30 Istilah Gaul Investasi Saham Biar Makin Jago
Pernah dengar kata “cuan,” “nyangkut,” atau “serok”? Biasanya istilah ini sering digunakan investor saham ketika berkomunikasi satu sama lain.
Istilah tersebut juga kerap dipakai dalam postingan akun instagram saham maupun investasi. Ditimpali pula dengan komen netizen dengan bahasa gaul saham lainnya yang terdengar asing bagi orang awam.
Buat kamu yang ingin nyemplung investasi saham atau investor pemula, harus tahu beragam bahasa gaul di dunia persahaman. Jadi, biar gak kudet (kurang update).
Baca Juga: Serba-Serbi Belajar Saham untuk Pemula, Sudah Siap Cari Cuan?
Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!
Ini 30 bahasa gaul di dalam investasi saham:
|
Bahasa Gaul Saham |
Pengertian |
1 |
TP = Take Profit |
Kondisi di mana investor menjual sahamnya pada harga pasar saat ini (di atas harga beli) guna memperoleh keuntungan |
2 |
CL = Cut Loss |
Kondisi di mana investor menjual rugi sahamnya pada harga saat ini (di bawah harga beli) untuk menghindari kerugian yang lebih besar |
3 |
Cuan |
Istilah kalau dapat keuntungan (jual saham di atas harga beli) |
4 |
Boncos |
Kebalikan dari cuan, kondisi ketika mengalami kerugian (jual saham di bawah harga beli) |
5 |
Serok |
Membeli saham saat harganya sedang turun atau murah |
6 |
Serok Bawah |
Membeli saham ketika harga saham anjlok atau berada di titik paling rendah |
7 |
Nyangkut |
Kondisi di mana terlanjur mengoleksi suatu saham pada tingkat harga lebih tinggi dari sekarang |
8 |
Hold |
Tindakan mempertahankan saham yang dimiliki. Artinya tidak melakukan aksi jual atau beli saham yang sama lagi. Tindakan ini dapat dilakukan saat market sedang rebahan maupun tengah reli (naik) |
9 |
Pompom |
Suatu cara mengajak atau menghasut orang untuk membeli atau menjual saham di waktu tertentu. Dengan kata lain, kegiatan ini untuk menggoreng atau menaikkan harga saham tertentu. Biasanya pompom saham dilakukan oknum, bandar, maupun influencer |
10 |
FOMO = Fear of Missing Out |
Perasaan takut ketinggalan karena harga saham yang terus naik, sehingga memaksa membeli pada harga yang sangat tinggi |
11 |
ARA = Auto Rejection Atas |
Kondisi ketika harga saham pada hari tertentu mengalami kenaikan maksimum |
12 |
ARB = Auto Reject Bawah |
Kondisi kebalikannya ARA. Di mana harga saham pada hari tertentu mengalami penurunan maksimum |
13 |
Market Rebahan |
Indeks atau harga saham cenderung bergerak naik turun dalam rentang terbatas. Biasanya dipengaruhi faktor tertentu, seperti pengumuman kebijakan pemerintah, sehingga investor memutuskan hold. |
14 |
Market Reli |
Indeks atau harga saham cenderung bergerak terus ke satu arah, bisa naik atau turun. Kondisi ini biasanya dibarengi kenaikan volume perdagangan di bursa |
15 |
RI = Right Issue |
Perusahaan atau emiten menerbitkan saham baru |
16 |
Haka = Hajar Kanan |
Tindakan memasang order beli saham dengan harga tertinggi di kolom offer (biasanya di aplikasi trading saham) |
17 |
Haki = Hajar Kiri |
Tindakan memasang order jual saham dengan harga rendah di kolom bid |
18 |
Resistance |
Tingkat harga tertinggi yang berhasil dicapai oleh indeks atau harga saham dalam kurun waktu tertentu |
19 |
Saham Blue Chip |
Saham-saham unggulan dari perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar dan pendapatan stabil |
20 |
Saham Lapis Dua |
Saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi, tetapi kinerja dan kapitalisasi pasar mereka tak sebagus saham blue chip. Terkadang disebut juga saham mid-cap atau second-liner |
21 |
Saham Lapis Tiga |
Saham yang memiliki kinerja buruk dan tidak likuid. Harganya sangat murah, tetapi kurang diminati atau dibeli investor |
22 |
Saham Gocap |
Saham-saham yang harganya Rp 50 per lembar karena telah jatuh sampai batas nilai perdagangan terendah. Yang termasuk saham gocap umumnya saham lapis tiga, meskipun tidak semuanya |
23 |
Saham Gorengan |
Saham-saham yang mengalami kenaikan volume perdagangan harian tidak wajar. Bisa juga harga sahamnya meningkat, tetapi fundamental perusahaannya lemah atau rapuh. Misalnya dalam hal laporan keuangan |
24 |
Bandar Saham |
Pemodal besar yang sanggup menggerakkan harga saham di bursa. Bisa perorangan, institusi, perusahaan, atau lembaga. |
25 |
Bearish |
Indeks atau harga saham cenderung menurun |
26 |
Bullish |
Indeks atau harga saham cenderung bergerak naik |
27 |
Breakout |
Pergerakan indeks atau harga saham yang melewati tingkat support atau resistance tertentu pada grafik |
28 |
Wait and See |
Aksi atau keputusan untuk menunggu, mengamati, dan menganalisis (tidak beli atau jual saham sama sekali) |
29 |
Average Down |
Strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap ketika harga saham jatuh |
30 |
Growth Investing |
Strategi investasi yang fokusnya mencari saham di perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang tinggi. |
Baca Juga: Exchange Traded Fund ETF, Investasi Kekinian yang Lebih Murah dari Harga Skincare
Mau Belajar adalah Kunci Sukses Investasi
Investasi saham sebetulnya tidak susah kalau kamu mau belajar. Tidak berpuas diri dengan apa yang sudah kamu kuasai atau pahami. Tetapi terus menggali ilmu agar menjadi investor mahir, baik dalam teori maupun praktiknya.
Semakin banyak hal yang kamu ketahui, kamu dapat mengelola investasi dengan baik dan benar. Dengan begitu, investasi dapat menghasilkan cuan berlimpah.
Baca Juga: 5 Broker Saham Terbaik di Indonesia, Investasi Aman dan Cuan