Rebound Saham: Pengertian dan Cara untuk Mengenalinya

Saham sudah menjadi instrumen investasi favorit banyak orang saat ini. Mulai dari mereka yang baru beranjak menjadi mahasiswa sampai yang sudah pensiunan tertarik untuk belajar dan bermain saham. Baik dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan besar atau sebagai alternatif menabung untuk kebutuhan lain.

Nah, dalam belajar saham terdapat berbagai istilah yang harus dikenali guna untuk memaksimalkan profit, mengurangi risiko dan memperkuat strategi dalam berinvestasi saham. Diantara banyaknya istilah saham yang harus diketahui, rebound adalah salah satu istilah teknikal yang harus dipahami dengan baik oleh baik para investor dan trader saham.

Jadi, apa itu rebound dalam saham?

Pengertian Rebound Saham


Pengertian Rebound Saham

Rebound memiliki arti melambung dan merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam pertandingan bola basket ketika seorang pemain mendapatkan bola pantul yang tidak berhasil masuk yang ditembakkan oleh pemain lain.

Nah, sedangkan dalam dunia saham, rebound adalah istilah untuk menjelaskan momen setelah terjadinya penurunan (bearish). Jadi bisa dikatakan rebound adalah keadaan naik dari sebuah pantulan.

Rebound saham merupakan salah satu indikator yang ada dalam analisa teknikal saham untuk menggambarkan adanya kenaikan harga saham setelah terkoreksi. Rebound saham bisa saja terjadi dalam waktu yang cukup singkat, misal hanya terjadi dalam 2-3 hari.

Istilah rebound selalu berkaitan dengan bearish. Namun, tanpa adanya kondisi pasar saham yang mengalami tren turun atau melemah maka tidak akan ada rebound.

Terjadinya bearish biasanya dilihat dengan menurunnya seluruh indeks harga saham. Apabila kondisi tersebut terus berlanjut, tentu para investor akan mempertimbangkan untuk menjual saham untuk menghindari kerugian.

Penurunan pasar saham biasanya akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat atau turun dari tahun sebelumnya, bertambahnya tingkat pengangguran, defisitnya neraca perdagangan dan beberapa faktor lainnya.

Baca Juga: Saham Preferen: Arti, Contoh, dan Bedanya dengan Saham Biasa

Jenis Rebound Saham

Sebenarya, rebound saham hanya memiliki satu jenis yaitu teknikal rebound. Dinamakan demikian karena secara teknis, pergerakan sahamnya benar-benar memantul.

Jika diibaratkan layaknya sebuah basket yang dilemparkan kebawah dengan sangat keras sehingga pantulannya pun semakin tinggi. Teknikal rebound biasanya terjadi kepada perusahaan dengan harga saham yang didiskon di pasar modal.

Teknikal rebound sendiri merupakan kenaikan harga saham yang terjadi dalam jangka pendek, setelah harga saham mengalami koreksi yang cukup drastis.

Konsep dari teknikal rebound adalah jika suatu saham sudah menurun sampai mencapat titik-titik harga support-nya alias sudah diskon, maka pelaku pasar/para trader akan kembali membeli saham tersebut karena harnya sudah murah untuk nanti dijual kembali ketika harganya sudah kembali tinggi.

Cara Menentukan Rebound dan Mengenal Ciri-Cirinya

Jika ada saham yang sedang mengalami bearish, ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk menganalisis kondisi reboundnya, yaitu:

Analisis Fundamental

Analisis Teknikal

Analisis fundamental bisa dilakukan dengan menilai kinerja emitennya. Apabila kinerja emiten baik, maka harga saham akan ikut juga bergerak naik.

Kamu bisa mengetahuinya dengan membandingkan laba perusahaan saat ini dengan labanya pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Kemudian dari hasil perbandingan tersebut, kamu tinggal hitung berapa persen kenaikannya.

Kamu juga harus menilai bahwa keuntungan pendapatan perusahaan bukan karena menjual aset atau faktor keuntungan dari selisih kurs mata uang asing.

Analisis teknikal adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengetahui rebound-nya sebuah saham.

Memang tidak semua bisa menggunakannya, karena butuh pengetahuan dan pengalaman untuk dapat menggunakan analisis teknikal.

Ada beberapa indikator yang bisa digunakan yaitu:

  • Candlestick
  • Moving average
  • Volume trading
  • Support dan resistance
  • Overbought dan Oversold

Setelah mengetahui cara menentukan rebound saham, berikut cara mengenal kondisi terjadinya rebound pada saham. Yaitu:

  1. Kondisi market yang normal. Dimana artinya kondisi IHSG sedang tidak mengalami sentiment yang mempengaruhi pasar. Selain itu, jika saham-saham juga sudah mulai naik selama 2 hari berarti itu merupakan tanda bahak IHSD akan mulai mengalami rebound.
  2. Indeks saham AS menguat secara signifikan. Seperti Nasdaq, SP 500 dan Dow Jones ditutup menguat signifikan, maka hal ini bisa menjadi pertanda IHSG bakal rebound di esok harinya.
  3. IHSG mendapatkan sentiment positif setalah indek harga menurun tajam. Dengan ini para investor dan trader bisa kembali percaya untuk membeli lagi saham yang sudah murah. entimen-sentimen positif yang bisa terjadi misalnya adanya tax amnesty atau adanya sentimen kucuran dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang menjadi stimulus pemerintah di tengah pendemi saat ini.

Baca Juga: Saham Preferen: Arti, Contoh, dan Bedanya dengan Saham Biasa

Tips Agar Tidak Kehilangan Momen Rebound Saham


Rebound Saham

Terdapat situasi yang menyebabkan kamu bisa kehilangan momen untuk rebound saham. Berikut tips yang bisa dilakukan ketika hal tersebut terjadi, yaitu:

1. Menunggu sampai kepanikan selesai

Hal yang normal jika pasar saham turun ketika sentimen negatif beredar. Akibatnya, adanya panic selling dari para investor.

Jadi, ketika harga saham-saham turun di bawah harga biasanya, berhati-hati lah dalam membeli saham tersebut. Jangan membeli ketika masih dalam situasi panic selling.

Lebih baik menuggu dengan sabar dan yakin bahwa momen rebound akan kembali. Biasanya momen tersebut ditandai dengan keadaan pasar mulai berbalik arah dari merah ke hijau.

Nah, ketika situasi tersebut terlihat, itu adalah tanda akan terjadi rebound. Kamu mulai bisa melirik saham-saham yang menarik untuk dikoleksi dengan harga diskon.

2. Tetap simpan saham

Kamu juga bisa menyimpan saham yang sudah dimiliki. Terutama bila kamu memiliki saham yang berkapitalisasi pasar besar dengan fundamental yang baik atau disebut juga saham big caps yang biasanya paling cepat rebound setelah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3. Selalu memegang dana cadangan

Pastikan untuk selalu mempunyai dana cadangan yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Jaga cash flow agar tidak terganggu ketika ada kondisi tidak diinginkan terjadi di market. Sebab tidak ada yang mengetahui kondisi pasar saham akan selalu baik.

Selain itu, adanya dana cadangan juga bisa membantumu untuk membeli beberapa saham yang diskon saat terjadi bearish. Jadi biasakan mencicil dalam membeli saham ketika terjadi bearish. Karena kamu tidak bisa menebak seberapa jauh turunnya pasar.

Jangan Asal Beli Saham

Saat terjadinya bearish (diskon saham) bisa membuat orang atau mungkin juga kamu menjadi kalap dalam berbelanja saham tanpa mengenal dengan baik dulu kinerjanya karena tergoda dengan momen rebound.

Padahal berbelanja saham membabi buta hanya karena harga murah bukannya membuat kamu meraih keuntungan tapi justru sebaliknya. Karena tidak berhasil mengenal potensi dari emiten yang sahamnya dibeli sehingga gagal mengalami rebound.

Jadi, jangan hanya beli saja, kenali juga dengan baik emiten yang sahamnya dibeli untuk menghindari kerugian beruntun.

Baca Juga: ROE Saham: Pengertian dan Cara Menghitungnya