Investasi Saham: 5 Cara Menghitung Pendapatan Investasi Biar Cuan Maksimal
Investasi saham semakin digandrungi banyak orang. Bukan hanya dari kalangan dewasa atau orang yang sudah terbilang sukses saja, tapi saat ini sudah banyak anak muda yang baru saja meniti karir tapi langsung terjun ke dunia saham.
Selama pandemi Covid-19 ini, investor saham terus mengalami peningkatan. Menurut sumber data dari Bursa Efek Indonesia, jumlah investor saham per 31 Agustus 2021 sudah mencapai 2,6 juta lebih investor. Dari keseluruhan data tersebut, anak muda atau milenial mendominasi sebagai investor saham.
Peningkatan ini terjadi karena sebagian besar anak muda telah menyadari investasi penting dalam finansial. Akan tetapi tak sedikit juga yang berawal dari rasa penasaran yang tinggi tentang saham karena melihat banyak anak muda lain yang meraup keuntungan saham lumayan besar.
Apapun alasannya yang menjadikan kamu sebagai investor saham saat ini, ada hal lain yang penting dipelajari, yaitu menghitung hasil investasi saham sebelum menyetor modal saham. Jadi, kamu bisa menikmati keuntungan saham yang maksimal.
Simak ulasannya berikut ini!
5 Cara Menghitung Pendapatan Investasi Saham
Cara menghitung pendapatan investasi saham
Hanya menghitung keuntungan dari selisih harga beli dan jual saja rasanya kurang tepat. Agar kamu lebih mengetahui berapa besaran pendapatan investasi yang akan kamu dapat, ada lima cara yang bisa kamu pilih. Berikut uraiannya beserta contoh perhitungan pendapatan saham, antara lain;
1. Return of Investment
Return on investment (ROI) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk menghitung keuntungan yang akan diterima investor sehubungan dengan modal investasi yang telah disetorkan dan relative terhadap biaya investasi. ROI ini umumnya diukur dengan persentase.
Selain pada keuntungan saham, ROI ini juga sering dipakai saat transaksi membeli rumah atau perusahaan yang sedang mengembangkan ke lebih besar.
Perhitungan ROI tidak rumit, yaitu nilai investasi saat ini dikurangi biaya investasi, lalu dibagi dengan biaya investasi. Biaya tersebut terdiri dari biaya pembelian, penjualan, dan pajak.
Sebagai contohnya, kamu investasi Rp20 juta, kemudian hasil penjualan Rp27 juta, berarti kamu mendapatkan laba saham Rp7 juta. Maka perhitungan ROI, sebagai berikut;
ROI= (Rp27 juta – Rp20 juta):Rp20 juta x 100%
= (Rp7 juta : Rp20 juta) x 100%
= 0.35 x 100%
= 35%
Maka, ROI sebesar 35%
2. Compound Return
Compound return adalah perhitungan dari keuntungan saham yang telah kamu peroleh langsung kamu investasikan kembali. Investor yang melakukan perhitungan saham dengan cara ini tentunya akan mendapatkan pendapatan saham yang jauh lebih besar di tahun berikutnya.
Misalnya saja, modal saham pertama kamu menyetor Rp50 juta dengan keuntungan di tahun pertama sebesar 20%, yaitu Rp10 juta. Kemudian kamu investasikan, jadi modal keseluruhan Rp60 juta.
Maka, pendapatan saham di tahun kedua dengan persentase yang sama menjadi Rp12 juta dan total hasil investasi yang kamu raup sebesar=
Rp60 juta + Rp10 + Rp12juta = Rp82 juta
3. Arithmetic Mean Return
Arithmetic mean atau AMR merupakan perhitungan rata-rata pendapatan dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan kemudian membagi dengan total periodenya. Berikut rumusnya
AMR= (Pendapatan 1 + 2 + Penpatan n) : jangka waktu investasi
Misal, kamu investasi sejak 2017 sampai 2020 dengan masing return 20%, 25% dan 15%, jadi perhitungannya:
AMR= (20%+25%+15%):3
= 60% : 3
= 20%
4. Geometric Mean Return
Perhitungan pendapatan saham dengan Geometric Mean Return (GMR) terbilang lebih akurat terutama untuk menunjukkan nilai rata-rata tahunan. Data-data yang digunakan untuk perhitunagn GMR ini sama dengan perhitungan pendapatan saham dengan AMR. Caranya:
{n√(1+return thn 1)x(1+return thn 2)x ….. (1+return thn n)} – 1
Penjelasannya:
= {3√(1+0,20)x(1+0,25)x(1+0,15)} – 1
= 14,548%
5. Annual Return
Annual Return adalah pengembalian yang diberikan investasi selama periode waktu tertentu, yang dinyatakan sebagai persentase tahunan. Cara perhitungan ini juga disebut sebagai rata-rata return dalam satu tahun.
Contoh:
Kamu membeli saham pada 1 Januari 2018, kemudian dijual lagi pada 1 Januari 2021. Masing-masing return setiap tahunnya adalah, 5%, 3%, 1%, jadi Annual returnnya adalah
Annualized return = 3 ((1,05 x 1,03 x 1,01)-1
= 2,68%
Tips Investasi Saham untuk Pemula
Cara menghitung pendapatan investasi saham
Sebagai investor pemula, kamu perlu pahami dengan baik apa itu investasi saham, dan manfaat dari investasi saham.
Sekilas, pengertian investasi saham adalah salah satu instrument investasi yang investornya diberikan bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Artinya, kamu berhak mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.
Sebagai contoh, perusahaan menerbitkan 1000 lembar saham dan kamu membeli 100 lembar saham, maka kamu bisa mendapatkan 10% dari asset perusahaan.
Sementara itu, manfaat investasi saham adalah kamu bisa memulainya dengan modal kecil tapi tetap untung, mendapatkan wawasan investasi lebih luas, keuntungan saham bisa dijadikan dana pensiun, memberikan rasa aman pada finansial dan masih banyak lainnya.
Sebagai investor saham pemula, belajar investasi saham dari berbagai sumber itu perlu. Kamu juga bisa mengandalkan penyusunan berbagai rencana investasi saham yang tepat agar kamu bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Berikut tips investasi saham yang bisa kamu tiru, antara lain;
1. Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu Investasi Saham
Agar investasi saham yang kamu jalankan bisa berjalan sesuai harapan, kamu bisa menentukan tujuan investasi saham sebelum kamu menyetorkan modal. Misalnya saja, dari hasil investasi saham ini ditujukan untuk DP rumah, membeli kendaraan, dana pensiun dan sebagainya.
Setelah tujuan dibuat, selanjutnya tentukan jangka waktu melakukan investasi saham. Misalnya saja, tujuan investasi saham ingin mengumpulkan DP rumah sebesar Rp50 juta, maka kamu bisa membuat jangka waktu investasi saham selama 2 tahun.
Baca Juga: 30 Istilah Gaul Investasi Saham Biar Makin Jago
2. Alokasikan Dana untuk Modal Investasi Saham Secara Konsisten
Sekarang ini modal untuk investasi saham bisa dimulai dari nilai kecil, yaitu ratusan ribu rupiah saja. Tapi tak ada salahnya jika kamu ingin langsung memulai investasi saham dengan modal jutaan.
Artinya, kamu harus mengumpulkan dananya terlebih dahulu. Agar modal investasi cepat terkumpul, kamu wajib mengalokasikan secara konsisten setiap bulannya sebesar 5-10% dari total pendapatan. Pisahkan dana ini di rekening yang berbeda agar tidak terpakai percuma.
3. Pahami Jenis-Jenis Investasi Saham
Sebelum memilih, sebaiknya kamu pahami berbagai jenis saham, yaitu:
Commond Stock |
jenis saham biasa ini merupakan suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti kepemilikan dari suatu perusahaan termasuk berbagai aspek penting perusahaan |
Preferred Stock
|
saham gabungan dari common stock dan obligasi |
Bearer Stocks
|
sertifikatnya sama seperti uang yang tidak mencantumkan nama pemilik sahamnya, sehingga saham yang memiliki sebutan lain saham atas unjuk ini mudah untuk dialikan ke siapa saja yang ditunjuk sebagai pemilik saham |
Registered Stocks
|
saham atas nama ini merupakan kebalikan dari bearer stocks. Setiap saham harus ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. |
Blue chip |
istilah dalam pasar modal yang mengacu pada saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. |
Income Stocks
|
saham ini mampu membayar dividen dengan nilai yang sangat tinggi dari rata-rata setiap tahunnya. |
Speculative Stocks
|
memiliki risiko yang tinggi, tapi hasil keuntungan yang nantinya didapatkan juga tentunya akan sangat tinggi. |
Counter Cylical Stocks
|
nilai saham ini tidak akan berubah sedikitpun, meski kondisi perekonomian sedang tidak stabil. |
4. Pilih Aplikasi Investasi Saham Online Terdaftar OJK
Semakin banyak orang yang terjun di dunia saham, maka akan semakin banyak juga orang yang menciptakan platform atau aplikasi untuk investasi saham. Namun, kamu perlu waspada sebab kini hadir platform atau aplikasi investasi penipuan.
Lebih baik, pilihlah aplikasi investasi saham yang memang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, seperti Indo Premier Online Technology (IPOT), Perbankan Sekuritas, Bibit, Bareksa dan sebagainya. Cek kredibilitas atau keaslian platform saham di situs OJK.
Baca Juga: Ciri-ciri Investasi Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang
5. Beli Saat Harga Turun dan Jual Saat Naik
Dalam membeli saham untuk investasi, pilihlah emiten atau perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang positif. Amati perusahaan mana saja yang memiliki peluang baik ke depannya.
Lalu, jangan sembarang waktu membeli saham biar kamu bisa untung. Sebaiknya perhatikan waktu, dimana harga saham sedang turun.
Metode ini tentunya akan membuat kamu bisa mendapatkankan keuntungan investasi yang lumayan besar jika di lain waktu saham yang kamu beli mengalami kenaikan harga.
Terus Belajar Investasi Saham
Jangan hanya melihat dari keuntungan yang didapat dari investasi saham saja, tapi kamu perlu melihat juga risiko dari investasi saham juga terbilang tinggi. Namun, hal ini bisa saja kamu hindari dengan berbekal ilmu investasi saham yang mumpuni.
Kamu bisa belajar untuk menambah ilmu investasi saham dari berbagai pelatihan, seminar atau orang terdekat yang membagi ilmu dan pengalamannya di dunia investasi. Dengan ilmu investasi yang kamu miliki juga akan membuat kamu lebih konsisten dalam menjalani investasi saham. Dengan begitu, finansial kamu akan aman di masa sekarang dan juga masa depan.
Baca Juga: Investasi Saham Makin Cuan dengan 5 Strategi Memaksimalkan Portofolio Ini