Daftar Saham Sektor Farmasi Hingga Tips Memilih Emitennya Biar Cuan
Investasi saham sudah tak diragukan lagi. Kian kemari semakin banyak orang yang tergiur untuk investasi saham. Bukan hanya karena bisa melindungi kondisi finansial saja, tapi mendapatkan cuan yang besar menjadi alasan utama anak muda bermain saham.
Beda dengan zaman dulu, investasi saham di zaman sekarang juga tak harus dengan modal besar. Investor pemula bisa menyesuaikan modal saham dengan kemampuan finansial. Bahkan, saham bisa dimulai dengan modal Rp100 ribu saja.
Selain itu, transaksi saham juga semakin mudah. Kamu hanya perlu download aplikasi sekuritas, daftarkan diri sebagai investor, kemudian bisa langsung transaksi saham. Salah satu emiten saham yang bisa kamu jadikan pilihan, yaitu saham sektor farmasi.
Lantas, apa itu saham sektor farmasi, apakah memberikan keuntungan yang lumayan? Jika iya, bagaimana tips memilih emiten farmasi biar investasi yang dilakukan bisa memberikan hasil yang maksimal?
Agar kamu bisa lebih memahami saham sektor farmasi dan berhasil meraup untung banyak, simak ulasannya berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Pengertian Saham Sektor Farmasi
Saham Sektor Farmasi
Secara umum, saham adalah salah satu instrumen investasi yang berupa surat yang menjadi bukti seseorang memiliki bagian modal suatu perusahaan. Kamu yang membeli saham dari suatu perusahaan ini memiliki ha katas sebagian aset perusahaan tersebut. Hak ini bisa berupa deviden dan capital gain.
Pada investasi saham, seorang investor bisa memilih berbagai emiten, termasuk di sektor farmasi. Sementara itu, sektor farmasi adalah perusahaan yang bergerak di industri obat-obatan hingga peralatan kesehatan yang dibutuhkan pihak-pihak rumah sakit besar, klinik, puskesmas, apotik dan sebagainya untuk masyarakat yang sedang membutuhkan perawatan.
Sederhananya, saham sektor farmasi adalah seseorang yang memiliki bukti kepemilikan saham dari perusahaan yang bergerak dibidang farmasi.
Daftar Saham Sektor Farmasi
Berdasarkan data yang dikutip dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) per Desember 2021, tercatat 12 emiten sektor farmasi, yaitu:
No |
Kode Emiten |
Nama Perusahaan |
Tanggal IPO |
BUMN/Swasta |
1. |
DVLA |
Darya-Varia Laboratoria Tbk |
11 November 1994 |
Swasta |
2. |
INAF |
Indofarma (Persero) Tbk |
17 April 2001 |
BUMN |
3. |
KAEF |
Kimia Farma (Persero) Tbk |
04 Juli 2001 |
BUMN |
4. |
KLBF |
Kalbe Farma Tbk |
30 Juli 1991 |
Swasta |
5. |
MERK |
Merck Tbk |
23 Juli 1981 |
Swasta |
6. |
PEHA |
Phapros Tbk |
01 Januari 2011 |
BUMN |
7. |
PYFA |
Pyridam Farma |
16 Oktober 2001 |
Swasta |
8. |
SCPI |
Merck Sharp Dohme Pharma Tbk |
08 Juni 1990 |
Swasta |
9. |
SIDO |
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk |
18 Desember 2013 |
Swasta |
10. |
SOHO |
Soho Global Health Tbk |
08 Sep 2020 |
Swasta |
11. |
TSPC |
Tempo Scan Pacific Tbk |
17 Juni 1994 |
Swasta |
12. |
SDPC |
Millennium Pharmacon International Tbk |
07 Mei 1990 |
Swasta |
Saham Sektor Farmasi di Masa Pandemi
Saham Sektor Farmasi
Setiap harinya tak sedikit orang yang sakit dan membutuhkan perawatan baik secara mandiri di rumah atau rumah sakit. Maka, kebutuhan obat-obatan hingga peralatan kesehatan harus terpenuhi untuk pasien.
Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang masih menyelimuti Indonesia seperti sekarang ini. Tentunya membuat permintaan obat-obatan hingga alat kesehatan di berbagai tempat fasilitas kesehatan mengalami peningkatan.
Data yang dikutip dari situs covid.go.id, per 28 Desember 2021 sudah 4,2 juta lebih orang yang terpapar virus Covid-19. Kondisi ini membuat kebutuhan segala obat-obatan, infus, vitamin dan peralatan kesehatan seperti oksigen, alat swab atau PCR test dan lainnya untuk pasien Covid-19 meningkat tajam.
Ditambah lagi, adanya program pemerintah Indonesia dalam penanganan virus Covid-19 dengan menjalankannya vaksinasi kepada seluruh masyarakat.
Hal ini menjadikan saham sektor farmasi di masa pandemic tumbuh positif. Mengutip dari republika.co.id, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri farmasi baik berbahan kimia maupun tradisional menunjukkan pertumbuhan positif selama pandemi. Pada kuartal III tahun ini, industri tersebut tumbuh sekitar 8,65 persen.
Saham Sektor Farmasi yang Cuan Selama Pandemi
Dengan begitu, bisa dikatakan saham sektor farmasi ini akan terus menghijau atau investor cuan selama Indonesia masih berselimut pandemi Covid-19. Namun, bukan berarti investor akan mengalami kerugian jika pandemi usai. Sebab, kebutuhan masyarakat akan obat, vitamin dan alat kesehatan lainnya tetap harus dipenuhi.
Lantas, saham sektor farmasi apa saja yang membuat investor meraup cuan selama pandemi ini?
- Indofarma (INAF)
- Kimia Farma (KAEF)
- Itama Ranoraya (IRRA)
- Kalbe Farma (KLBF)
- Darya Varia Laboratoria (DVLA)
- Phapros (PEHA)
- Pyridam Farma (PYFA)
Baca Juga: Investasi Saham: 5 Cara Menghitung Pendapatan Investasi Biar Cuan Maksimal
Tips Memilih Emiten Farmasi Biar Investasi Cuan
Saham Sektor Farmasi
Memang benar, selama pandemi ini saham sektor farmasi saling berlomba-lomba untuk menjadi warna hijau. Meski begitu, sebagai investor pemula yang cerdas tetap jangan sembarangan memilih emiten hanya karena ikutan dari kerabat atau melihat saham sekejap mata.
Sebelum membeli, kamu harus melakukan berbagai pertimbangan agar bisa membuat keputusan investasi saham di sektor farmasi yang tepat. Berikut ada beberapa tips yang bisa investor pemula lakukan saat memilih emiten farmasi biar cuan maksimal, antara lain:
1. Lihat Kondisi Kesehatan Indonesia
Farmasi menjadi salah satu industri yang menjanjikan. Akan tetapi, investor tetap harus memperhatikan kondisi kesehatan secara menyeluruh agar bisa menilai farmasi manasajakah yang berpeluang cuan.
Bukan hanya karena masih pandemi, mengingat kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan dibantu mengonsumsi vitamin atau obat-obatan tertentu bagi seseorang yang mengidap penyakit akan terus meningkat, maka bisa dipastikan emiten farmasi akan bergerak positif.
2. Cek Laporan Keuangan
Jangan terbuai dengan kalimat “pandemi bikin investor semua emiten farmasi cuan”, sebab tak semua emiten farmasi bisa selalu memberikan investor keuntungan. Buktinya, dari 12 emiten farmasi di atas, ada 7 yang berhasil menghijau.
Untuk itu, kamu perlu melihat laporan keuangan terutama pada penjualan saham sebelum dari setiap emiten sebagai gambaran emiten tersebut mengalami pertumbuhan yang baik. Kamu bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai laporan keuangan emiten ini di situs BEI. Adapun, dokumen yang harus benar-benar diperhatikan, antara lain:
- Pendapatan atau penjualan
- Laba/rugi perusahaan
- Arus kas operasional
- Laba per saham
- Kewajiban atau utang
- Ekuitas
- Rasio utang terhadap ekuitas (DER)
- Imbal hasil investasi (ROI)
- Imbal hasil ekuitas (ROE)
- Dividen
Baca Juga: Investasi Sektor Riil: Pengertian, Jenis dan Tips Sukses Investasi untuk Pemula
3. Beli Saham di Harga yang Tepat
Ketika mendapatkan informasi suatu emiten farmasi mengalami kenaikan, kamu jangan langsung membelinya saat itu juga. Ketika membeli saham disaat warna hijau, bisa saja harga saham turun secara tiba-tiba. Ini hanya membuat investasi yang kamu jalankan sia-sia karena merugi.
Lebih baik, kamu pantau perkembangan harga saham farmasi dari beberapa waktu kebelakang. Dengan begitu, kamu bisa menentukan kapan waktu harga saham turun dan bisa beli saham farmasi di harga yang tepat.
4. Beli Saham Online di Sekuritas Berizin
Setelah mendapatkan emiten mana yang tepat, kamu bisa melakukan transaksi beli saham sektor farmasi ini dengan mudah, yaitu secara online melalui aplikasi sekuritas yang sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investor hanya tinggal, mengunggah aplikasi sekuritas tersebut dan mendaftarkan diri dengan dokumen KTP dan NPWP untuk mendapatkan Rekening Dana Nasabah (RDN).
Berikut 10 aplikasi saham terbaik yang bisa kamu pilih:
- Indo Premier Online Technology (IPOT)
- Mirae Asset Sekuritas
- BNI Sekuritas
- MNC Sekuritas
- Mandiri Sekuritas
- Bibit
- Bareksa
- Stockbit
- RTI Business
- Ajaib
- BCAS Best Mobile
- MotionTrade
- Poems ID
Pantau Pergerakan Saham Secara Berkala
Mau untung di saham sektor farmasi, bukan dengan cara menyetorkan modal saham yang besar kemudian saham ditinggal begitu saja. Cara ini hanya membuat kamu rugi besar. Jika ingin meraup untung, pastikan kamu selalu memantau pergerakan saham secara berkala. Lakukan analisa saham yang tepat sebelum transaksi jual beli saham.
Baca Juga: Daftar Saham Sektor Properti, Cara Kerja dan Tips Investasinya