Risk Based Capital (RBC): Perhitungan untuk Jaga Stabilitas Perusahaan Asuransi untuk Penuhi Hak Nasabah

Saat ini, semakin banyak masyarakat yang mulai mengandalkan asuransi sebagai perlindungan kondisi keuangan ketika terjadi hal tak terduga. Produk asuransinya pun beragam, mulai dari asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, dan perjalanan. 

Untuk menarik nasabah lebih banyak, perusahaan asuransi pun saling berlomba menawarkan berbagai keuntungan. Misalnya, potongan premi untuk tiga bulan pertama, dikson nasaba baru, atau hadiah menarik lainnya. 

Meski penawarannya begitu menarik, kamu jangan langsung terlena dan segera memutuskan membeli produk asuransi dari perusahaan itu. Sebaiknya, periksa rasio kecukupan modal berbasis risiko atau risk based capital (RBC) perusahaan sebelum menggunakan jasa asuransinya. 

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Pilih Jenis Perlindungan
Pilih Jenis Kelamin
Pilih Tanggal Lahir
Pilih Bulan Lahir
Pilih Tahun Lahir
Pilih Tipe Asuransi

Apa itu Risk Based Capital (RBC)?

loader

RBC (Risk Based Capital) merupakan regulasi dalam industri asuransi yang dapat memastikan agar perusahaan memiliki modal yang cukup. RBC juga sebagai penentu batas minimum modal bagi perusahaan asuransi dalam menanggung risiko. 

Batas minimum yang ditentukan RBC ditentukan berdasarkan dua faktor, yaitu besar perusahaan dan tingkat risiko operasional. Jika melihat dari besarnya sebuah perusahaan, RBC mempertimbangkan dari sisi aset, dengan perhitungan bahwa modal yang dibutuhkan akan lebih banyak jika asetnya juga besar. 

Sementara, pada pertimbangan tingkat risiko operasional, RBC melihat penawaran polis dengan risikonya. Jadi, jika polis menanggung kejadian berisiko tinggi, seperti asuransi jiwa, modal yang dibutuhkan harus lebih banyak ketimbang pertanggungan risiko rendah seperti asuransi properti. 

Pada dasarnya, RBC diberlakukan demi melindungi perusahaan dalam menjaga kesehatan keuangan mereka. Di sisi lain, RBC juga mencegah agar perusahaan asuransi dengan keuangan yang lemah masuk ke industri. 

Secara tak langsung, artinya RBC juga mencegah agar perusahaan dengan keuangan yang tidak stabil mendapatkan nasabah. Sehingga, perusahaan asuransi yang sudah masuk ke dalam industri merupakan yang sudah memiliki modal cukup untuk membayar klaim. 

Sistem RBC ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penanggungjawab dan regulator. Penerapan RBC dapat membantu meningkatkan stabilitas industri asuransi yang lebih kuat dan meningkatkan kepercayaan nasabah. Selain itu, penetapan RBC juga mencegah agar perusahaan asuransi tidak mengambil tindakan yang berisiko dengan mempertimbangkan kekuatan finansial. 

Cara Menghitung RBC Perusahaan Asuransi

Berdasarkan Surat Keputusan dari Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) Nomor 5314/LK/1999, ada empat metode untuk menghitung RBC, yaitu Asset Default, Currency Mismatch, Claim Experience Worse than Expected, dan Reinsurance Risk

Keempat metode RBC tersebut memiliki fokus perhitungan yang berbeda-beda agar modal perusahaan dapat diperkirakan dengan baik. Simak pembahasannya berikut ini. 

  1. Schedule A-Asset Default

    Perhitungan RBC ini membantu perusahaan dalam menentukan modal yang diperlukan. Langkah ini dilakukan untuk menghindari risiko penyusutan aset ketika terjadi gagal bayar.

    Kondisi tersebut dapat terjadi jika investasi mengalami kerugian atau saat debitur perusahaan gagal melakukan bayar pinjaman. Sebab, perusahaan akan mengalami kerugian dan menurunnya pendapatan. 

    Asset Default membantu perusahaan mengalokasikan dana cadangan untuk membayar klaim nasabah ketika terjadi masalah keuangan internal. Sebagai penyedia jasa perlindungan, tanggung jawab perusahaan memenuhi kebutuhan nasabah harus bisa terpenuhi sembari menjaga stabilitas keuangan. 

  2. Schedule B-Currency Mismatch

    Perhitungan Currency Mismatch mempertimbangkan ketimpangan antara aset dan liabilitas perusahaan jika dilihat dari mata uangnya. Biasanya, perhitungan ini menyangkut mata uang yang digunakan investor seperti dolar US yang berdampak negatif pada perusahaan.

    Perhitungan ini digunakan untuk mengukur risiko yang mungkin muncul ketika mata uang antara kedua belah pihak tidak sama. Oleh karenanya, metode RBC ini membantu perusahaan asuransi untuk mengelola eksposur mata uang dengan lebih baik.

    Dengan perhitungan RBC ini, perusahaan asuransi juga dapat menggunakan instrumen keuangan untuk melindungi keuangan dari fluktuasi nilai tukar. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko kerugian sekaligus memperkuat kesehatan keuangan meski terdapat perbedaan pada penggunaan mata uang. 

  3. Schedule C- Claim Experience Worse Than Expected

    Ada kalanya perusahaan asuransi harus memberikan penggantian dana lebih besar kepada nasabah dari perkiraan awal. Biasanya, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan klaim atau kesalahan underwriting

    Untuk menghindari hal tersebut, perhitungan RBC Claim Experience Worse Than Expected dilakukan agar perusahaan dapat menghitung besaran modal yang dibutuhkan oleh perusahaan asuransi demi menghindari risiko selisih risiko antara perkiraan jumlah klaim dengan jumlah klaim yang diajukan. 

    Jika peluang kemungkinan tersebut besar, perusahan dapat menaikan premi asuransi untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi untuk menutupi biaya klaim yang meningkat. Perusahaan juga dapat meningkatkan proses penanganan klaim untuk memastikan klaim yang diajukan telah sesuai, termasuk untuk memperketat underwriting guidelines. 

  4. Schedule D: Reinsurance Risk

    Reasuransi memang menjadi andalan perusahan asuransi dalam mengelola risiko. Sayangnya, cara ini malah berpotensi membuat perusahaan asuransi menjadi ketergantungan yang dapat menyebabkan kegagalan reasuradur. 

    Oleh karena itu, RBC Schedule D digunakan untuk memperhitungkan perusahan asuransi dengan melihat potensi risiko yang ditimbulkan. Pada perhitungan RBC ini, perusahaan akan diberikan rincian investasi agar fokus pada aset tertentu, sepert saham atau afiliasi.

    Metode RBC ini dipergunakan untuk menghitung jumlah modal bagi perusahaan asuransi untuk menghindari masalah keuangan. Sebab, hal ini dapat menghambat perusahaan dapat menyelesaikan klaim asuransi untuk nasabah. 

RBC: Bantu Perusahaan Asuransi Siap dari Segi Modal

loader

Itulah empat langkah perhitungan RBC yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Perhitungan ini menjadi penting agar perusahaan memiliki jumlah modal yang cukup dan menjaga stabilitas keuangan perusahaan. 

Perhitungan RBC merupakan salah satu aspek penting dalam industri asuransi. Sebab, RBC menjadi cerminan kemampuan perusahaan asuransi untuk memenuhi kewajibannya kepada nasabah. 

Hal tersebut merupakan keutamaan tugas dari perusahaan asuransi, yaitu memberikan hak-hak konsumen. Selain itu, RBC juga menjadi indikator kualitas perusahaan asuransi dan menjaga stabilitas industri asuransi itu sendiri.