Penyakit Scabies atau Kudis: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengobatinya
Memiliki hewan peliharaan menjadi salah satu jenis hal yang memiliki banyak manfaat. Selain terhibur dengan tingkah hewan yang lucu dan menggemaskan setiap harinya, merawat hewan peliharaan juga bisa membangun sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap sesama makhluk hidup.
Meski begitu, merawat hewan peliharaan juga memiliki beberapa kekurangan dan bisa menimbulkan masalah. Salah satunya adalah risiko terserang penyakit scabies atau kudis akibat kutu atau tungau yang masuk ke jaringan kulit luar manusia. Walaupun secara umum tidak berbahaya, seorang yang terkena penyakit kulit tersebut akan merasakan gatal yang mengganggu.
Lalu, seperti apakah kondisi seseorang yang mengalami penyakit scabies kulit ini? Juga, apa metode pengobatan dan pencegahan dari penyakit ini agar gejalanya bisa segera disembuhkan? Nah, berikut adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Baca Juga: Penyakit Dermatitis, Ini Macam, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Penyakit Scabies?
Penyakit Scabies
Scabies adalah jenis penyakit kulit yang menular. Scabies menyerang seseorang akibat masuknya tungau atau kutu ke dalam bagian luar kulit.
Terdapat 2 jenis scabies yang umumnya menyerang manusia, yaitu scabies biasa dan berkrusta atau Norwegian Scabies. Saat terkena scabies biasa, umumnya pada kulit terdapat setidaknya 15 sampai 20 tungau. Namun, pada Norwegian Scabies, jumlah tungau pada kulit bisa mencapai angka ribuan.
Gejala Scabies
Pada umumnya, gejala scabies muncul dalam waktu 4 sampai 6 minggu pasca terpapar tungau. Jika pernah terkena masalah kulit tersebut sebelumnya, gejala yang muncul bisa lebih cepat, antara 1 sampai 4 hari pasca terpapar.
Pada anak usia remaja dan orang dewasa, scabies kulit sering kali ditemukan pada bagian ketiak, jari tangan, pinggang, sekitar kuku, pergelangan tangan, siku, telapak kaki, area payudara atau kelamin pria, lutut, tulang belikat, hingga pantat. Sedangkan untuk bayi atau anak kecil, scabies bisa muncul di wajah, kulit kepala, leher, telapak kaki, maupun tangan.
Beberapa gejala umum yang dirasakan oleh penderita scabies adalah:
- Gatal yang cukup intens pada kulit dan semakin parah ketika malam hari.
- Ruam kulit yang disertai benjolan keras berbentuk seperti terowongan.
- Terdapat luka akibat garukan pada kulit yang telah berkerak tebal.
Saat hal ini terjadi, biasakan diri untuk mencuci tangan atau membersihkan kotoran kudis agar tidak menular ke orang lain.
Penyebab Scabies
Penyakit kudis yang terjadi pada manusia disebabkan oleh paparan tungau betina yang dikenal dengan nama Sarcoptes scabiei. Ukuran tungau tersebut sangat kecil sehingga sulit untuk dilihat secara kasat mata. Tungau menginfeksi kulit dengan menggali bagian bawahnya dan menciptakan saluran sebagai tempatnya bertelur. Ketika menetas, akan muncul larva tungau yang bergerak menuju permukaan kulit agar bisa tumbuh.
Tungau, kotoran, dan telurnya inilah yang membuat kudis terasa gatal akibat reaksi alergi pada tubuh. Selain itu, tungau bisa menyebar ke bagian kulit lainnya serta orang lain. Umumnya, penularan penyakit ini terjadi melalui kontak fisik secara langsung atau via benda yang telah terpapar.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Kurap, Infeksi Jamur Kulit yang Menular Melalui Kontak Fisik
Faktor Risiko Scabies
Faktor risiko penyakit scabies atau kudis umumnya dirasakan oleh:
- Anak-anak.
- Orang dewasa yang memiliki kehidupan seksual yang aktif.
- Penghuni panti jompo, asrama, penjara, maupun tempat publik lainnya.
- Pasien yang menjalani rawat inap.
- Orang dengan sistem imun tubuh lemah. Karena sistem imun tubuh yang lemah, tungau jadi lebih mudah untuk berkembang biak dan memunculkan banyak tungau baru. Itulah mengapa lansia, penderita HIV/AIDS, dan orang dengan masalah imun lebih berisiko terserang scabies.
Cara Diagnosis Scabies
Lalu, bagaimana cara diagnosis pada pasien scabies? Biasanya dokter akan memeriksa bagian kulit yang diyakini terpapar penyakit scabies, mulai dari bagian kepala sampai kaki, dan mencari indikasi keberadaan tungau melalui tampilan kulit pasien.
Jika terlihat ada tanda tungau bersarang pada kulit, dokter akan memastikannya dengan mengambil sampel kulit maupun menjalani biopsi. Melalui pemeriksaan mikroskop, dokter dapat mengetahui adakah tungau atau telurnya dari sampel tersebut. Jika memang benar, maka proses pengobatan dan penanganan bisa segera dilakukan.
Cara Mengobati Scabies
Cara Mengobati Scabies
Penyakit scabies atau kudis bisa disembuhkan dengan mengaplikasikan sejumlah obat-obatan. Tergantung dari kondisinya, berikut adalah beberapa rekomendasi obat kudis yang biasanya diresepkan oleh dokter.
- 5 persen krim permethrin yang berguna untuk menghilangkan kudis serta telur tungau. Obat ini umumnya diberikan kepada pasien anak-anak berusia dua bulan atau lebih dan juga wanita hamil.
- 5 hingga 10 persen salep sulfur.
- 25 persen lotion benzyl benzoate.
- 10 persen krim crotamiton. Perlu digarisbawahi jika penggunaan obat kudis ini tidak seharusnya dilakukan pada anak atau ibu hamil.
- Terakhir, 1 persen lotion lindane yang juga tidak boleh digunakan pada anak usia kurang dari 2 tahun, ibu hamil maupun menyusui, orang lanjut usia, serta penderita dengan berat badan di bawah 50kg.
Selain krim, ivermectin, dan lotion, tak jarang juga dokter kulit akan memberikan kombinasi pengobatan lain, antara lain sebagai berikut.
- Antihistamin yang berguna untuk mengendalikan gejala gatal serta memudahkan penderita tertidur.
- Lotion pramoxine yang mampu kendalikan rasa gatal akibat infeksi tungau.
- Antibiotik untuk meredakan infeksi scabies.
- Serta krim steroid yang mampu mengurangi ruam kemerahan, rasa gatal, dan juga pembengkakan.
Tips Mencegah Penyakit Scabies Terjadi
Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari penyakit scabies kulit.
- Sebagai penyakit menular, tentu kamu harus menghindari kontak fisik dengan penderita kudis atau menyentuh benda yang sekiranya telah terpapar tungau. Melalui sentuhan kulit, kudis bisa dengan mudah menular sehingga penderita penyakit ini juga disarankan untuk mengenakan pakaian yang menutupi bagian kulit yang terinfeksi.
- Usahakan untuk mencuci pakaian, handuk, maupun seprai bekas pakai penderita kudis menggunakan detergen dan air panas. Jika ingin lebih praktis, kamu bisa membawa cucian milik penderita ke laundry dan meminta layanan dry cleaning. Akan tetapi, jika mencuci atau membawa pakaian milik penderita penyakit kulit ini ke laundry, simpan dulu dalam plastik yang tertutup rapat setidaknya selama seminggu. Hal ini dikarenakan tungau akan mati setelah 2 sampai 3 hari tidak berada di kulit manusia.
- Usahakan untuk rutin membersihkan rumah karena kondisi lingkungan yang kotor bisa menjadi pemicu penyakit akibat tungau ini. Khususnya saat ada anggota keluarga atau penghuni rumah yang mengidap penyakit kudis, membersihkan rumah menjadi hal yang wajib dilakukan. Mudah saja, kamu bisa rutin memvakum lantai, permukaan kursi, seprai dan sebagainya hingga bersih agar tungau yang mungkin tertinggal bisa ditumpas.
Jadi, Apakah Perlu Memeriksakan Diri ke Dokter saat Mengidap Scabies?
Secara umum, tungau yang ada dan berkembang bisa di kulit manusia tidak akan menyebabkan gejala serius dan bisa sembuh sendiri tanpa memerlukan penanganan medis khusus. Selain itu, tungau yang berasal dari hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing memang bisa menular ke manusia. Tapi, karena jenisnya berbeda, tungau dari hewan peliharaan tidak bisa berkembang biak dan bertahan lama di kulit manusia.
Hal ini berarti penyakit kudis ini bisa disebabkan oleh tungau dari hewan, tapi lambat laun tungau tersebut akan mati sendiri pada kulit manusia. Dalam kata lain, asal tidak menyebabkan gejala atau masalah yang mengganggu, penyakit scabies ini bisa diatasi sendiri oleh penderitanya dengan mengaplikasikan sejumlah metode pengobatan yang dianjurkan dokter agar sembuh lebih cepat.
Baca Juga: Jangan Sampai Terjangkit! Ini 11 Macam Penyakit Kulit yang Perlu Kamu Waspadai