Miliki Potensi Melejit pada Bisnisnya, Yuk Cari Tahu List Saham Bank Kecil Ini
Percayakah kamu bahwa bank kecil atau jenis perusahaan perbankan dengan tingkat kapitalisasi pasar yang masih kecil bisa menjadi ladang investasi menjanjikan? Tidak sedikit investor yang melirik jenis perbankan ini karena memang memiliki potensi untuk bertransformasi dan berkembang menjadi sebuah perusahaan perbankan digital sesuai dengan perkembangan zaman. Bagi yang belum tahu, bank kecil merupakan jenis perbankan yang memiliki modal inti mencapai 5 triliun Rupiah.
Berdasarkan aturan OJK, terdapat ketentuan bank baru harus memiliki modal inti sejumlah 10 triliun paling tidak agar bisa membentuk sebagai bank digital. Sementara itu, untuk bank lama yang ingin beralih menjadi bank digital, syarat dari modal inti yang harus dimiliki hanyalah 3 triliun saja. Karena itu, makin jelas bahwa peluang bank kecil menjadi sebuah bank digital jauh lebih besar ketimbang merintis bank digital yang baru.
Karena alasan ini pula saham bank kecil memiliki potensi untuk melejit saat memang bertransformasi menjadi sebuah bank digital. Walaupun begitu, belum tentu seluruh bank kecil ini dapat berubah menjadi sebuah bank digital. Nah, agar mengetahui lebih lanjut saham bank kecil apa saja yang ada di Indonesia, Cermati telah merangkum informasinya sebagai berikut.
Baca juga: Kode Bank Mandiri - Kode Transfer Bank Mandiri dan Kode Bank Indonesia Lainnya
Perkembangan Sektor Perbankan Indonesia
Sebelum membahas tentang sahamnya, kamu harus tahu lebih dulu tentang perkembangan industri perbankan Indonesia. Di era modern seperti sekarang ini, industri perbankan Indonesia telah berkembang sangat maju dengan kehadiran banyak perusahaan perbankan umum yang beroperasi.
Bank umum di Indonesia bisa dibagi menjadi 2 jenis, yakni BUMN dan swasta yang memiliki aktivitas bisnis secara konvensional ataupun sesuai prinsip syariah. Pada perekonomian Indonesia, bank tentu mempunyai peran yang sangat penting, antara lain:
- Menjadi lembaga perantara dan penghimpun dana masyarakat.
- Menjadi penyalur dana kepada masyarakat dengan bentuk kredit atau pinjaman.
- Menjadi sistem pembayaran dan memudahkan beragam kegiatan masyarakat.
Di samping itu, ada pula bank sentral dengan tugas menjaga stabilitas dari mata uang. Di Indonesia, peran bank sentral dimiliki oleh Bank Indonesia dengan tanggung jawab memelihara nilai rupiah. Dengan peran yang khusus tersebut, Bank Indonesia adalah lembaga independen serta tak menjalankan aktivitas bisnis selayaknya yang dilakukan perbankan umum.
Faktor Pendukung Pertumbuhan Saham Bank
Tentu saja daya tarik investasi di saham bank tidak terlepas dari beragam faktor pendukung yang menyokong pertumbuhan nilainya. Bahkan direkomendasikan untuk investor pemula, berikut 3 faktor yang membuat saham bank konsisten terus bertumbuh seiring waktu.
1. Sentimen The Fed
The Fed merupakan bank sentral Amerika Serikat dan memiliki pengaruh besar pada industri perbankan dunia, termasuk Indonesia. Saham bank di Indonesia amat sensitif dengan perubahan kebijakan yang dilakukan oleh The Fed.
Tiap keputusan moneter yang diambil oleh The Fed pasti akan direspons oleh Bank Indonesia dan melakukan penyesuaian terhadap kebijakannya di Indonesia. Misalnya, ketika The Fed meningkatkan suku bunga acuan, perubahan tersebut akan diikuti Bank Indonesia yang turut menaikkan suku bunga di Tanah Air.
2. Rekam Jejak Performa yang Positif
Faktor pendukung lain dari pertumbuhan nilai saham bank adalah rekam jejak atau histori performanya yang positif. Di bursa modal Indonesia, saham perbankan cukup menarik dijadikan sebagai pilihan dalam menjaga portofolio investasi investor.
Ketika dihadapkan dengan kondisi ekonomi global yang tidak pasti, saham perbankan dianggap lebih resilien terhadap risiko fluktuasi. Karena faktor tahan banting inilah kenapa saham industri ini selalu dijadikan pilihan yang menjanjikan oleh investor.
3. Tingkat Permintaan Tinggi
Tak hanya bagi investor lokal, saham bank Indonesia juga kerap dijadikan incaran oleh investor asing. Dengan tingkat demand yang tinggi tersebut, tak mengherankan jika jumlah transaksi saham di industri ini sangat besar dan turut menumbuhkan nilainya. Bahkan, nilai transaksi saham bank bisa mencapai ratusan miliar sampai triliunan rupiah dengan frekuensi transaksi yang selalu ramai di setiap periode bursa.
18 Rekomendasi Saham Bank Kecil
Bank Amar
1. Bank Amar atau AMAR
Sebelumnya bernama Anglomas Internasional Bank, Amar adalah bank yang didirikan di tahun 1991 dan memiliki produk populer bernama Tunaiku. Di tahun 2019, bank ini mendapatkan peningkatan modal hingga menjadi bank BUKU ll dengan modal intinya mencapai 1 triliun. Kini, 30% kepemilikan saham dari Bank Amar adalah Tolaram Group, dan 70% sisanya milik publik.
2. Bank Jago atau ARTO
Ada pula Bank Jago yang juga merupakan contoh bank digital populer dan pernah mencuri perhatian publik. Dengan prinsip kerja life-centric, salah satu pemilik saham dari perbankan ini adalah Gojek yang masuk di tahun 2020.
Oleh karena itu, lini bisnis dari Bank Jago dikombinasikan dengan metode pembayaran Gopay. Melalui aksi korporasi perbankan tersebut, saham bank ini, yaitu ARTO sempat melesat hingga 6.000 persen.
3. Bank MNC International atau BABP
Bank ini lahir pasca induk perusahaannya, MNC Group, melakukan akuisisi pada Bank ICB Bumiputera dan turut memeriahkan kompetisi bank digital dalam negeri. Pada Mei 2021, perbankan ini diberikan izin digital on boarding oleh OJK sehingga membuat nasabahnya mampu membuka rekening tabungan secara online.
4. Bank Capital atau BACA
Mulai melantai pada bursa di tahun 2007, bank ini telah mempunyai setidaknya 82 kantor yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Bekasi, Solo, Surabaya, hingga Kupang. Semenjak tahun 2020, bank ini berfokus pada pengembangan sistem teknologi digital dan siap mengikuti industri bank digital.
5. Bank Net Indonesia Syariah atau BANK
Fokus dari bank ini adalah layanan akses bank syariah dengan basis digital. Perbankan ini juga siap meluncurkan Aladin, yaitu sebuah platform finansial syariah yang menggunakan teknologi digital sepenuhnya.
6. Bank Harda International atau BBHI
Sejak 7 Mei 2021, bank ini resmi berganti nama menjadi Allo Bank serta melakukan penggantian logo. Perbankan ini baru saja pula mendapatkan proses akuisisi yang dilakukan Chairul Tanjung.
7. Bank Bisnis Internasional atau BBSI
Selanjutnya, Bank Bisnis International adalah perbankan yang didirikan pada tahun 1957. Awalnya, perbankan ini bernama Bank Ekonomi Nasional dan berlokasi di Bandung, serta memiliki beberapa kantor cabang di Surabaya dan Jakarta.
8. Bank JTrust atau BCIC
Perbankan ini merupakan anak perusahaan dari J Trust Co., sebuah grup keuangan paling besar di Jepang serta terdaftar pada Tokyo Stock Exchange. Sektor bisnis dari perusahaan tersebut pun tersebar di banyak negara, seperti Singapura, Kamboja, Mongolia, dan Korea Selatan. Dulu, bank ini dikenal dengan nama Bank Century yang juga sempat disorot akibat kasus pailitnya.
9. Bank Pembangunan Daerah Banten atau BEKS
Berdiri di tahun 1992, bank ini awalnya bernama Executive International Bank. Pasca melalui sejumlah pergantian nama serta aksi korporasi, BEKS resmi berdiri di tahun 2016. Langkah tersebut terjadi pasca perbankan ini diakuisisi oleh pihak pemerintahan Provinsi Banten via Banten Global Development.
10. Bank Ganesha atau BGTG
Selanjutnya, ada juga Bank Ganesha yang sudah memiliki rekam jejak di industri perbankan semenjak tahun 1990. Kantor pusat dari bank ini berlokasi di Jl. Hayam Wuruk, Kota Jakarta Pusat. Sampai tahun 2020, perusahaan perbankan ini sudah mempunyai kantor cabang yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Tangerang, dan juga Medan.
11. Bank QNB atau BKSW
Selain yang telah disebutkan di atas, ada juga bank kecil yang bernama Bank QNB yang merupakan bagian dari grup QNB. QNB Group sendiri adalah bank besar yang berdomisili di Afrika dan Timur Tengah. Menjadi pemegang saham pengendalinya, Bank QNB ini mengalami perkuatan struktur modal di tahun 2011 oleh QNB Group.
12. Bank Maspion atau BMAS
Ada pula daftar bank kecil lainnya yaitu Bank Maspion yang didirikan di tahun 1989 tepatnya di Surabaya. Di tahun 2013, perusahaan perbankan ini mengambil langkah IPO atau melantai pada bursa untuk pertama kali. Bagi yang belum tahu, Bank Maspion mempunyai setidaknya sepuluh kantor cabang, tujuh kantor kas, dan dua kantor fungsional yang tersebar di 11 kota atau kabupaten.
13. Bank of India atau BSWD
Pada awalnya, nama dari bank ini adalah Bank Pasar Swadesi dan berdiri di tahun 1968 di Kota Surabaya. Namun, pada tahun 1984, perbankan tersebut diambil alih oleh keluarga Chugani dan pasca sejumlah perkembangan, Bank Swadesi akhirnya melantai pada bursa saham di tahun 2002.
Di tahun 2007, bank ini melakukan kesepakatan akuisisi dengan pihak Bank of India dan menjadikannya sebagai pemilik saham mayoritas. Melalui aksi korporasi itulah bank tersebut berubah nama menjadi BSWD hingga saat ini.
14. Bank Dinar atau DNAR
Berawal dengan nama Limat International Bank, Bank Oke didirikan di tahun 1990. Lalu, di tahun 2012, bank ini berubah nama lagi menjadi Bank Dinar, dan memutuskan untuk IPO pada tahun 2014. Di tahun 2018, saham dari bank ini diakuisisi APRO Financial dan mengalami penggabungan bisnis bersama Bank Oke di tahun 2019.
15. Bank Bumi Arta atau BNBA
Bank ini berdiri di tahun 1967, dan mengalami penggabungan bersama Duta Nusantara Bank pada tahun 1976. Semenjak tahun 2006, bank ini mencatatkan bisnisnya pada bursa saham, dan terus berlanjut hingga sampai saat ini. Uniknya, bank ini sempat dikabarkan akan diakuisisi oleh investor ternama asal Singapura di tahun 2021 dan membuat pergerakan nilai sahamnya berfluktuasi.
16. Bank Nasional Nobu atau NOBU
Nobu merupakan bank umum nasional swasta yang dipunyai oleh grup bisnis Lippo Group. Perlu diketahui bahwa saham Bank Nobu ini terbagi pada sejumlah pihak dengan persentase yang bisa dibilang cukup merata. Namun, bagi investor atau pemilik modal publik, nilai saham Bank Nobu yang tersedia untuk dibeli adalah sekitar 11,6%.
17. Bank Neo Commerce atau BBYB
Semula menyandang nama Bank Yudha Bhakti, bank ini mulai berganti nama di tahun 2020. Di tahun tersebut pula bank ini bertransformasi dan menjadi sebuah bank digital. Saat ini, mayoritas saham bank Neo Commerce ini dimiliki oleh perusahaan Akulaku Silver Indonesia dengan persentasi sekitar 24,9%5, Gozco Capital sebesar 20%, Asabri sebanyak 16%, lalu Yellow Brick Enterprise sebanyak 11%, dan 27,5%sisanya dimiliki oleh publik.
18. IBK Indonesia atau AGRS
Didirikan di tahun 1973, awalnya bank ini bernama Finconesia dan berubah menjadi Bank Mitraniaga. Kemudian, setelah diakuisisi Industrial Bank of Korea, bank ini mengubah nama lagi menjadi IBK Indonesia hingga sekarang ini.
Baca juga: Kode Bank Panin - Kode Transfer Bank Panin dan Kode Bank Indonesia Lainnya
Risiko Berinvestasi Saham Bank
Meski memiliki banyak poin menarik, tapi investasi saham bank tetap mempunyai sejumlah risiko yang perlu diperhatikan investornya. Walaupun prospeknya menjanjikan, tetap pertimbangkan 3 risiko ini ketika menanam modal di saham bank.
Jenis Risiko | Deskripsi |
Risiko Siklusitas | Bisnis perbankan tergolong sebagai bisnis yang siklis atau sensitif terhadap terjadinya resesi ekonomi. Ketika ekonomi tengah mengalami resesi, masyarakat cenderung lebih berhemat serta lebih sedikit memakai layanan perbankan, seperti kartu kredit dan sejenisnya. Dengan penggunaan yang lebih jarang tersebut, kinerja bisnis bank tentu akan menurun dan turut berdampak terhadap pertumbuhan nilai sahamnya. |
Risiko Gagal Bayar |
Salah satu bisnis utama yang dijalankan oleh perbankan adalah menyalurkan dana kepada masyarakat melalui layanan pinjaman atau kredit. Bisnis tersebut memiliki risiko ketika pihak nasabah tidak bisa melunasi tagihan utang yang ditanggungnya. Masalah ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan karena ketika uang pinjaman tidak bisa dikembalikan, kerugian akan ditanggung oleh pihak bank. Jika terjadi dalam skala yang masif, risiko ini bisa menjadi masalah yang krusial dan bisa berdampak terhadap kondisi keuangan serta kemampuan bank dalam menjalani operasional bisnisnya. |
Risiko Suku Bunga |
Risiko yang terakhir dari investasi saham bank adalah risiko suku bunga. Dalam bisnisnya, salah satu sumber keuntungan atau imbal hasil utama bank adalah dari perbedaan atau selisih suku bunga. Fluktuasi dan naik turunnya tingkat suku bunga acuan mampu memberi pengaruh terhadap kegiatan bisnis perbankan secara menyeluruh. Jika kebijakan terkait suku bunga ini tak menguntungkan bagi bank, risiko suku bunga akan terjadi dan bisa memberi dampak buruk terhadap bisnisnya. |
Menanam Modal pada Saham Bank Kecil Bisa Berikan Peluang Untung Menjanjikan
Itulah daftar saham bank kecil yang berpotensi untuk melejit nilainya saat beralih menjadi sebuah bank digital. Walaupun begitu, perlu dipahami jika tak semua bank tersebut mampu beralih menjadi sebuah bank digital dan sukses menggeluti industrinya. Karenanya, tetap diperlukan analisis dan penelitian terhadap kondisi bisnis dan peluang perkembangannya agar kamu bisa membeli saham bank kecil yang paling menjanjikan.