum maupun setelah makan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam 1 blister obat ini berisi 28 pil, di mana 21 di antaranya merupakan pil aktif, sementara 7 sisanya merupakan pil kosong atau placebo. Pil kosong tersebut dikonsumsi ketika menstruasi. Pengguna obat ini harus mengonsumsi obat tersebut sekali sehari selama 28 hari sesuai dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan. Jangan mengonsumsi obat tersebut jika sudah kedaluwarsa.
Jika lupa mengonsumsi, segera gunakan obat ini jika waktu keterlambatannya di bawah 12 jam dari jadwal minum selanjutnya. Jika sudah mendekati, abaikan dosis penggunaan tersebut dan minum di jadwal penggunaan selanjutnya tanpa menggandakan dosis. Jika lupa menggunakan obat ini lebih dari sekali, segera hubungi dokter.
Terkait penyimpanannya sendiri, letakkan obat ini pada tempat kering serta tidak lembap. Jauhkan pula obat ini dari paparan cahaya matahari langsung serta tidak mudah dijangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
Interaksi Pil KB Microgynon saat Digunakan Bersama Obat Lain
Penggunaan microgynon bersama dengan obat lainnya bisa memicu interaksi antar obat. Berikut adalah beberapa interaksi microgynon saat digunakan bersama dengan jenis obat lainnya.
- Meningkatkan risiko efek samping dari obat microgynon saat digunakan bersama ritonavir atau nelfinavir.
- Meningkatkan risiko efek samping serta penggumpalan darah saat digunakan dengan heparin, warfarin, atau asam traneksamat.
- Meningkatkan kadar carbamazepine dalam tubuh.
- Menurunkan efektivitas microgynon saat digunakan dengan ampicillin, nafcillin, nevirapine, phenytoin, phenobarbital, griseofulvin, tetracycline, atau rifampin.
- Menurunkan kadar lamotrigine di dalam darah.
Efek Samping Pil KB Microgynon
Selain interaksi antar obat di atas, penggunaan pil KB microgynon juga bisa menyebabkan beberapa efek samping akibat adanya kandungan levonorgestrel dan ethinylestradiol, seperti:
- Mual.
- Sakit perut atau perut kembung.
- Suasana hati berubah.
- Menstruasi tidak teratur.
- Sakit kepala.
- Flek perdarahan menjelang periode haid atau spotting.
- Payudara terasa nyeri atau pegal.
Efek samping tersebut umumnya akan menghilang pasca 2 sampai 3 bulan penggunaan obat. Apabila efek samping tersebut terus berlanjut atau bertambah parah hingga mengganggu aktivitas, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Lakukan hal serupa jika timbul gejala alergi obat, seperti, ruam pada kulit, bengkak di kelopak mata atau bibir, maupun sulit bernapas pasca menggunakan obat ini.
Pastikan Rencana Menunda Kehamilan Berjalan Lancar dengan Microgynon
Microgynon adalah alat kontrasepsi yang bekerja untuk mencegah kehamilan, dan terkadang bisa juga digunakan untuk mengatasi masalah pada siklus menstruasi maupun nyeri haid. Sebagai obat resep, penggunaan obat ini tentu harus disesuaikan dengan anjuran dokter dan tidak boleh menambah, mengurangi, maupun mengganti dosis penggunaannya secara sepihak. Dengan begitu, barulah manfaat microgynon bisa didapatkan secara optimal dan bisa meminimalkan risiko terjadinya efek samping yang mungkin saja mampu berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan pengguna.
Baca Juga: 12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kementrian Kesehatan RI!