Tak Kalah Menguntungkan, Ini Pengertian Saham Biasa, Kelebihan, dan Jenisnya
Dewasa ini, materi tentang apa itu investasi, manfaat, dan cara kerjanya sudah cukup mudah dan gencar diakses oleh masyarakat. Di berbagai platform, termasuk media sosial, banyak pihak menyebarkan penjelasan tentang pentingnya berinvestasi untuk mengoptimalkan kondisi finansial di waktu mendatang. Karena itu, tak mengherankan jika makin banyak orang tertarik untuk mencoba investasi dan merasakan manfaatnya.
Berbicara soal investasi, kebanyakan orang tentu sudah mengetahui tentang berbagai macam instrumennya, seperti saham. Akan tetapi, mungkin masih belum banyak yang memahami jika saham memiliki beberapa jenis, seperti saham biasa yang ternyata memiliki karakteristik, cara kerja, dan potensi keuntungan yang berbeda.
Tentu saja, jika kamu berencana untuk terjun ke dunia investasi, perbedaan terkait suatu instrumen investasi ini wajib dipahami secara mendetail. Nah, agar lebih memahami tentang apa itu saham biasa, karakteristik, jenis, cara hitung, dan tips membelinya, simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Saham Preferen: Arti, Contoh, dan Bedanya dengan Saham Biasa
Apa Itu Saham Biasa?
Saham Biasa
Common stock atau saham biasa adalah sertifikat sebagai bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan. Umumnya, dokumen tersebut berisi tentang hak serta kewajiban investor, tak terkecuali di dalamnya terkait hak pembagian dividen dan juga pengambilan suara terkait keputusan bisnis sebuah perusahaan.
Saham biasa juga bisa diartikan sebagai jenis keamanan yang memungkinkan pihak investor untuk membeli sebagian kepemilikan perusahaan di setiap sahamnya. Common stock ini sering kali mempunyai fasilitas atau hak yang bisa digunakan oleh pemegangnya. Beberapa contohnya adalah hak memilih dewan direksi dari perusahaan, maupun memberi hak suara terkait keputusan dalam mengubah atau menentukan kebijakan perusahaan.
Meski begitu, kepemilikan jenis saham ini mempunyai beberapa peringatan, seperti bagaimana pemilik saham ini terkadang menanggung risiko lebih besar ketimbang memiliki obligasi. Prioritas pembagian dividen terhadap pemegang common stock ini umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan pemilik saham preferen. Dengan kata lain, pemilik saham biasa tetap bisa mendapatkan profit melalui dividen, hanya jika pemilik saham preferen telah mendapatkan imbal hasil tersebut terlebih dulu.
Karakteristik Saham Biasa
Saham Biasa
Secara umum, terdapat beberapa karakteristik utama yang dimiliki oleh jenis saham yang satu ini. Berikut adalah 3 karakteristik dari common stock.
- Ketersediaan: Soal persediaan, saham biasa kemungkinan akan selalu tersedia dan bisa dibeli oleh investor kapan saja. Oleh karena itu, bagi pemilik modal yang ingin mempunyai sebagian kepemilikan sebuah perusahaan, membeli saham biasa selalu bisa menjadi pilihan.
- Hak Pilih: Pemilik saham biasa mempunyai hak suara terkait pengambilan keputusan perusahaan. Beberapa contohnya adalah keputusan tentang pemilihan anggota atau dewan direksi, aktivitas bisnis perusahaan, seperti, akuisisi, merger, maupun pemecahan saham.
- Pembagian Dividen tergantung Kebijakan Perusahaan: Tak semua perusahaan akan memberikan dividen terhadap pemilik saham ini. Meski begitu, saat perusahaan memberikan dividen, ada potensi jika pemilik common stock baru bisa mendapatkannya saat pemilik saham preferen telah menerimanya terlebih dulu.
Kategori Common Stock
Secara umum, common stock dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau kategori. Berdasarkan panduan investasi yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia atau BEI, inilah kategori dasar terkait saham.
- Income stocks: Jenis saham ini umumnya memberi dividen dengan nominal relatif tinggi, tapi cenderung tidak teratur. Jenis saham ini bisa dijadikan sebagai sarana menghasilkan penghasilan tanpa melakukan penjualan.
- Blue-chip stocks: Saham jenis ini dimiliki oleh perusahaan dengan reputasi dan pengalaman yang tak perlu diragukan lagi, serta memiliki pertumbuhan yang stabil. Biasanya, saham ini memberi dividen yang tak terlalu besar, tapi teratur dan berlangsung dalam jangka panjang. Harga dari sahamnya pun terbilang stabil dan tak rentan dari gejolak di pasar saham.
- Growth stocks: Saham ini umumnya diterbitkan oleh perusahaan dengan tingkat pertumbuhan cepat di industrinya. Walaupun tak memiliki catatan historis yang pasti dan teruji, apresiasi harga dari saham ini relatif lebih potensial. Meski begitu, risikonya juga terbilang lebih tinggi ketimbang jenis saham yang lainnya.
- Cyclical stocks: Jenis saham ini diterbitkan perusahaan untuk memengaruhi tren ekonomi. Biasanya, nilai saham ini cenderung menurun di masa resesi dan akan meningkat di masa boom ekonomi.
- Defensive stocks: Saham ini akan mempertahankan nilainya di masa resesi. Contoh dari defensive stocks adalah perusahaan makanan dan minuman, asuransi, obat-obatan, dan kebutuhan harian.
- Emerging growth stocks: Saham ini dikeluarkan oleh perusahaan kecil, tapi memiliki daya tahan atau saing yang kuat. Kondisi ekonomi perusahaan yang ditawarkan saham ini juga cenderung lemah dan harga sahamnya tergolong sangat spekulatif.
- Speculative stocks: Secara prinsip, seluruh saham pada bursa efek bisa digolongkan sebagai saham jenis ini. Tidak ada kepastian apakah investor mampu mendapatkan keuntungan atau kerugian dari saham yang dibelinya.
Perbedaan Saham Biasa dengan Saham Preferen
Pada dasarnya, baik saham biasa maupun saham preferen memberikan investor kesempatan dalam memiliki sebagian dari sebuah perusahaan. Namun, sesuai namanya, ada beberapa perbedaan antara kedua jenis saham tersebut.
-
Dibs pada Dividen
Saat perusahaan membayarkan dividen, pemilik saham preferen atau pilihan sering kali akan menerimanya terlebih dahulu dibanding pemilik saham biasa. Selain itu, jumlah dividen yang diterima oleh pemegang common stock juga merupakan sisa dana dividen, sehingga ada kemungkinan untuk ditanggungkan.
-
Jumlah Dividen
Masih terkait dividen, jumlah yang bisa didapatkan oleh pemilik saham pilihan biasanya telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini selayaknya pada pembayaran bunga dari obligasi. Di sisi lain, pembagian dividen bagi pemilik saham biasa bersifat variabel, atau bisa berubah sesuai dengan keputusan dari pihak petinggi perusahaan.
-
Tingkat Risiko
Apabila perusahaan mengalami masalah dan terancam bangkrut, pemilik saham preferen akan mendapatkan kesempatan lebih tinggi terkait pengajuan klaim atas aset yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, pemilik saham biasa hanya bisa mengajukan klaim saat seluruh pemegang saham pilihan telah melakukan klaim atas haknya. Hal ini pun baru bisa dilakukan dengan asumsi perusahaan masih memiliki sisa dana untuk memenuhi klaim dari pemilik common stock ini.
-
Konversi dari Kelas Saham
Jika dibutuhkan, pemilik saham preferensi mempunyai peluang untuk mengubah jenis sahamnya menjadi common stock atau saham biasa. Konversi kelas saham ini bisa dilakukan oleh pemiliknya sesuai dengan tanggal yang telah direncanakan. Namun, perlu diperhatikan jika aktivitas ini bisa menimbulkan kerugian maupun keuntungan tergantung dari perbedaan nilai dividen saham yang bisa didapatkan pemilik saham melalui saham pilihan maupun nilai di pasar saham.
Cara Hitung Saham Biasa
Saham Biasa
Sebagian dari kamu mungkin penasaran bagaimana cara menghitung nilai dari saham biasa. Pada neraca, common stock biasanya dilaporkan pada bagian ekuitas dari pemegang saham. Informasi tersebut muncul pada neraca berbarengan dengan tipe saham lainnya, seperti saham treasury dan saham preferen.
Nilai dari saham biasa dapat dihitung dengan cara mengurangi jumlah ekuitas dari pemegang common stock dengan ekuitas pemegang saham pilihan dan hasilnya dibagi dengan rata-rata jumlah common stock yang beredar. Dengan begitu, nilai buku dari saham biasa bisa diketahui, walaupun jarang sesuai dengan nilai pasar dari saham biasa. Nilai pasar sendiri didorong oleh pihak investor pada pasar saham, sementara nilai buku didasarkan dari aset perusahaan serta akuntansi.
Baca juga: RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham): Pengertian, Tujuan, hingga Jenis-jenisnya
Alasan Perusahaan Menawarkan Saham Biasa
Baik perusahaan publik atau perusahaan swasta semuanya menawarkan common stock. Hanya saja, pada perusahaan swasta, jenis saham ini umumnya dicadangkan bagi pendiri, investor, maupun karyawan. Saat perusahaan swasta beralih menjadi perusahaan publik, pihak tersebut bisa melakukan IPO atau penawaran umum perdana dan bisa memperdagangkannya.
Di sisi lain, secara umum, perusahaan akan menerbitkan saham biasa dengan tujuan mengumpulkan dana atau modal bisnis melalui IPO. Cara ini juga bisa digunakan sebagai alternatif ketimbang harus mengajukan pinjaman atau utang. Penerbitan common stock ini juga bisa menjadi solusi untuk melunasi utang, menambah modal pembelian perusahaan lain, maupun mendapatkan kas tunai.
Cara Membeli Common Stock
Common stock dapat dibeli melalui pasar modal, maupun via pasar swasta. Pada pasar publik, jenis saham ini bisa dibeli maupun dijual selama hari kerja pada bursa efek. Namun, tidak jarang pula investor membeli jenis saham ini melalui broker yang dikenakan dengan beban biaya sebagai komisi sesuai kesepakatan.
Potensi Keuntungan Saham Biasa Tidak Kalah dengan Saham Preferen
Walaupun secara prioritas terkait pembagian dividen berada di bawahnya, saham biasa tetap mampu memberikan potensi keuntungan yang tak kalah menjanjikan. Pemilik common stock juga mempunyai beragam hak dan kewajiban yang tak jauh berbeda dengan jenis saham lainnya. Hal yang terpenting adalah tetap perhatikan kondisi perusahaan dan pertumbuhannya di masa depan agar mampu meraup cuan optimal dari investasi saham biasa.