Strategi Jual-Beli Saham saat Pasar Sedang "Galau"
Akhir-akhir ini investor dikhawatirkan dengan ancaman taper tantrum. Yakni, gejolak pasar yang diakibatkan kebijakan The Fed mengurangi pembelian obligasi atau quantitative easing (QE).
Memang belum terjadi. Namun risiko taper tantrum sudah membayangi langkah investor saham dalam mengambil keputusan. Kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga jadi galau.
Membuat pasar saham tertekan dengan rencana pengetatan kebijakan tersebut. Apalagi nanti jika taper tantrum benar-benar muncul, mungkin saja IHSG akan bernasib sama seperti 2013, anjlok lebih dari 20 persen.
Pasar saham saat ini sedang tidak menentu karena ada kecemasan taper tantrum. Namun demikian, kamu dapat menggunakan strategi investasi saham ini agar tetap cuan:
Baca Juga: Taper Tantrum, Pengertian dan Efeknya ke Kamu Jika Benar Terjadi
-
Average Down
Average down adalah strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap ketika harga saham jatuh. Jadi seperti menggelontorkan duit lagi beli saham yang harganya merosot dari harga awal.
Kalau dipikir-pikir strategi average down bakal membuatmu rugi semakin besar bila saham yang dibeli, harganya terus jeblok. Akan tetapi, bila melihat sisi positifnya, bisa saja kelemahan ini dapat membalikkan keadaan harga saham kembali menanjak.
Jika ingin strategi average down berhasil, pilih perusahaan yang tepat. Beli saham perusahaan dengan fundamental baik, stabil, dan punya peluang tumbuh cukup besar. B
ukan sebaliknya, beli saham perusahaan yang sudah pasti rugi. Sudah perusahaannya tekor, harga sahamnya terus terseret turun, dan kamu pun makin amsyong.
-
Exchange Traded Fund
Exchange Traded Fund atau ETF adalah reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sama seperti saham.
ETF merupakan penggabungan antara reksadana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual dan beli.
Dengan kata lain, kamu bisa menyiasati investasi dengan cara diversifikasi saat pasar saham tak menentu dengan membeli produk ETF. Keuntungannya, kamu dapat langsung beli maupun jual ETF selama jam bursa berlangsung layaknya saham.
-
Stay Away
Bila tak ingin ambil risiko besar yang bakal membuat jantung deg-degan, lebih baik memilih stay away. Investor lebih baik wait and see sampai kondisi kembali stabil.
Dalam masa-masa penantian ini, kamu dapat berinvestasi pada produk lain, seperti reksadana pasar uang maupun reksadana pendapatan tetap. Risikonya lebih rendah ketimbang saham, serta reksadana saham.
-
Day Trading
Strategi bermain saham yang melakukan jual dan beli di hari yang sama. Memanfaatkan waktu sesingkat mungkin. Begitu melihat pergerakan besar, langsung gas.
Di sini analisa fundamental, seperti membaca laporan keuangan dan peluang jangka panjang lainnya tidak diperlukan. Day trading tak disarankan bagi pemula.
Biasanya dilakukan investor yang sudah punya jam terbang tinggi dan berani mengambil risiko besar. Sebab, kalau rugi tak main-main. Bisa tekor banyak. Tetapi bila berhasil menangkap peluang, bisa cuan gede banget.
Strategi Membeli Saham
Mengetahui kapan waktu terbaik untuk membeli saham bisa dilihat melalui dua analisis yang dapat kamu lakukan. Pertama analisis teknikal, kedua analisis fundamental.
- Analisis fundamental mengacu pada pendekatan kondisi politik, ekonomi, serta tren usaha. Kamu bisa melihatnya melalui laporan keuangan perusahaan atau emiten
- Analisis teknikal menggunakan pergerakan pendekatan saham pada rentang waktu tertentu, termasuk harga dan fluktuasi, serta informasi titik tertinggi dan titik terendah saham.
Agar investasi saham menguntungkan, perlu strategi khusus saat membeli saham. Berikut ini 3 strategi yang harus kamu pelajari, yaitu:
- Buy If/On Breakout
Membeli saham ketika harga saham naik hingga mencapai resistance (harga tertinggi) atau naik hingga level tertentu.
- Buy On Weakness
Membeli saham ketika harga saham turun pada level tertentu. Pastikan harga saham aman untuk dibeli pada level tersebut.
- Buy On Retracement
Membeli saham setelah harga saham mengalami breakout (harga bawah). Pada umumnya, saham yang berhasil melewati kondisi breakout akan langsung mendaki tinggi.
Strategi Menjual Saham
Waktu terbaik untuk menjual saham adalah saat harga saham sedang naik atau yang biasa disebut profit taking. Namun, bagaimana jika harga saham turun? Saat tersebut, kamu bisa menjual saham dengan menetapkan cut loss.
Cut loss merupakan istilah yang digunakan saat menjual saham dengan harga yang lebih rendah dari harga beli sehingga mengalami loss atau kerugian. Langkah ini mampu mencegah kerugian lebih besar akibat harga yang terus merosot.
Cut loss sangat dianjurkan dilakukan oleh trader dan investor untuk menjaga modal yang dimiliki. Waktu paling baik untuk melakukan cut loss berbeda-beda, tergantung posisimu sebagai trader atau investor.
Jika kamu trader aktif, waktu terbaik untuk melakukan cut loss adalah saat saham yang dipegang terus menerus mengalami penurunan. Selalu perhatikan arah pergerakan saham untuk menentukan waktu yang tepat melakukan cut loss.
Sedangkan jika kamu investor (tipe investasi jangka panjang), waktu melakukan cut loss terbaik, yaitu ketika terjadi perubahan fundamental. Hal tersebut bisa dilihat dari kinerja fundamental perusahaan.
Bila muncul berita buruk mengenai perusahaan atau emiten karena terimbas koreksi IHSG, saat itulah kamu sebaiknya mengambil langkah cut loss.
Baca Juga: Cara Mudah Investasi di Pasar Modal, Pemula Juga Bisa