Varikokel: Pembengkakan Pembuluh Darah yang Sering Terjadi Pada Pria
Pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah vena dalam buah zakar merupakan kondisi yang kerap kali terjadi pada pria. Varikokel bisa terjadi pada salah satu sisi atau kedua sisi buah zakar. Penyakit ini biasa disebut juga sebagai varises testis.
Varises pada testis umumnya terjadi pada sisi kiri atau bisa juga terjadi pada kedua sisi. Kondisi ini bisa juga menyebabkan buah zakar membengkak. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai varikokel, simak informasinya berikut ini.
Baca juga: Ketahui Biaya Operasi Varikokel, Pakai BPJS dan Tanpa BPJS
Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Apa Itu Varikokel?
Penyakit Varikokel
Varikokel adalah pembengkakan pada pembuluh darah vena pada kantung buah zakar. Kondisi ini bisa menyebabkan kualitas dan kuantitas sperma menurun, testis gagal berkembang atau menyusut, hingga kemandulan.
Biasanya pembuluh darah yang membawa darah dari buah zakar ke penis tidak akan teraba. Namun, pada penderita varikokel, pembuluh darah tersebut akan membengkak sehingga skrotum terlihat seperti mengandung banyak cacing.
Varikokel umumnya tidak menimbulkan gejala dan juga tidak terlalu berbahaya. Namun, kondisi ini bisa menyebabkan nyeri yang kemunculannya tidak menentu. Bahkan, pada beberapa kasus, varikokel bisa menghambat perkembangan testis sehingga berisiko menyebabkan gangguan kesuburan.
Varikokel seringkali terjadi pada remaja dan orang lanjut usia. Kondisi ini juga bisa terjadi pada kondisi anak-anak. Penyakit ini tidak mempengaruhi aktivitas harian. Namun, bisa menjadi faktor infertilitas atau masalah kesuburan.
Penyebab Varikokel
Pada sepanjang pembuluh darah vena, ada katup satu arah yang membuka aliran darah menuju jantung dan langsung menutup saat aliran darah melambat. Varikokel ini terjadi saat katup vena di skrotum tidak dapat menutup dengan baik sehingga darah berkumpul di belakang katup yang rusak.
Sampai sekarang belum diketahui apa yang menyebabkan kondisi tersebut. Namun, pada kasus jarang terjadi, varikokel terjadi saat pembuluh darah vena di perut tersumbat. Darah yang terkumpul pada pembuluh tersebut dapat memberikan tekanan balik pada vena yang lebih kecil di skrotum. Maka, varikokel terjadi. Varikokel ini juga bisa terjadi akibat tumor ginjal yang menekan pembuluh vena pada skrotum.
Baca juga: 10 Penyakit yang Tidak Ditanggung Asuransi Kesehatan
Gejala Varikokel
Varikokel umumnya terjadi pada salah satu atau kedua skrotum. Namun, varikokel pada kedua skrotum biasanya jarang terjadi.
Sebenarnya, varikokel tidak menimbulkan gejala. Bahkan, penderita varikokel kadang tidak menyadari bahwa dirinya menderita kondisi ini. Namun, pada beberapa penderita, kondisi ini dapat menimbulkan keluhan, yaitu:
- Rasa tidak nyaman di skrotum
- Serangan jantung
- Nyeri testis saat melakukan aktivitas
- Benjolan kecil yang teraba di atas testis
- Pembengkakan skrotum
- Pembesaran vena teraba atau skrotum terlihat seperti dipenuhi cacing
Jika kamu mengalami gejala varikokel, seperti yang telah disebutkan di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Hal ini karena pada beberapa kasus, varikokel bisa berbahaya sehingga perlu cepat ditangani oleh dokter.
Baca juga: Penyakit Wasir: Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengobatinya
Diagnosis Varikokel oleh Dokter
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan varikokel dengan cara meraba kedua skrotum ketika pasien berdiri atau berbaring. Dokter juga bisa meminta pasien melakukan gerakan mengambil napas dalam, kemudian menahan saat melakukan pemeriksaan. Teknik ini dikenal dengan istilah Manuver Valsava.
Untuk lebih memastikan pemeriksaan dan mencari penyebab varikokel, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang lain, seperti:
- USG skrotum bertujuan untuk melihat ukuran pembuluh darah secara detail
- Pengukuran volume testis bertujuan untuk mengukur volume testis menggunakan orkidometer
- Pemeriksaan sperma bertujuan untuk mengetahui kesuburan pasien
Pengobatan Varikokel
Pada beberapa kasus, varikokel bisa menyebabkan nyeri. Biasanya dokter akan memberikan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol. Dokter juga bisa menyarankan pasien memakai celana penyangga testis guna meredakan nyeri yang muncul.
Sementara itu, pada varikokel yang menimbulkan nyeri hebat, serta menyebabkan penyusutan testis atau kemandulan pada pria, dokter akan melakukan tindakan medis.
-
Embolisasi
Embolisasi ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang untuk menjangkau varikokel melalui selangkangan atau leher. Dokter juga biasanya akan memasukkan zat untuk memblokir vena di perut yang menyebabkan perkembangan varikokel.
-
Operasi Varikokel
Dokter akan melakukan tindakan medis, yaitu menjepit atau mengikat pembuluh darah yang mengalami varikokel, untuk menghambat aliran darah ke pembuluh tersebut. Dengan cara ini, darah akan mengalir ke pembuluh normal yang lainnya. Operasi bisa dilakukan dengan bedah terbuka, atau juga teknik sayatan minimal dengan alat khusus yang dinamakan laparoskop.
Proses pemulihan setelah operasi biasanya akan butuh sekitar 1–2 hari. Untuk itu, pasien perlu menghindari aktivitas berat selama 10–14 hari. Selain itu, pemeriksaan secara berkala juga perlu untuk dilakukan ke dokter spesialis urologi. Selain itu, wajib dilakukan selama 3–4 bulan ke depan, terutama bagi penderita yang mengalami kemandulan.
Komplikasi Varikokel
Komplikasi yang bisa timbul pada penderita varikokel antara lain:
-
Penyusutan testis
Penumpukan darah yang disebabkan macetnya aliran darah pada pembuluh vena di skrotum bisa meningkatkan tekanan dan risiko infeksi. Kondisi ini bisa membuat testis menyusut.
-
Kemandulan
Testis akan berfungsi secara optimal ketika suhu di sekitarnya berada 3 derajat celsius di bawah suhu tubuh. Namun, varikokel bisa membuat suhu di sekitar testis menjadi lebih tinggi sehingga dapat mengganggu produksi, fungsi, dan pergerakan sperma.
Waspada Risiko Varikokel
Kualitas sperma yang diproduksi oleh testis dalam buah zakar menjadi faktor yang mempengaruhi subur atau tidaknya seorang pria. Aliran darah dari jantung menuju penis ketika pria mendapatkan rangsangan seksual akan menciptakan ereksi. Ketika itu, skrotum dan buah zakar akan tertarik ke dalam tubuh untuk mempersiapkan air mani.
Kemudian, akan muncul pembengkakan pembuluh darah vena akibat varikokel pada pria. Hal ini menyebabkan katup pembuluh vena tidak bisa berfungsi optimal untuk mengembalikan darah ke jantung.
Darah yang terjebak di area skrotum tersebut, makin lama akan meningkatkan suhu di sekitar testis. Padahal, agar testis dapat memproduksi sperma yang sehat dan berkualitas, suhu di sekitarnya tidak boleh lebih dari 4 derajat di atas suhu tubuh normal.
Suhu panas akan sangat mempengaruhi kualitas sperma. Peningkatan suhu satu derajat saja akan mengurangi jumlah sperma sebanyak 40%.
Kelainan pada sperma, seperti bentuk sperma yang rusak, jumlah sperma berkurang, dan gerak sperma yang lambat, bisa meningkatkan risiko masalah kesuburan pada pria.
Pembuluh darah yang menonjol akibat varikokel bisa merusak sperma dan mengurangi jumlah sperma. Namun, penderita varikokel yang menjalani tes kesuburan banyak yang tidak mengalami hal ini. Untuk itu, konsultasikanlah dengan doktermu jika khawatir akan kondisi ini.
Pengobatan Varikokel di Rumah
Kamu tidak boleh mengabaikan rasa nyeri pada skrotum. Hal ini untuk mencegah perkembangan varikokel agar tidak bertambah parah. Adapun beberapa gaya hidup yang bisa membantumu menangani varikokel.
- Gunakanlah celana khusus atau celana dalam yang tidak terlalu ketat.
- Minum obat pereda nyeri, yaitu paracetamol atau ibuprofen jika rasa nyeri berlangsung lama.
- Pergi ke dokter jika mengalami sakit di testis dan gejalanya berlangsung lama, serta bertambah buruk.
- Konsultasi dengan dokter jika kamu memiliki masalah pada kesuburan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Medical Check Up, Manfaat, dan Seluruh Prosedur Pemeriksaannya
Varikokel Perlu Dicegah dengan Baik
Sebenarnya penyebab varikokel belum diketahui pasti sampai saat ini. Maka, belum ada langkah efektif untuk mencegah varikokel. Walaupun begitu, pria dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan testis secara mandiri dan berkala.
Pemeriksaan testis ini bisa menjadi langkah deteksi kelainan pada skrotum dan testis sejak dini. Dengan cara seperti ini, pemeriksaan secara medis dapat segera dilakukan untuk memastikan jika terdapat kelainan.