Short Selling - Pengertian dan Alasannya Dilarang untuk Pemula
Kekinian, menguntungkan dan mudah dilakukan menjadikan alasan investasi semakin menjadi primadona dikalangan para generasi millenial dan Z saat ini.
Ditambah lagi dengan telah hadirnya beragam aplikasi online yang membuat akses untuk bermain investasi secara online, sehingga membuat peminat investasi semakin tinggi. Dan dari berbagai investasi yang ada saat ini, bisa dikatakan saham menjadi primadonanya.
Menjadi sangat populer akhir-akhir ini, investasi saham bukan lagi menjadi tabungan aset jangka panjang, bahkan telah banyak orang yang memanfaatkannya sebagai bisnis atau trading saham.
Untuk itu banyak strategi, trik sampai jenis transaksi baru pada investasi saham yang digunakan guna untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
Dari berbagai jenis strategi dan transaksi jual-beli saham yang digunakan, salah satu jenis transaksi yang kerap digunakan meskipun berisiko tinggi adalah short selling.
Apa Itu Short Selling?
Short selling adalah strategi yang sering digunakan oleh trader saham saat bertransaksi. Strategi ini dikenal ampuh namun juga bisa berisiko tinggi jika tidak dilakukan secara berhati-hati.
Short selling adalah strategi investasi di mana investor meminjam sekuritas dan menjualnya di pasar, dengan rencana membeli kembali sekuritas tersebut ketika harganya turun dan mengembalikannya dengan nilai yang lebih rendah.
Strategi investasi ini dilandaskan pada spekulasi atas penurunan harga suatu sekuritas dan biasanya hanya dilakukan oleh trader atau investor yang sudah berpengalaman. Di Indonesia short selling memiliki nama lain yaitu, jual kosong.
Short selling adalah wujud dari transaksi yang dilakukan oleh investor menggunakan sistem meminjam saham. Tujuan dari meminjam dana tersebut, untuk menjual saham dengan harga lebih tinggi. Harapannya, investor tersebut dapat membelinya ketika harga saham sedang turun.
Kunci utama dari suksesnya strategi ini adalah dengan pelaku short selling harus bisa melihat pergerakan pasar dan memperkirakan kapan harga akan turun. Ketika harga sudah turun, investor lantas membelinya kembali dan mengembalikannya pada pialang saham.
Namun, tidak semua saham bisa ditransaksikan melalui teknik short selling. Saham-saham yang bisa ditransaksikan dengan short selling harus ditetapkan terlebih dahulu oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tidak hanya itu, dari sisi investor, ada beberapa regulasi yang mesti dilakukan untuk bisa melakukan transaksi short selling saham. Diantaranya yaitu:
- Memiliki rekening efek reguler agar berita transaksi dapat diketahui
- Memiliki rekening efek khusus untuk short selling
- Telah menyetor jaminan awal dengan jumlah minimal Rp200 juta.
Baca Juga: Mengenal MSCI Index dan Daftar Indeks MSCI Indonesia Terbaru
Mekanisme Short Selling
Ada beberapa mekanisme yang dapat dilakukan oleh investor transaksi short selling, antara lain sebagai berikut:
- Seorang investor atau trader melakukan pinjaman saham kepada broker dari perusahaan efek yang telah diawasi oleh OJK.
- Investor lantas menjual saham tersebut kepada orang lain dan menyimpan hasilnya pada rekening investor tersebut di perusahaan efek terkait.
- Investor harus mengakhiri transaksi ini dengan cara membeli kembali saham (buy back) tersebut. Investor akan mendapatkan keuntungan apabila harga saham saat dia membeli kembali (buy back) lebih rendah daripada harga saham tersebut ketika dia meminjam saham itu dari broker. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, maka investor akan merugi.
Contoh Short Selling
Pak Andhy adalah seroang investor saham yang ingin melakukan short selling saham sebesar Rp200juta. Untuk itu dia memutuskan untuk meminjam saham sebesar Rp200 juta ke perusahaan XYZ dimana harganya saat itu sebesar Rp20.000 per lembar. Setelah meminjam, saham tersebut lalu dijual ke pasar dnegan harga Rp20.000.
Sesuai prediksi, harga saham tersebut kemudia turun menjadi Rp18.000 per lembar. Pak Andhy yang memiliki uang hasil penjualan saham pinjaman sebesar Rp20.000 itu kemudan membeli saham membeli saham itu kembali diharga Rp18.000
Karena Pak Andhy awalnya hanya meminjam saham kepada perusahan XYZ, saham yang dibelinya tersebut kemudian harus dikembalikan lagi ke pemberi pinjaman. Jadi darimana keuntungan yang diperoleh Pak Andhy? Yaitu dari selisih antara Rp20.000 dan Rp18.000 yakni Rp2000.
Namun risiko yang bisa saja terjadi adalah jika saham yang dijual tadi ternyata tidak menurun malah naik menjadi Rp22.000. Dengan begitu trader harus merogoh kocek lagi untuk bisa membeli dan mengembalikan saham tersebut.
Baca Juga: Pengertian IDX High Dividend 20 dan Daftar Sahamnya
Manfaat, Pro dan Kontra Short Selling
Meskipun tidak terlalu direkomendasikan untuk dilalukan terutama untuk investor dan trader pemula. Namun strategi short selling sendiri memiliki beberapa manfaat yang membuat masih banyak trader mengunakan strategi ini yaitu:
- Memungkinkan investor mendapatkan keuntungan atas penjualan aset, bahkan di saat pasar sedang tidak dalam kondisi baik.
- Memungkinkan investor menggunakan leverage untuk memperoleh lebih banyak peluang investasi dan keuntungan.
Karena risiko yang tinggi dan tidak bisa dilakukan oleh semua trader dan investor, shor selling menjadi strategi dan transaksi jual-beli saham yang menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra yang dimaksud adalah:
Pro
- Tingkat keuntungan dapat 100% atau lebih
- Dapat dibiayai dari utang
- Shortselling dapat digunakan untuk praktik hedging harga (melindungi dana investor dari kerugian)
Kontra
- High Risk High Return, karena tingkat keuntungannya tinggi, maka tingkat kerugian yang bias dialami oleh investor tinggi pula
- Memerlukan Margin Account
- Utang saham yang digunakan untuk transaksi ini memiliki suku bunga
Salah satu hal yang membuat short selling cukup sulit dilakukan dan menimbulkan pro dan kontra adalah dampaknya yang bisa mengakibatkan penurunan ekonomi dan dinilai menguntungkan investor yang berasal dari institusi yang besar saja.
Bijak Berinvestasi untuk Cuan yang Maksimal
Melakukan transaksi saham apapun sah-sah saja asal jenis transaksi tersebut legal dan bukan tindakan kriminal atau kecurangan. Begitu juga dengan memanfaatkan strategi short selling, boleh-boleh saja. Asalkan memahami betul risiko yang ada, memenuhi persyaratan dan memiliki pengalamn yang cukup. Jika belum lebih baik menghindari menggunakan strategi ini.